6 Penyebab Anak Suka Marah, Bisa karena Perilaku Orang Tua
Intinya Nih Moms:
- Amarah bisa muncul pada anak yang ingin mencari perhatian atau tidak mendapatkan keinginannya.
- Kondisi fisik seperti lelah, lapar, atau tidak nyaman juga memicu kemarahan.
- Orang tua perlu memberi contoh positif, memahami kebutuhan anak, dan mengajarkan cara mengelola emosi dengan sabar.
Moms, apakah Si Kecil sering meluapkan emosinya akhir-akhir ini? Jika iya, maka informasi seputar penyebab anak suka marah ini wajib Moms baca.
Menjadi seorang ibu memang menjadi tantangan tersendiri. Terutama bagi Moms yang memiliki buah hati, baik yang masih balita maupun yang sudah memasuki usia sekolah.
Anak-anak memiliki pemikiran yang sulit dimengerti. Moms pasti menebak-nebak, apa ia sedang marah atau tidak.
Terkadang ada beberapa hal yang tidak Moms ketahui, justru membuatnya marah, lho.
Dalam membangun sikap yang baik pada anak, perkembangan emosinya adalah hal yang sangat penting.
Saat ia sedang marah atau kesal, jangan langsung menyalahkan anak, ada baiknya Moms introspeksi diri. Bisa jadi, Moms yang menjadi penyebabnya.
Nah, Moms pasti tidak mau, kan, Si Kecil punya rasa kesal atau amarah yang ditumpuk lalu meledak di kemudian hari?
Baca Juga: Kenali Peaceful Parenting, Asuh Anak Tanpa Marah dan Bentak
Penyebab Anak Suka Marah

Setiap anak punya sifat yang berbeda. Beberapa anak terlihat ramah dan bersahabat. Tapi, ada jugaanak suka marah dan galak.
Tak hanya pada pengasuhnya atau orang yang dekat dengannya, tapi juga galak pada teman-temannya.
1. Keputusasaan
Mengutip dari Choosing Therapy, anak suka marah bisa disebabkan karena keputuasaan.
Tanpa disadari, beberapa orangtua lupa untuk memuji anak-anak mereka setiap melakukan hal baik. Hal ini bisa jadi pemicu anak suka marah.
Salah satu tips pengasuhan yang baik adalah memotivasi mereka dengan kalimat yang bersemangat.
Berikan Si Kecil apresiasi saat ia melakukan sesuatu dengan baik, Moms.
Tidak perlu diberi hadiah, ungkapan saja sudah cukup membuatnya senang dan percaya diri
2. Frustasi
Mengutip dari artikel jurnal yang dipublikasikan di Child Development, anak suka marah juga bisa karena dirinya frustasi.
Rasa putus asa seringkali disertai dengan perasaan tidak berdaya.
Anak-anak mungkin menjadi marah ketika mereka merasa tidak mampu mengubah keadaan mereka atau mencapai tujuan mereka.
Ketika anak merasa tidak ada yang bisa mereka lakukan untuk memperbaiki situasi atau mengatasi masalah, hal ini bisa menimbulkan perasaan frustrasi dan kemarahan yang intens.
Anak mungkin juga merasa terjebak dan kesal karena merasa tidak memiliki kontrol atas situasi mereka.
3. Mendapat Ancaman
Saat merasa kesal, tidak jarang Moms memberikan ancaman pada anak. Misalnya, kalau menonton TV akan dikurung di kamar.
Sebenarnya itu hal yang tidak boleh dilakukan. Karena selain membuat anak rauma, juga bisa membuat anak suka marah.
Meskipun terkadang Moms merasa dengan ancaman bisa mengatur anak, jangan jadikan ini kebiasaan.
Ini hanya akan membuat anak terganggu dan merasa tidak dipercaya. Moms hanya akan mendapatkan reaksi negatif darinya.
