Tuba Falopi Tersumbat: Gejala, Penyebab, Dampak dan Pengobatan

Daftar isi artikel
Intinya Nih, Moms:
- Tuba falopi tersumbat adalah kondisi di mana saluran penghubung ovarium dan rahim mengalami penyumbatan.
- Penyebabnya bisa karena infeksi panggul, endometriosis, atau jaringan parut akibat operasi sebelumnya.
- Kondisi ini sering menyebabkan kesulitan hamil karena menghambat pertemuan sel telur dan sperma.
- Pengobatan dapat berupa obat-obatan, operasi laparoskopi, atau program bayi tabung (IVF).
Tuba falopi tersumbat merupakan salah satu penyebab umum dari sulit hamil pada wanita.
Kondisi ini terjadi ketika saluran yang menghubungkan ovarium dan rahim terhalang oleh jaringan parut, infeksi, atau cairan, sehingga mengganggu proses pertemuan sel telur dan sperma.
Karena proses pembuahan biasanya terjadi di dalam tuba falopi, sumbatan sekecil apa pun bisa berdampak besar pada peluang kehamilan secara alami.
Oleh sebab itu, penting untuk mengenali penyebab dan cara mengatasi tuba falopi tersumbat agar dapat meningkatkan peluang kehamilan.
Simak, ya, jika Moms dan Dads berencana untuk memiliki momongan.
Gejala Tuba Falopi Tersumbat

Melansir laman Medical News Today, tuba falopi tersumbat sering kali tidak menimbulkan gejala yang jelas, sehingga banyak wanita tidak menyadarinya sampai mereka mengalami kesulitan untuk hamil.
Jadi, gejala paling umum adalah infertilitas, yaitu tidak berhasil hamil setelah mencoba selama satu tahun tanpa kontrasepsi.
Namun pada beberapa kasus, wanita mungkin merasakan nyeri di area panggul atau perut bagian bawah, yang bisa terjadi secara berkala, seperti saat menstruasi, atau berlangsung terus-menerus.
Selain itu, penyumbatan tuba falopi juga dapat menyebabkan kehamilan ektopik, yaitu kondisi ketika sel telur yang telah dibuahi menempel di dalam tuba, bukan di rahim.
Gejalanya bisa berupa nyeri tajam di satu sisi perut dan perdarahan ringan dari vagina.
Jika ada riwayat infeksi panggul sebelumnya, seperti dari penyakit menular seksual, wanita juga bisa mengalami gejala ringan seperti keputihan yang tidak biasa atau demam, yang mungkin berkaitan dengan kerusakan pada saluran tuba.
Dampak Tuba Falopi Tersumbat

Jika tuba falopi tersumbat, perjalanan sel telur bisa terganggu dan ini dapat memengaruhi kesuburan wanita.
Berikut beberapa kemungkinan dampak tuba falopi tersumbat:
1. Sulit Hamil atau Infertilitas
Sumbatan pada tuba falopi membuat sel telur dan sperma sulit bertemu, sehingga pembuahan tidak terjadi.
Akibatnya, wanita dengan kondisi ini bisa mengalami kesulitan untuk hamil secara alami.
2. Risiko Kehamilan Ektopik
Jika hanya sebagian tuba yang tersumbat, sperma mungkin masih bisa mencapai sel telur dan terjadi pembuahan.
Namun, embrio bisa terjebak di dalam tuba dan menempel di sana, bukan di rahim.
Kondisi ini disebut kehamilan ektopik yang berbahaya karena bisa menyebabkan pendarahan dan mengancam keselamatan ibu.
3. Gangguan Siklus Menstruasi
Meskipun tidak selalu terjadi, sebagian wanita dengan tuba tersumbat dapat mengalami perubahan pada siklus menstruasi, misalnya haid terasa lebih sakit atau perdarahan menjadi tidak teratur.
Penyebab Tuba Falopi Tersumbat

