29 August 2025

Alergi Ayam: Penyebab, Gejala, dan Cara Mengatasinya

Termasuk alergi pada telur dan dagingnya

Intinya Nih, Moms:

  • Alergi ayam tergolong langka tapi bisa menyebabkan gejala ringan hingga berat.
  • Alergi bisa dipicu oleh daging ayam, telur, atau bulu ayam.
  • Gejalanya bervariasi, mulai dari ruam hingga anafilaksis yang mengancam nyawa.
  • Pengobatan utama adalah menghindari ayam dan memakai obat antihistamin bila perlu.
  • Konsultasi ke dokter sangat penting untuk diagnosis, penanganan, dan pencegahan.

Bagi sebagian orang, ayam mungkin menjadi sumber protein favorit. Namun, ternyata ada juga yang mungkin menghindarinya karena mengalami alergi ayam.

Ayam rendah lemak dan tinggi protein merupakan makanan yang tepat jika Moms atau Dads sedang diet.

Akan tetapi, hal ini berbanding terbalik jika memiliki alergi ayam.

Alergi ayam tidak umum, tetapi dapat menyebabkan gejala yang tidak nyaman atau bahkan berbahaya pada beberapa orang.

Mengenal Alergi Ayam

Alergi ayam terjadi ketika Moms, Dads, atau Si Kecil sedang mengonsumsi ayam (baik telur maupun dagingnya), lalu muncul gejala alergi.

Kondisi ini berarti sistem kekebalan tubuh secara keliru mengindentifikasi alergen sebagai zat berbahaya.

Menurut Allergo Journal International, reaksi alergi terhadap daging ayam sebenarnya termasuk kejadian yang langka.

Alergi ayam bisa saja terjadi pada orang dewasa atau anak-anak.

Namun, kondisi ini paling sering terlihat pada remaja, dimulai sekitar usia prasekolah. Selain alergi ayam, seseorang juga bisa mengalami alergi daging sapi.

Penyebab Alergi Ayam

Ilustrasi ayam
Foto: Ilustrasi ayam (Orami Photo Stock)

Penyebab alergi ayam terbagi menjadi dua, yaitu alergi primer dan alergi sekunder.

Alergi primer adalah alergi yang sebenarnya, sedangkan alergi sekunder terjadi akibat reaksi silang dengan alergi lain.

Contohnya alergi terhadap telur, meskipun jarang terjadi.

Menurut Healthline, ada dua alergen utama yang menjadi penyebab alergi ayam, yaitu ovomucoid dan ovalbumin.

Keduanya sama-sama ditemukan dalam putih telur.

Ovomukoid cenderung tahan asam dan stabil terhadap panas.

Orang yang memiliki reaksi alergi terhadap ovomucoid biasanya tidak dapat mentolerir telur mentah atau matang.

Di sisi lain, ovalbumin rusak pada suhu tinggi, sehingga orang alergi terhadap ovalbumin sering kali dapat mentolerir telur yang dimasak.

Hanya ada beberapa laporan orang dengan alergi telur ayam yang juga alergi terhadap daging ayam.

Namun, harus hati-hati dengan vaksin yang diproduksi menggunakan media kultur yang mengandung telur ayam.

Telur juga banyak ditemukan pada masakan telur dan banyak makanan olahan yang menggunakan telur sebagai bahan pengikat.

Sementara penyebab alergi ayam untuk bagian dagingnya, terjadi saat tubuh merespons daging ayam sebagai sesuatu yang berbahaya.

Hal ini mengakibatkan sistem imun tubuh memproduksi antibodi bernama immunoglobin E (IgE) yang berperan menyerang alergen (pemicu alergi).

Respons ini dapat menyebabkan munculnya gejala merugikan, mulai dari yang ringan hingga parah.

Gejala Alergi Ayam

Ilustrasi Tubuh Alergi
Foto: Ilustrasi Tubuh Alergi (Shutterstock.com)

Alergi ayam dapat menyebabkan gejala dengan tingkat keparahan yang bervariasi.

Karena ini adalah kondisi yang langka, sulit untuk mengatakan apa reaksi yang paling umum.

Namun, orang dengan alergi atau intoleransi daging ayam mungkin mengalami gejala berikut setelah makan atau bersentuhan dengan daging ayam:

1. Gejala Alergi Ayam yang Umum

Melansir dari laman Medical News Today, ada beberapa gejala umum alergi ayam, seperti:

  • Batuk atau mengi
  • Kulit merah, iritasi
  • Gatal-gatal
  • Tenggorokan yang meradang atau bengkak
  • Lidah atau bibir bengkak
  • Bersin
  • Mual atau muntah
  • Kram perut
  • Diare
  • Sakit tenggorokan
  • Bengkak, mata berair

2. Gejala Alergi Ayam Anafilaksis

Dalam kasus yang lebih parah, seseorang mungkin mengalami reaksi alergi berbahaya yang dikenal sebagai anafilaksis.