4. Diabaikan dan Dihukum
Ketika Moms mengabaikan anak, mereka merasa tidak dianggap dan diinginkan.
Dari perasaan ini, akan tumbuh kebencian hingga membuat anak suka marah, Moms.
Hukuman pun tidak akan membantu. Semua ini hanya akan membuat anak merasa tidak nyaman, malu, dan marah.
5. Disfungsi Keluarga
Ketika keluarga tidak mampu mengatasi masalah secara konstruktif atau menggunakan gaya komunikasi yang tidak efektif, anak-anak mungkin merasakan kekecewaan dan kemarahan.
Jika orang tua menggunakan metode disiplin yang tidak adil, hal ini juga dapat menimbulkan kemarahan pada anak-anak.
6. Trauma
Masih mengutip dari Choosing Therapy, ketika anak-anak mengalami kejadian buruk, seperti trauma dan pengabaian, mereka dapat merasakan kemarahan yang atas perlakuan buruk yang mereka alami.
Biasanya, pelaku memiliki lebih banyak kekuasaan atau kontrol, yang membuat anak merasa tidak berdaya dan sulit untuk melawan atau melaporkan kejadian yang terjadi.
Dengan adanya perasaan tidak berdaya ini, kemarahan yang dirasakan oleh anak tidak selalu bisa diungkapkan langsung kepada orang tua atau orang lain yang membuat anak marah.
Sebagai gantinya, kemarahan itu bisa muncul di situasi lain atau di tempat lain yang tidak terkait langsung dengan penyebab kemarahan.
Misalnya, anak mungkin menjadi lebih mudah marah atau bertingkah agresif di sekolah atau saat bermain dengan teman-teman.
Sedangkan, sebenarnya merupakan cara mereka mengungkapkan perasaan marah yang mereka pendam karena pengalaman buruk yang mereka alami.
Baca Juga: Anak Suka Berbohong, Jangan Marah dan Terbawa Emosi Dulu Moms!
Cara Mengatasi Anak Suka Marah

Coba lakukan cara berikut jika anak suka marah pada orang-orang di sekitarnya:
1. Ajari Cara Kelola Emosi
Jika anak suka marah, Moms bisa mulai dengan mencoba latih emosinya agar dapat dikelola oleh Si Kecil.
Misal, Moms bisa katakan, "Kamu terlihat marah sekarang."
Kemudian, Moms dapat memulai percakapan tentang perasaannya saat itu dengan mengaitkannya pada tokoh atau karakter dalam buku atau film.
Baca Juga: 6 Faktor yang Mempengaruhi Emosi Anak, Apa Saja Ya?
2. Jelaskan Perbedaan antara Perasaan dan Perilaku
Penting bagi Si Kecil untuk belajar bagaimana mengekspresikan emosi mereka dengan cara yang sesuai secara sosial.
Ini, secara tidak langsung, membuatnya sadar bahwa anak suka marah cenderung sering mengalami kesulitan.
Beri tahu Si Kecil bahwa ia boleh merasakan emosi apa pun, termasuk marah, tetapi jelaskan bahwa dia memiliki pilihan dalam bagaimana menanggapi perasaan tak nyaman itu.
3. Disiplinkan dengan Cara Khusus
Selain mengenalkan emosi, cara mengatasi anak yang suka marah juga bisa dengan mendisiplinkan dirinya dengan cara khusus.
Hati-hati, mendisiplinkan anak sensitif seperti sifat pemarah dengan keras, justru malah membuatnya makin tertekan.
Namun, bukan berarti anak yang suka marah-marah tak boleh disiplinkan. Moms bisa membantu menangani emosinya dengan cara khusus.
Misalnya, melatih pernapasan saat marah atau mengingatkan atau berkomunikasi dengannya dengan kalimat yang diplomatis.
4. Akui Perasaan Si Kecil
Terkadang, Moms secara tidak sengaja mengecilkan perasaan Si Kecil dengan mengatakan, "Masa begitu saja marah." Padahal, ini akan mengajarkan pada Si Kecil bahwa perasaannya salah.