Lantas, apa yang menyebabkan tuba falopi tersumbat? Beberapa kondisi ini bisa jadi pemicunya.
1. Penyakit Radang Panggul (PID)
Penyakit radang panggul (PID) terjadi ketika infeksi dari vagina atau leher rahim menyebar ke organ reproduksi bagian atas, termasuk rahim, tuba falopi, dan ovarium.
Infeksi ini sering disebabkan oleh penyakit menular seksual (PMS) seperti klamidia atau gonore.
Saat tuba mengalami peradangan akibat infeksi, tubuh merespons dengan membentuk jaringan parut sebagai bagian dari proses penyembuhan.
Namun, jaringan parut ini bisa menyempitkan atau bahkan menutup tuba falopi sepenuhnya.
2. Infeksi Menular Seksual (IMS)
Infeksi menular seksual (IMS), khususnya yang disebabkan oleh Chlamydia trachomatis dan gonore, merupakan salah satu penyebab utama tuba falopi tersumbat.
Hal ini karena infeksi yang tidak ditangani dapat menjalar ke organ reproduksi bagian atas dan menyebabkan peradangan pada saluran tuba, yang dikenal sebagai penyakit radang panggul (PID).
Jurnal Sexually Transmitted Infections yang dipublikasikan oleh BMJ menemukan bahwa wanita yang positif klamidia memiliki risiko lebih tinggi terkena PID (penyakit radang panggul).
Temuan tersebut memperkuat bahwa IMS seperti klamidia memiliki kontribusi besar terhadap gangguan kesuburan akibat kerusakan tuba falopi.
3. Endometriosis
Endometriosis bisa menyebabkan tuba falopi tersumbat karena jaringan yang seharusnya tumbuh di dalam rahim malah tumbuh di luar rahim, termasuk di sekitar atau di dalam tuba falopi.
Jaringan ini bisa menimbulkan peradangan dan luka, yang lama-kelamaan berubah jadi jaringan parut atau lengketan (adhesi).
Akibatnya, saluran tuba bisa tertutup atau menyempit, sehingga sel telur tidak bisa lewat untuk bertemu dengan sperma.
4. Fibroid Rahim
Melansir laman Healthline, fibroid rahim dapat menjadi salah satu penyebab tersumbatnya tuba falopi karena dapat secara langsung menekan atau menghalangi ostium tuba (mulut tuba).
Fibroid adalah tumor jinak yang tumbuh di dalam atau sekitar rahim, dan jika letaknya dekat dengan tempat tuba falopi masuk ke rahim, maka fibroid dapat menyebabkan penyempitan atau penyumbatan pada tuba tersebut.
Akibatnya, sel telur sulit melewati saluran tuba menuju rahim, dan sperma pun tidak dapat mencapai sel telur untuk pembuahan.
5. Tumor atau Kista di Area Reproduksi
Tuba falopi adalah saluran tipis dan fleksibel yang sangat sensitif terhadap gangguan fisik di sekitarnya.
Jika ada kista ovarium yang besar atau tumor di rahim dan sekitarnya, struktur ini bisa menekan tuba falopi dari luar sehingga menghambat pergerakan sel telur maupun sperma.
Selain itu, beberapa jenis kista seperti kista endometrioma akibat endometriosis dapat menyebabkan peradangan di area pelvis.
Peradangan ini bisa menimbulkan jaringan parut (adhesi) yang akhirnya menutup atau membatasi fungsi tuba.
Dalam beberapa kasus, kista juga dapat memicu pembentukan cairan dalam tuba (hydrosalpinx) atau menyebabkan perlekatan organ, yang semuanya berdampak langsung pada kemampuan tuba falopi untuk menjalankan perannya dalam proses pembuahan.
6. Operasi di Area Panggul atau Abdomen
Operasi di area panggul atau perut (abdomen), seperti operasi usus buntu, operasi kista ovarium, atau bedah caesar, dapat menyebabkan tuba falopi tersumbat karena berisiko menimbulkan jaringan parut (adhesi).
Jika adhesi terbentuk di sekitar tuba falopi, saluran ini bisa menjadi bengkok, terjepit, atau bahkan tertutup sebagian maupun seluruhnya.
Akibatnya, sel telur sulit bertemu sperma, atau embrio yang sudah terbentuk tidak bisa mencapai rahim, sehingga kehamilan alami menjadi lebih sulit terjadi.
7. Kehamilan Ektopik Sebelumnya
Menurut American College of Obstetricians and Gynecologists (ACOG), wanita yang pernah mengalami kehamilan ektopik memiliki kemungkinan lebih tinggi mengalami kerusakan permanen pada tuba falopi, terutama jika tidak segera ditangani.
Hal ini karena kehamilan yang terjadi di luar rahim, terutama di dalam tuba falopi, bisa merusak jaringan saluran tersebut.
Ketika embrio tumbuh di dalam tuba falopi, struktur tabung yang sempit itu bisa meregang, pecah, atau mengalami luka parah, sehingga menimbulkan peradangan dan jaringan parut saat proses penyembuhan berlangsung.
Jaringan parut inilah yang dapat menutup atau mempersempit saluran tuba, sehingga menghambat pergerakan sel telur dan sperma.
Bahkan jika tuba tidak tertutup sepenuhnya, kondisi pasca-ektopik tetap bisa meningkatkan risiko terjadinya kehamilan ektopik ulang di masa depan.
Baca Juga: 3 Terapi Kesuburan Wanita untuk Program Hamil Menurut Dokter
Cara Mendiagnosis Tuba Falopi Tersumbat