Melansir dari Vinmec, gejala anafilaksis meliputi:

  • Kesulitan bernapas
  • Palpitasi jantung
  • Jantung yang berpacu
  • Penurunan tekanan darah
  • Hilang kesadaran

Jika seseorang mengalami salah satu gejala di atas setelah makan ayam matang atau menangani ayam mentah, mereka harus segera mendapatkan perhatian medis.

Pasalnya, anafilaksis adalah kondisi yang mengancam jiwa dan membutuhkan pertolongan segera.

Cara Mengobati Alergi Ayam

Cara mengobati alergi ayam adalah dengan menghindarinya.

Selain itu, ada beberapa juga yang harus dilakukan, antara lain:

1. Berhati-hati dengan Hidangan Makanan

Hati-hati dengan hidangan yang mengandung kaldu ayam, bahan umum dalam sup.

Ayam juga menjadi populer sebagai pengganti daging merah, jadi Moms atau Dads mungkin menganggapnya seperti daging hamburger.

Pastikan bakso, cabai, dan daging cincang yang dimakan bebas dari paparan ayam sebelum dikunyah.

2. Gunakan Bahan Hipoalergenik

Jika memiliki alergi terhadap bulu ayam, selimut atau bantal yang mengandung bulu angsa dapat memicu reaksi alergi.

Sebaiknya gunakan bantal berbahan hipoalergenik yang tidak mengandung bulu agar aman bagi penderita alergi.

3. Diskusi dengan Dokter

Kontrol rutin dengan dokter dapat membantu menyesuaikan cara penanganan dan memantau tingkat keparahan alergi.

Dalam beberapa kasus, desensitisasi atau imunoterapi seperti imunoterapi sublingual (SLIT) dapat dipertimbangkan untuk mengurangi alergi secara bertahap.

Namun, metode ini masih jarang dilakukan dan harus dijalani di bawah pengawasan tenaga medis.

4. Konsumsi Obat-obatan

Dalam kasus paparan yang tidak disengaja, Moms dapat mencoba obat antihistamin yang dijual bebas.

Antihistamin dapat membantu menghentikan sistem kekebalan agar tidak bereaksi berlebihan terhadap ayam.

Siapa pun yang mengalami reaksi parah harus segera mendapatkan perhatian medis.

Melansir dari New York Allergy Care, beberapa kasus mengharuskan penggunaan suntikan epinefrin, yang sering dikenal dengan nama merek EpiPen.

Segera konsultasikan ke dokter jika Moms mengalami gejala reaksi alergi hingga beberapa jam setelah makan daging ayam.

Sekalipun reaksinya ringan, dokter dapat membantu memastikan penyebab, mengobati reaksinya, dan menyarankan upaya pencegahan agar alergi tak mudah kambuh di masa mendatang.

Kapan Harus ke Dokter?

Kalau Moms curiga punya alergi ayam, penting untuk segera periksa ke dokter, apalagi kalau muncul gejala alergi setelah makan atau bersentuhan dengan ayam.

Walau gejalanya terlihat ringan, Moms tetap perlu konsultasi dengan tenaga medis agar bisa tahu pasti apakah Moms benar-benar alergi ayam.

Dokter juga bisa bantu memberikan pengobatan yang tepat dan tips untuk menghindari reaksi serupa di kemudian hari.

Kalau gejalanya berat atau mengarah ke anafilaksis, jangan tunda. Segera cari bantuan medis darurat, ya!

Setelah itu, tetap lanjutkan pemeriksaan ke dokter agar bisa ditangani lebih lanjut, termasuk kemungkinan penggunaan epinefrin darurat.

  • https://www.verywellhealth.com/meat-allergy-82891
  • https://www.healthline.com/health/chicken-allergy#outlook
  • https://www.medicalnewstoday.com/articles/323070#seeing-a-doctor
  • https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC4861744/pdf/40629_2016_Article_108.pdf
  • https://www.jacionline.org/article/S0091-6749(97)70154-4/pdf
  • https://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S0091674920303432
  • https://www.researchgate.net/publication/26829856_Food_allergy_to_chicken_meat_with_IgE_reactivity_to_muscle_a-parvalbumin
  • https://theconversation.com/health-check-how-to-avoid-getting-ill-from-chicken-34795
  • https://www.medicalnewstoday.com/articles/323070
  • https://www.vinmec.com/eng/blog/chicken-allergy-symptoms-causes-en
  • https://www.wyndly.com/blogs/learn/poultry-allergy
  • https://www.nyallergy.com/chicken-allergy/

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2025 Orami. All rights reserved.