Ini justru membuatnya kesulitan memvalidasi perasaannya, sehingga membuat anak suka marah.
Kali ini, cobalah tunjukkan pada Si Kecil kalau Moms memahami bagaimana perasaannya dan berikan empati.
Jadi, coba katakan, "Kamu marah, ya? Ya sudah, kalau begitu kita tidak usah pergi ke taman ya, supaya kamu bisa meredakan kemarahanmu dulu."
Dengan begitu, Si Kecil akan memahami bahwa emosi dapat cepat berlalu, dan perasaannya saat itu tidak akan bertahan selamanya.
Dengan menyadari bahwa perasaan mereka, termasuk kemarahan, bisa datang dan pergi, dapat membantu Si Kecil tak menjadi galak saat sedang emosional.
Tapi tentu saja cara mengatasi anak galak dan suka marah-marah ini hanya berlaku pada anak yang telah mampu berkomunikasi dengan baik, setidaknya di atas usia 3 tahun.
Pada anak di atas 1 tahun, cara terbaik untuk membantu mereka mengatasi emosinya adalah dengan cara menjauhkannya dari hal-hal yang membuat Si Kecil marah dan kesal.
Moms juga bisa mengalihkan fokus Si Kecil dari situasi tersebut.
5. Ajak Anak Liburan
Mengutip dari Child Mind Institue, mengatasi anak suka marah juga bisa dengan mengajak mereka liburan sambil memberikan perhatian.
Anak-anak seringkali perlu waktu untuk relaksasi dan mengumpulkan kembali pemikiran mereka, dan mengubah lingkungan yang menyebabkan perasaan marah dapat membantu.
Orang tua dapat membantu anak-anak membaca cerita, mandi bersama untuk meningkatkan bonding, atau menggambar dan mewarnai gambar.
Dengan menyediakan alternatif yang menenangkan, anak-anak dapat relaks dan mengalihkan fokus mereka.
7. Ajak Anak Bergerak
Masih mengutip dari Child Mind Institue, Moms bisa mengajak anak bergerak.
Libatkan anak-anak dalam aktivitas yang menggunakan seluruh tubuh seperti jumping jacks, lari, atau menari.
Anak-anak juga dapat mengalihkan kemarahan mereka dengan bermain dengan play dough atau tanah liat, yang bisa digilas, dipilin, dan ditarik-tarik.
Aktivitas fisik dapat membantu anak-anak mengalihkan kemarahan mereka sambil memberikan waktu yang dibutuhkan untuk menenangkan diri.
Baca Juga: 10 Bentuk Komunikasi Non Verbal yang Bikin Moms Lebih Dekat dengan Anak
Moms, perlu diingat, anak-anak yang suka marah butuh bantuan kita untuk mengendalikan amarahnya.
Oleh karena itu, besar peranan orang tua untuk mengajak anak lebihmengenal dirinya sendiri, terutama terhadap perasaan yang ia rasakan.
- https://www.mother.ly/parenting/what-is-temperament-in-parenting/
- https://www.mother.ly/parenting/what-to-know-attachment-theory/
- https://www.healthychildren.org/English/ages-stages/gradeschool/Pages/How-to-Understand-Your-Childs-Temperament.aspx#:~:text=Some%20children%20with%20difficult%20temperaments,on%20the%20mother%20and%20family.
- https://www.sciencedirect.com/science/article/pii/002244059490006X
- https://capmh.biomedcentral.com/articles/10.1186/s13034-017-0148-5
- https://www.parents.com/6-ways-to-help-your-child-manage-their-anger-11694923
- https://www.choosingtherapy.com/anger-children/
- https://www.jstor.org/stable/1131944?origin=crossref
- https://childmind.org/article/is-my-childs-anger-normal/
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2025 Orami. All rights reserved.