Melansir laman Cleveland Clinic, dokter biasanya melakukan beberapa jenis pemeriksaan berikut untuk mengetahui apakah tuba falopi tersumbat:
1. Ultrasonografi (USG)
Secara normal, tuba falopi tidak terlihat jelas lewat USG.
Namun, jika ada penumpukan cairan (seperti pada kasus hydrosalpinx), ukuran tuba bisa tampak membesar atau membentuk seperti sosis.
Jika terlihat mencurigakan, dokter mungkin akan menyarankan tes lanjutan untuk memastikan penyebabnya.
2. Histerosalpingografi (HSG)
Ini adalah tes yang paling umum dilakukan untuk mendeteksi sumbatan pada tuba falopi.
Prosedurnya melibatkan penyuntikan cairan pewarna (kontras) ke dalam rahim melalui leher rahim, lalu dilakukan foto rontgen.
Jika pewarna mengalir dengan lancar hingga keluar dari ujung tuba ke rongga perut, artinya tuba tidak tersumbat.
Tapi jika aliran pewarna terhenti, berarti ada sumbatan.
3. Laparoskopi
Merupakan prosedur pembedahan minimal (bedah lubang kunci) yang memungkinkan dokter melihat langsung ke dalam rongga perut dan kondisi tuba falopi.
Dokter akan membuat sayatan kecil di perut dan memasukkan alat kamera kecil (laparoskop).
Kadang, pewarna juga disuntikkan untuk melihat apakah cairan bisa mengalir melewati tuba.
Laparoskopi sering digunakan untuk mengonfirmasi hasil HSG jika masih belum memberikan hasil yang pasti.
Baca Juga: Ciri-ciri Rahim Bermasalah dan Penyebabnya, Moms Wajib Tahu!
Pengobatan Tuba Falopi Tersumbat

Berikut ini beberapa metode pengobatan yang umum dilakukan untuk mengatasi tuba falopi tersumbat:
1. Pemberian Antibiotik
Jika sumbatan disebabkan oleh infeksi aktif, dokter akan meresepkan antibiotik untuk mengatasi infeksi tersebut.
Namun, antibiotik biasanya hanya mencegah kerusakan lebih lanjut dan tidak bisa memperbaiki kerusakan yang sudah terjadi di tuba.
2. Operasi Laparoskopi
Ini adalah prosedur bedah dengan sayatan kecil dan menggunakan kamera.
Operasi ini bertujuan untuk:
- Mengangkat jaringan parut atau perlengketan yang menyebabkan sumbatan.
- Memperbaiki bagian tuba yang rusak.
- Membuat lubang baru di ujung tuba (biasanya pada kasus hydrosalpinx).
Operasi ini cocok jika sumbatan tidak terlalu parah dan hanya terjadi di salah satu tuba.
3. Salpingektomi atau Salpingostomi
Salpingektomi adalah tindakan medis untuk mengangkat seluruh tuba falopi yang rusak atau sudah tidak berfungsi.
Biasanya ini dilakukan kalau kondisi tuba sudah terlalu parah, seperti tersumbat total atau ada infeksi berat yang tidak bisa diperbaiki lagi.
Karena tuba diangkat, sel telur tidak bisa lewat jalur itu lagi, sehingga peluang hamil secara alami akan berkurang, apalagi jika kedua tuba diangkat.
Biasanya, setelah salpingektomi, dokter akan menyarankan program bayi tabung (IVF) untuk bisa hamil.
Sementara itu, salpingostomi adalah prosedur membuat lubang baru di ujung tuba falopi.
Ini dilakukan kalau tuba tersumbat karena cairan, seperti pada kondisi hydrosalpinx (tuba penuh cairan).
Tujuannya agar cairan bisa keluar dan tidak mengganggu proses kehamilan.
Prosedur ini tidak mengangkat tuba, tapi hanya memperbaikinya agar masih bisa digunakan.
Namun, ada risiko tuba bisa tersumbat lagi atau tidak bekerja secara optimal.
Kedua tindakan ini dilakukan dengan tujuan memperbesar peluang kehamilan, baik secara alami maupun melalui bantuan teknologi seperti IVF.
4. Program Bayi Tabung (IVF)
Jika kedua tuba tersumbat total atau sudah diangkat, maka kehamilan secara alami sulit terjadi.
Solusi yang paling efektif adalah IVF (In Vitro Fertilization) atau bayi tabung.
Dalam prosedur ini, sel telur dibuahi di luar tubuh, lalu embrio yang terbentuk dimasukkan langsung ke dalam rahim, sehingga tidak lagi membutuhkan tuba falopi.
Baca Juga: Benarkah Polip Rahim Menyebabkan Sulit Hamil? Simak Moms
Demikian penjelasan tentang tuba falopi tersumbat yang perlu Moms pahami.
Jika merasa salah satu gejala yang telah disebutkan di atas, jangan ragu untuk segera konsultasi dengan dokter spesialis obstetri dan ginekologi (kandungan dan kebidanan), ya.
- https://www.medicalnewstoday.com/articles/321419
- https://www.healthline.com/health/womens-health/blocked-fallopian-tubes
- https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/24437-hydrosalpinx
- https://positivestepsfertility.com/infertility-causes/blocked-fallopian-tubes/
- https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/30606817/
- https://www.acog.org/clinical/clinical-guidance/practice-bulletin/articles/2018/03/tubal-ectopic-pregnancy
- https://fertilitynj.com/infertility/female-infertility/structural-causes/hydrosalpinx/
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Baca selanjutnya
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2025 Orami. All rights reserved.