Aturan Menonton Televisi untuk Anak yang Perlu Diterapkan
Intinya Nih, Moms:
- Menonton televisi boleh jadi hiburan untuk anak, tetapi tetap perlu aturan yang jelas.
- Terlalu lama di depan layar bisa mengganggu kesehatan fisik dan perkembangan otak.
- Batasan waktu menonton membantu anak tetap aktif bergerak dan belajar dengan seimbang.
- Pilih juga tayangan yang sesuai usia agar anak mendapat tontonan yang bermanfaat.
- Dengan aturan yang tepat, televisi bisa jadi sarana hiburan sekaligus edukasi bagi anak.
Aturan menonton televisi untuk anak sering kali jadi dilema bagi Moms, apalagi ketika si kecil bisa betah duduk berjam-jam di depan layar.
Apakah 1 jam sehari sudah cukup? Atau justru 2–3 jam masih aman?
Faktanya, terlalu lama menonton TV bisa mengurangi interaksi anak dengan lingkungan sekitar dan berdampak pada perkembangannya.
Karena itu, penting bagi Moms untuk tahu durasi ideal menonton TV, kapan waktu terbaiknya, serta tayangan apa saja yang sesuai usia anak.
Yuk, simak pembahasan lengkapnya agar Moms bisa lebih bijak mengatur screen time si kecil hingga akhir artikel ini!
Aturan Menonton Televisi untuk Anak

Moms pasti sering bingung menentukan berapa lama si Kecil boleh menonton TV setiap hari.
Nah, penting untuk memahami bahwa aturan menonton televisi untuk anak berbeda-beda sesuai dengan usia mereka.
Menurut The American Academy of Child and Adolescent Psychiatry (AACAP), bayi di bawah 18 bulan sebaiknya hanya diperbolehkan melihat layar untuk video call bersama orang dewasa.
Anak usia 18–24 bulan bisa mulai menonton tayangan edukatif, tetapi tetap dengan pendampingan.
Saat anak berusia 2–5 tahun, durasi menonton TV dibatasi maksimal 1 jam per hari di hari biasa dan hingga 3 jam di akhir pekan.
Sementara itu, anak usia 7–11 tahun diperbolehkan menonton TV sekitar 21 jam per minggu atau kurang lebih 3 jam per hari.
Terakhir, untuk usia 12 tahun ke atas sebaiknya cukup 1 jam per hari, meski di akhir pekan bisa sedikit lebih lama.
Dengan mengetahui aturan menonton televisi untuk anak ini, Moms bisa membantu anak menjaga keseimbangan antara hiburan, belajar, interaksi sosial, hingga aktivitas fisik.
Baca Juga: 10 Cara Setting YouTube untuk Anak untuk Batasi Tontonannya
Cara Menerapkan Aturan Menonton Televisi untuk Anak

Mengatur waktu dan jenis tayangan televisi yang boleh ditonton anak bukanlah hal mudah, namun sangat penting untuk kesehatan mental dan perkembangan Si Kecil.
Dengan menerapkan aturan yang tepat, Moms dan Dads bisa memastikan anak tetap menikmati hiburan tanpa kehilangan kesempatan belajar dan berinteraksi.
Berikut beberapa cara yang bisa dilakukan di rumah:
1. Larang Anak Menonton Tayangan Dewasa
Moms tentu pernah mendengar cerita anak yang menirukan adegan gulat atau kekerasan dari televisi.
Anak-anak mudah sekali meniru apa yang mereka lihat, termasuk adegan berbahaya maupun konten dewasa.
Karena itu, penting untuk tegas melarang mereka menonton tayangan yang tidak sesuai usia.
Dengan begitu, Moms dapat melindungi anak dari dampak negatif yang mungkin mereka tiru dalam kehidupan sehari-hari.
2. Pilih Tayangan yang Sesuai Usia
Saat ini memang cukup sulit menemukan acara anak-anak di televisi lokal.
Namun, Moms bisa mencari alternatif lain, seperti DVD film kartun, layanan streaming, atau saluran TV kabel khusus anak.
Dengan memilih tayangan yang sesuai usia, anak akan mendapatkan hiburan sekaligus edukasi yang bermanfaat, bukan tontonan yang bisa memberi pengaruh buruk.
3. Dampingi Anak Saat Menonton TV
Meluangkan waktu untuk menonton bersama anak tidak hanya mempererat hubungan, tetapi juga memberi Moms kesempatan untuk menjelaskan tayangan yang mereka lihat.
Jika ada adegan yang tidak realistis atau tidak pantas ditiru, Moms bisa langsung memberi penjelasan dengan bahasa sederhana.
Dengan cara ini, anak jadi lebih paham bahwa tidak semua yang ada di TV sesuai dengan dunia nyata.
4. Buat Jadwal Menonton yang Jelas
Tanpa jadwal yang teratur, anak bisa menonton televisi kapan pun mereka mau.
Hal ini bisa membuat mereka lupa belajar, bermain, bahkan beristirahat.
Karena itu, Moms perlu membuat jadwal menonton, misalnya hanya setelah anak menyelesaikan PR atau maksimal 1-2 jam setiap harinya.
Jadwal yang jelas akan membantu anak belajar disiplin dan mengatur waktunya dengan baik.
5. Ajak Anak Beraktivitas di Luar
Televisi memang menghibur, tetapi bukan satu-satunya sumber hiburan.
Moms bisa mengajak anak bermain di luar rumah, membaca dongeng, atau mencoba aktivitas kreatif seperti menggambar dan memasak bersama.
Dengan begitu, anak tidak hanya terpaku pada layar, tetapi juga bisa menyalurkan energi dan rasa ingin tahunya pada kegiatan yang lebih sehat dan bermanfaat.
Dampak Anak Terlalu Sering Menonton Televisi

