Bibir Sumbing: Gejala, Penyebab, dan Cara Mengobati
Kondisi bibir sumbing adalah cacat lahir wajah yang dapat dialami oleh bayi sejak dalam kandungan.
Moms perlu mengetahui penyebab, cara mencegah, serta penanganan bibir sumbing secara tepat.
Kesehatan anak adalah hal yang harus diperhatikan oleh orang tua, bahkan sejak Si Kecil masih dalam kandungan.
Terkadang, janin dalam kandungan tidak berkembang dengan sempurna. Sehingga, saat lahir, ada bagian tubuh tertentu yang 'berbeda' dengan bayi pada umumnya.
Salah satu kasus gangguan kesehatan anak yang mungkin terjadi adalah bibir sumbing.
Kondisi ini biasanya terjadi saat kehamilan menginjak usia 3 bulan.
Rasio kejadian bibir sumbing adalah 1-2 dari 1.000 kelahiran bayi.
Bibir sumbing banyak dialami oleh bayi ras Asia, Latin, dan Kaukasia, dengan berbagai variasi gambaran klinis.
Dikutip dari National Health Service UK (NHS UK), bibir sumbing dapat terlihat pada bagian atas bibir yang terbelah hingga ke dalam lubang hidung.
"Tata laksana bibir sumbing akan menjadi lebih kompleks jika belahan mencapai bagian dalam mulut (lelangit)," jelas Dr. dr. R. R. Prasetyanugraheni Kreshanti, Sp. B.P.R.E, Subsp. K.F. (K), Dokter Spesialis Bedah Plastik Rekonstruksi dan Estetik Subspesialis Kraniomaksilofasial RS Pondok Indah – Bintaro Jaya.
Tanda Anak Mengalami Bibir Sumbing

Anak yang mengalami bibir sumbing mungkin akan mengalami 'kelainan' yang terlihat jelas dengan mata telanjang.
Namun, pada beberapa kasus, gejala bibir sumbing tidak dapat terlihat secara kasat mata.
Dilansir dari Mayo Clinic, ada beberapa hal yang perlu Moms pahami tentang gejala bibir sumbing pada Si Kecil, yaitu:
- Celah pada bibir, gusi, dan lelangit mulut yang memengaruhi salah satu atau kedua sisi wajah
- Celah pada bibir yang muncul sebagai takik kecil di bibir atau memanjang dari bibir melalui gusi dan lelangit ke bagian dasar hidung
- Celah hanya pada lelangit mulut yang tidak memengaruhi penampilan wajah karena tidak terdapat celah pada bibir
"Pada kasus yang jarang terjadi, celah hanya terdapat pada otot lelangit lunak (celah lelangit submukosa), yang berada pada lelangit bagian belakang. Kondisi ini umumnya tidak terlihat sebagai celah karena masih tertutup oleh jaringan mukosa mulut.
Jenis sumbing yang terakhir ini sering luput dari perhatian saat lahir dan mungkin tidak terdiagnosis karena memang tidak terlihat adanya celah, tetapi dapat menyebabkan gangguan bicara di kemudian hari," kata Dr. dr. R. R. Prasetyanugraheni Kreshanti, Sp. B.P.R.E, Subsp. K.F. (K).
Beberapa gejala yang dapat dirasakan Si Kecil saat mengalami bibir sumbing, yaitu:
- Kesulitan menyusui
- Kesulitan menelan dan memiliki potensi keluarnya cairan atau makanan dari hidung
- Gangguan bicara (suara sengau)
- Infeksi telinga kronis
Jika Si Kecil mengalami salah satu atau beberapa gejala di atas, maka Moms harus segera berkonsultasi ke dokter spesialis anak untuk mendapatkan diagnosis dan penanganan yang tepat.
Tenang saja, kondisi bibir sumbing bisa diatasi.
Nah, apakah Moms ingin tahu apa yang sebenarnya menjadi penyebab terjadinya bibir sumbing pada Si Kecil? Simak ulasan berikutnya, ya!
Penyebab Terjadinya Bibir Sumbing

Secara umum, kondisi bibir sumbing pada anak ini dibagi menjadi 3 macam, yaitu:
- Belahan pada bibir saja
- Belahan pada bagian dalam mulut (gusi dan/atau lelangit)
- Belahan pada bagian dasar hidung, bibir hingga dalam mulut
Ketiga kondisi ini terjadi karena adanya bagian wajah bayi yang tidak menyatu dengan baik selama perkembangan di dalam rahim.
Penyebab bibir sumbing masih belum diketahui dengan pasti hingga saat ini. Namun, ada beberapa faktor diduga berkaitan dengan kondisi tersebut.
Melansir dari NHS UK, ada beberapa faktor risiko yang dapat menyebabkan sang buah hati mengalami bibir sumbing, yaitu:
- Faktor genetik yang diwarisi anak dari orang tuanya
- Paparan zat tertentu selama hamil. Umumnya kondisi ini bisa terjadi karena kebiasaan merokok atau mengonsumsi minuman beralkohol selama kehamilan
- Kurangnya asam folat selama hamil
- Ibu hamil mengonsumsi obat-obatan tertentu pada awal masa kehamilan, seperti obat antikejang atau obat jerawat (rertinoic acid)
"Bibir sumbing juga dapat menjadi bagian/gejala dari suatu sindrom seperti sindrom DiGeorge, sindrom van der Woude, dan sindrom Pierre Robin," tambah Dr. dr. R. R. Prasetyanugraheni Kreshanti, Sp. B.P.R.E, Subsp. K.F. (K).
Komplikasi Bibir Sumbing yang Dapat Terjadi

