03 July 2025

Bahaya Jarak Kehamilan Terlalu Dekat untuk Ibu dan Bayi

Dapat meningkatkan risiko kematian pada sang ibu, lho Moms

Intinya, Nih Moms:

  • Kehamilan yang terlalu dekat meningkatkan risiko bayi lahir prematur dan memiliki berat badan lahir rendah.
  • Ibu bisa mengalami anemia, karena belum sempat pulih dari kehamilan sebelumnya.
  • Gangguan psikologis dapat dialami ibu karena kelelahan serta stres harus mengasuh anak sebelumnya sambil menjalani kehamilan lagi.

Jarak kehamilan terlalu dekat bisa mendatangkan berbagai risiko kesehatan, baik untuk ibu hamil maupun untuk janin yang dikandung.

Tubuh ibu membutuhkan waktu untuk pulih secara fisik dan emosional sebelum menghadapi kehamilan berikutnya.

Oleh karena itu, penting bagi Moms dan Dads untuk memahami risiko serta pentingnya perencanaan kehamilan agar keluarga tetap sehat dan sejahtera.

Jarak Kehamilan Ideal

Ibu Hamil dan Anaknya
Foto: Ibu Hamil dan Anaknya (Freepik.com/freepik)

World Health Organization (WHO) merekomendasikan jarak antara kelahiran minimal 2 hingga 3 tahun untuk mengurangi risiko buruk yang berdampak pada kesehatan ibu dan anak.

Jarak 2 tahun itu dihitung dari awal kehamilan yang sekarang dengan kelahiran sebelumnya.

Bahkan, United States Agency for International Development (USAID) merekomendasikan jarak 3 hingga 5 tahun untuk lebih jauh lagi mengurangi risikonya.

Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), jarak ideal antar kehamilan sebaiknya 2 hingga 3 tahun agar tubuh ibu memiliki waktu yang cukup untuk pulih dan siap hamil kembali.

Jika jaraknya kurang dari 2 tahun, risiko gangguan kesehatan bisa meningkat, baik untuk ibu maupun janin dalam kandungan.

Sebisa mungkin hindari hamil dalam waktu dekat jika belum lama dari waktu melahirkan, ya Moms!

Bahaya Jarak Kehamilan Terlalu Dekat untuk Ibu

Jarak kehamilan terlalu dekat umumnya di bawah 2 tahun.

Berikut ini beberapa bahaya untuk ibu yang mungkin dialami jika jarak kehamilan terlalu dekat, melansir North Bristol NHS Trust.

1. Plasenta Terlepas Sebelum Waktunya (Solusio Plasenta)

Jika jarak antar kehamilan sangat dekat, plasenta bisa terlepas sebagian atau seluruhnya dari dinding rahim sebelum bayi lahir.

Kondisi yang dikenal sebagai solusio plasenta ini sangat berbahaya karena menyebabkan perdarahan hebat, membahayakan nyawa ibu dan bayi dalam kandungan.

2. Risiko Kematian saat Melahirkan Meningkat

Penelitian menunjukkan bahwa Moms yang memiliki jarak kehamilan kurang dari 1 tahun lebih berisiko mengalami perdarahan pasca melahirkan.

Hal ini terjadi karena rahim belum sepenuhnya pulih dari kehamilan sebelumnya, sehingga tidak siap menjadi tempat tumbuhnya janin baru, meningkatkan risiko komplikasi serius bahkan kematian.

3. Anemia pada Ibu Hamil

Kehamalan yang berdekatan dapat menyebabkan tubuh Moms mengalami anemia atau kekurangan sel darah merah.

Anemia pada ibu hamil bisa membuat Moms merasa lemas, cepat lelah, hingga meningkatkan risiko komplikasi lain seperti kelahiran prematur dan berat badan bayi rendah saat lahir.

4. Gangguan Kesehatan Mental

Jarak kehamilan yang terlalu dekat juga berpotensi menyebabkan stres berlebih dan gangguan mental, seperti depresi pasca melahirkan.

Kondisi ini muncul akibat tekanan fisik dan psikologis yang terlalu besar karena harus mengurus bayi sekaligus menjalani kehamilan baru.

5. Tidak Optimal dalam Memberikan ASI Eksklusif

Dengan jarak kehamilan terlalu dekat, Moms cenderung kesulitan memberikan ASI eksklusif kepada bayi sebelumnya.

Padahal, ASI sangat penting karena mengandung nutrisi terbaik yang mendukung tumbuh kembang serta memperkuat kekebalan tubuh Si Kecil.

Akibatnya, bayi berisiko kekurangan nutrisi penting yang dibutuhkan.

6. Risiko Gangguan pada Kehamilan berikutnya

Untuk Moms yang sebelumnya melahirkan secara sesar, kehamilan dalam waktu dekat berisiko tinggi karena kemungkinan plasenta menempel di bekas operasi atau menutupi jalan lahir.

Kondisi ini bisa memicu radang pada saluran genital, perdarahan hebat, hingga persalinan sulit yang membahayakan keselamatan ibu.

Baca juga: 7 Cara Mencegah Stres saat Program Hamil, Terapkan Moms!