Jika anak terlalu lama menonton TV, risikonya adalah mereka jadi malas berinteraksi, melupakan tugas sekolah, jarang bermain bersama teman, hingga kurang berolahraga.
Menurut Mayo Clinic, terlalu banyak anak menonton televisi dan sering terpapar tayangan yang kurang berkualitas bisa berdampak serius pada tumbuh kembang anak.
Berikut beberapa dampak yang perlu diperhatikan:
1. Risiko Obesitas
Ketika anak terlalu lama duduk di depan televisi, mereka jadi kurang bergerak dan aktivitas fisiknya berkurang drastis.
Kebiasaan ini bisa membuat tubuh menyimpan lebih banyak kalori daripada yang dibakar, sehingga berisiko menimbulkan obesitas.
Tak jarang juga, anak terbiasa ngemil makanan tinggi gula atau lemak saat menonton TV.
Karena itu, aturan menonton televisi untuk anak perlu ditegakkan agar si Kecil tetap aktif, misalnya dengan membatasi jam menonton dan mendorong mereka bermain di luar rumah.
2. Gangguan Tidur
Paparan cahaya dari layar televisi dapat mengganggu produksi hormon melatonin yang berfungsi mengatur tidur.
Akibatnya, anak bisa susah tidur, tidur lebih larut, bahkan mengalami kualitas tidur yang buruk.
Jika hal ini dibiarkan, anak bisa merasa lelah di siang hari dan sulit berkonsentrasi di sekolah.
3. Masalah Perilaku
Konten televisi yang tidak sesuai dengan usia anak bisa memengaruhi cara mereka berpikir dan berperilaku.
Misalnya, anak lebih mudah tantrum, agresif, atau meniru ucapan yang kurang pantas.
Selain itu, terlalu sering menonton TV juga membuat anak cenderung lebih pasif dan kurang berinisiatif.
Karena itu, aturan menonton televisi untuk anak sebaiknya mencakup pengawasan ketat terhadap tayangan yang mereka pilih, bukan hanya soal durasinya.
4. Keterlambatan Bahasa dan Sosial
Anak yang terlalu banyak menghabiskan waktu menonton televisi akan berkurang kesempatan untuk berinteraksi dengan orang tua, saudara, maupun teman.
Padahal, interaksi langsung sangat penting untuk mengembangkan kemampuan bahasa dan keterampilan sosial.
Jika tidak dibatasi, anak bisa mengalami keterlambatan dalam berbicara atau bergaul.
5. Terpapar Kekerasan
Tidak sedikit program televisi yang menampilkan adegan kekerasan, bahkan di tayangan kartun.
Anak-anak yang sering menonton tayangan semacam ini bisa menganggap kekerasan adalah hal biasa dan menirunya dalam kehidupan sehari-hari.
Misalnya, memukul teman saat bermain atau berkata kasar.
6. Masalah Konsentrasi
Durasi menonton televisi yang terlalu panjang bisa membuat anak kesulitan fokus pada kegiatan lain, seperti membaca, belajar, atau mengerjakan tugas sekolah.
Anak juga jadi terbiasa menerima informasi secara instan dari televisi sehingga kurang sabar saat harus berpikir atau menyelesaikan masalah sendiri.
7. Waktu Belajar Berkurang
Setiap jam yang dihabiskan untuk menonton TV berarti mengurangi waktu anak untuk belajar, bermain kreatif, atau berolahraga.
Akibatnya, perkembangan akademik maupun keterampilan lainnya bisa terhambat. Anak lebih memilih menonton TV ketimbang membaca buku atau mengasah hobi.
Agar seimbang, aturan menonton televisi untuk anak harus jelas, seperti memberikan prioritas pada kegiatan belajar dan bermain aktif sebelum diizinkan menonton tayangan favorit mereka.
Baca Juga: 7 Manfaat Balet untuk Anak, Bantu Melatih Keseimbangan!
Menerapkan aturan menonton televisi untuk anak memang tidak selalu mudah, namun sangat penting untuk tumbuh kembang mereka.
Dengan beberapa tips di atas Moms dan Dads bisa memastikan anak mendapatkan manfaat dari televisi tanpa mengabaikan belajar, bermain, dan interaksi sosial.
Yuk, terapkan aturan ini di rumah agar si Kecil tumbuh sehat, cerdas, dan tetap bahagia.
- https://www.aacap.org/AACAP/Families_and_Youth/Facts_for_Families/FFF-Guide/Children-And-Watching-TV-054.aspx
- https://www.mayoclinic.org/healthy-lifestyle/childrens-health/in-depth/screen-time/art-20047952
- https://www.childrenfirst.org.uk/get-support/advice-for-families/guidance-advice/articles/screen-time/
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2025 Orami. All rights reserved.