Bibir sumbing dapat memengaruhi anak-anak dalam menjalani aktivitas sehari-hari, seperti berbicara dan minum atau makan.
Dilansir dari WebMD, berikut ini beberapa komplikasi bibir sumbing yang dapat terjadi pada anak:
1. Kesulitan Makan
Bibir sumbing menjadi salah satu masalah yang paling mendesak setelah lahir, yaitu bayi kesulitan menyusui.
Meski sebagian besar bayi dengan bibir sumbing dapat menyusu, adanya celah di lelangit mulut dapat membuatnya kesulitan untuk menyusu.
2. Infeksi Telinga dan Gangguan Pendengaran
Bayi dengan celah di lelangit mulut berisiko mengalami cairan telinga tengah dan gangguan pendengaran.
3. Masalah Gigi
Jika celah meluas melalui gusi, pertumbuhan gigi mungkin ikut terpengaruh.
Seiring dengan pertumbuhan rahang, dapat terjadi kondisi di mana gigi atas dan gigi bawah tidak bertemu dengan baik sehingga dapat mengakibatkan. gangguan mengunyah dan berbicara.
Selain itu, anak dengan celah bibir dan lelangit juga berisiko lebih tinggi untuk mengalami tooth decay.
4. Kesulitan Berbicara
Sebab, lelangit mulut digunakan untuk membentuk suara.
Perkembangan bicara normal dapat terganggu karena otot-otot di lelangit lunak tidak menyatu pada anak dengan celah lelangit.
Suara yang diucapkan anak mungkin akan terdengar terlalu sengau dan terdapat gangguan untuk mengucapkan beberapa huruf mati, seperti ‘s’, ‘sh’, ‘ch’ dan ‘j’.
5. Masalah Lainnya
Anak dengan bibir sumbing juga mungkin akan menghadapi masalah sosial, emosional, dan perilaku, karena perbedaan penampilan.
Untuk itu, lebih baik segera berkonsultasi dengan dokter agar mendapatkan penanganan yang tepat.
Tata Laksana Bibir Sumbing dan Lelangit pada Anak