Bahaya Jarak Kehamilan Terlalu Dekat untuk Janin atau Bayi

Ibu Hamil dan Anak Perempuan
Foto: Ibu Hamil dan Anak Perempuan (Freepik.com/gpointstudio)

Jarak kehamilan terlalu dekat tidak hanya berdampak pada kesehatan ibu, tetapi juga bisa membahayakan janin dalam kandungan.

Mengutip Mayo Clinic, kehamilan yang terjadi dalam waktu kurang dari 6 bulan setelah persalinan sebelumnya meningkatkan beberapa risiko yang perlu Moms waspadai:

1. Risiko Kematian Janin

Ketika tubuh ibu belum pulih sepenuhnya, rahim dan organ penting lainnya belum siap untuk menunjang kehamilan baru.

Akibatnya, janin tidak mendapatkan dukungan dan nutrisi optimal, yang bisa berujung pada risiko kematian saat lahir.

Kondisi ini bisa terjadi terutama jika kehamilan baru terjadi dalam waktu sangat dekat setelah melahirkan.

2. Risiko Bayi Lahir Prematur

Jarak kehamilan terlalu dekat bisa menyebabkan bayi lahir sebelum usia kandungan mencapai 37 minggu.

Kelahiran prematur membuat bayi rentan terhadap berbagai masalah kesehatan, seperti gangguan pernapasan, berat badan rendah, dan infeksi.

Ini terjadi karena tubuh Moms belum cukup pulih dari stres fisik akibat kehamilan sebelumnya.

3. Berat Badan Lahir Rendah

Janin yang tidak mendapatkan asupan nutrisi cukup dari tubuh ibu berisiko lahir dengan berat badan di bawah normal.

Ini bisa berdampak pada tumbuh kembang bayi dalam jangka panjang.

Kehamilan yang terlalu dekat menyebabkan stok zat gizi dalam tubuh Moms seperti zat besi dan asam folat belum kembali ke kadar optimal, sehingga tidak mampu memenuhi kebutuhan janin berikutnya.

4. Risiko Cacat Lahir atau Kelainan Bawaan

Kurangnya nutrisi penting seperti asam folat dapat meningkatkan kemungkinan terjadinya cacat lahir atau kelainan bawaan pada bayi.

Asam folat sangat penting untuk pembentukan sistem saraf janin, terutama di trimester awal.

Jika tubuh belum cukup menyimpan kembali nutrisi ini sejak kehamilan sebelumnya, maka janin berikutnya pun bisa terdampak.

5. Janin Kurang Nutrisi Sejak Awal

Saat kehamilan terjadi terlalu dekat, tubuh Moms mungkin belum pulih sepenuhnya dari pengurasan energi dan nutrisi karena kehamilan dan menyusui sebelumnya.

Kekurangan ini akan berdampak langsung pada janin yang baru tumbuh, sehingga mereka tidak mendapatkan gizi yang cukup untuk berkembang dengan optimal sejak dalam kandungan.

Baca juga: Benarkah Bisa Hamil saat Menyusui Bayi dan Apa Tandanya?

Pentingnya Memberi Jarak antara Kehamilan

Jarak Kehamilan
Foto: Jarak Kehamilan (Freepik.com/pvproductions)

Memberi jarak antar kehamilan sangat penting demi menjaga kesehatan fisik dan mental ibu, serta memastikan tumbuh kembang anak sebelumnya berjalan optimal.

Tubuh ibu membutuhkan waktu untuk memulihkan cadangan nutrisi, memperbaiki kondisi rahim, dan mengembalikan stamina setelah melahirkan dan menyusui.

Kehamilan yang terlalu cepat setelah persalinan bisa meningkatkan risiko komplikasi seperti kelahiran prematur, bayi berat lahir rendah, dan anemia pada ibu.

Selain itu, memberi jeda juga membantu orang tua lebih siap secara emosional dan finansial dalam mengasuh anak berikutnya.

Dengan perencanaan yang matang, keluarga dapat menjalani proses kehamilan dan pengasuhan dengan lebih tenang dan sehat

Baca Juga: 10 Sayuran untuk Program Hamil, Bisa Tingkatkan Kesuburan!

Jarak kehamilan terlalu dekat memang bisa membawa risiko serius bagi kesehatan Moms dan Si Kecil.

Memberi waktu tubuh untuk pulih sepenuhnya sebelum hamil lagi adalah langkah bijak untuk memastikan kehamilan berikutnya berjalan lebih aman dan sehat.

Dengan perencanaan yang tepat dan konsultasi medis, Moms bisa menjaga kesehatan diri sekaligus memberikan yang terbaik untuk anak-anak.

  • https://www.mayoclinic.org/healthy-lifestyle/getting-pregnant/in-depth/family-planning/art-20044072
  • https://www.nbt.nhs.uk/maternity-services/after-birth/postpartum-contraception/birthpregnancy-spacing
  • https://iris.who.int/bitstream/handle/10665/73710/RHR_policybrief_birthspacing_eng.pdf

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2025 Orami. All rights reserved.