Menurut Dr. dr. R. R. Prasetyanugraheni Kreshanti, Sp. B.P.R.E, Subsp. K.F. (K), umumnya kondisi sumbing bibir dan lelangit ditangani secara bertahap, tergantung dari kompleksitas kelainannya.
Selain itu, tata laksana sumbing bibir dan lelangit juga merupakan tata laksana multidisiplin yang melibatkan berbagai dokter spesialis.
Di antaranya adalah dokter spesialis bedah plastik rekonstruksi dan estetik, dokter spesialis obstetri dan ginekologi, dokter spesialis anak, dokter spesialis THT, dokter gigi spesialis orthodontik, dokter spesialis kedokteran fisik dan rehabilitasi, dokter spesialis telinga hidung tenggorok bedah kepala dan leher, dan psikiater bila jika dibutuhkan.
Sebaiknya Moms memeriksakan kandungan secara rutin.
Apabila dokter spesialis obstetri dan ginekologi mendeteksi adanya celah bibir dan/atau lelangit pada janin, maka Moms dapat berkonsultasi dengan dokter spesialis bedah plastik rekonstruksi dan estetik untuk berdiskusi mengenai hal-hal yang harus dipersiapkan menghadapi kelahiran buah hati, terutama mengenai tahapan penanganan bibir sumbing yang akan dilalui nantinya.
Saat lahir, anak akan dievaluasi oleh dokter spesialis anak untuk meyakinkan tidak ada masalah pada organ-organ tubuh lainnya.
Si Kecil juga akan dievaluasi oleh dokter spesialis bedah plastik rekonstruksi dan estetik untuk menentukan tahapan tata laksana.
Jika dinilai perlu, maka Si Kecil dapat dikonsulkan ke dokter gigi spesialis ortodontik untuk dilakukan pemasangan alat pada mulut dan hidung (nasoalveolar molding) untuk mengarahkan pertumbuhan gusi dan hidung sebagai persiapan operasi bibir.
Selain itu, Si Kecil juga akan dievaluasi oleh dokter spesialis kedokteran fisik dan rehabilitasi untuk menilai fungsi mengisap dan menelan serta menentukan apakah ia dapat menyusu langsung atau membutuhkan alat bantu berupa selang untuk makan (nasogastic tube).
Anak juga akan dilakukan pemeriksaan fungsi pendengaran oleh dokter spesialis THT.
Si Kecil dapat mulai menjalani proses operasi bibir sumbing pada usia 3-12 bulan, tergantung seberapa kompleks kondisinya.
Jika terdapat celah pada bibir, operasi labioplasty akan dilakukan pada usia 3 bulan dengan catatan berat badan Si Kecil sudah di atas 5 kilogram.
Operasi ini bertujuan untuk memperbaiki atau menyatukan bibir, serta memperbaiki fungsi mengisap bibir agar bayi dapat menyusu dengan lebih baik.
Jika terdapat celah pada lelangit, akan dilakukan operasi palatoplasty pada usia 6-24 bulan, tergantung kompleksitas dari celah lelangit tersebut.
Operasi ini bertujuan untuk menutup celah antara mulut dan hidung sehingga anak dapat menyusu dengan baik dan mengembalikan memperbaiki kemampuannya untuk berbicara.
Setelah operasi lelangit, Si Kecil dengan celah pada bibir dan lelangit akan terus dipantau oleh dokter spesialis bedah plastik rekonstruksi dan estetik untuk menilai perkembangan bicara dan pertumbuhan tulang rahangnya.
Jika masih terdapat gangguan bicara, anak akan dievaluasi oleh dokter spesialis kedokteran fisik dan rehabilitasi untuk menentukan apakah cukup dilakukan terapi wicara atau perlu dilakukan operasi kembali oleh dokter spesialis bedah plastik rekonstruksi dan estetik untuk memperbaiki fungsi bicara.
Operasi yang umumnya disebut pharyngoplasty ini dapat dilakukan saat Si Kecil berusia 5 tahun ke atas.
Kondisi anak akan terus dipantau oleh dokter spesialis bedah plastik dan estetik hingga ia anak memasuki usia pubertas.
Saat usia pubertas, akan dievaluasi pertumbuhan rahang atas anak, dan jika didapatkan gangguan gigi atas dan bawah yang menyebabkan kesulitan mengunyah dan bicara, maka dokter spesialis bedah plastik rekonstruksi dan estetik akan merencanakan operasi orthognatic (OGS).
Cukup panjang ya Moms, proses pengobatanpenanganan anak dengan celah bibir dan lelangit.
Namun jika semua tahapan dilalui dengan baik, Si Kecil tidak akan merasa kesulitan lagi dalam menjalani aktivitas sehari-hari.
Selama masa pengobatan bibir sumbing, orang tua dapat melakukan beberapa hal berikut untuk mengurangi rasa tidak nyaman pada anak:
- Dukungan menyusui. Moms mungkin memerlukan nasihat tentang memosisikan bayi di payudara untuk membantunya menyusu. Moms juga mungkin perlu memberinya makan dengan menggunakan jenis botol khusus.
- Memantau pendengaran. Jika terdapat gangguan pendengaran mungkin dibutuhkan alat bantu dengar yang dipasang pada telinga anak.
- Terapi wicara dan bahasa. Tujuannya untuk memantau perkembangan bicara dan bahasa anak.
- Kebersihan gigi yang baik dan perawatan ortodontik untuk anak.
Cara mengobati dan menangani bibir sumbing pada anak sudah dijelaskan.
Lantas, adakah cara untuk mencegah bibir sumbing?
Cara Mencegah Bibir Sumbing pada Anak

Kondisi bibir sumbing tidak dapat sepenuhnya dicegah. Namun, ada beberapa hal yang bisa orang tua lakukan untuk mengurangi risiko kondisi tersebut.
Menukil Mayo Clinic, berikut ini langkah-langkah yang bisa dilakukan untuk menurunkan risiko bibir sumbing pada anak:
- Pertimbangkan konseling genetik. Jika Moms memiliki riwayat keluarga dengan bibir sumbing, segera beri tahu dokter sebelum kehamilan terjadi.
- Konsumsi vitamin prenatal. Jika Moms sedang berencana untuk hamil, tanyakan kepada dokter terkait konsumsi vitamin prenatal yang tepat, seperti asam folat.
- Hindari merokok dan mengonsumsi alkohol selama masa kehamilan. Penggunaan alkohol atau produk tembakau selama kehamilan dapat meningkatkan risiko cacat lahir.
Baca Juga: Lesung Bokong Bayi, Normal atau Tanda Adanya Kelainan?
Itu dia penjelasan tentang bibir sumbing pada anak. Semoga tidak khawatir lagi, ya, Moms!
- https://www.nhs.uk/conditions/cleft-lip-and-palate/
- https://www.webmd.com/oral-health/cleft-lip-cleft-palate
- https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/cleft-palate/symptoms-causes/syc-20370985
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2025 Orami. All rights reserved.