Cacar Air Saat Hamil, Apakah Membahayakan Janin?
Cacar air saat hamil bukan hanya kondisi yang membuat tidak nyaman, tetapi juga bisa menjadi ancaman serius bagi kesehatan ibu dan bayi di dalam kandungan.
Selama kehamilan, sistem kekebalan tubuh mengalami perubahan, sehingga ibu hamil lebih rentan terhadap infeksi seperti cacar air.
Kondisi ini tak boleh disepelekan karena jika Moms terinfeksi pada trimester pertama atau kedua kehamilan, cacar air bisa berisiko pada perkembangan janin.
Gejala Cacar Air Saat Hamil

Melansir laman Pregnancy Birth & Baby, gejala cacar air umumnya muncul sekitar dua minggu setelah Moms terpapar virus Varicella-zoster, yang menyebabkan kondisi ini.
Biasanya, gejala cacar air saat hamil ditandai dengan beberapa ciri, seperti:
- Munculnya ruam yang cepat berubah menjadi lepuhan berisi cairan
- Demam yang bisa berkisar dari ringan hingga sedang
- Jika virus menyebar ke mulut dan tenggorokan, hal ini bisa menyebabkan nyeri tenggorokan dan kesulitan menelan
Risiko Cacar Air saat Hamil pada Kesehatan Ibu

Cacar air saat hamil tidak hanya membawa risiko bagi janin, tetapi juga memiliki dampak serius terhadap kesehatan ibu.
Berikut ini beberapa risiko cacar air pada kesehatan ibu saat hamil yang perlu Moms waspadai:
1. Pneumonia
Menurut studi dari SOGC Clinical Practice Guideline, diperkirakan 5% hingga 10% wanita hamil dengan infeksi cacar air mengalami pneumonitis.
Kondisi ini dapat terjadi ketika infeksi virus Varicella-zoster menyebar dari ruam kulit ke paru-paru, sehingga menyebabkan peradangan dan infeksi di jaringan paru-paru.
2. Hepatitis
Melansir laman Royal College of Obstetricians & Gynaecologist, cacar air saat hamil juga mungkin dapat menyebabkan hepatitis.
Namun, kasus hepatitis akibat cacar air di kalangan wanita hamil sangat jarang, risikonya tetap ada terutama jika ibu mengalami cacar air dengan gejala yang parah atau memiliki sistem kekebalan tubuh yang tidak normal.
Jika hepatitis terjadi, gejalanya dapat berupa kelelahan, kekuningan pada kulit atau mata (jaundice), urine gelap, dan nyeri perut.
3. Ensefalitis
Dalam jurnal Varicella Zoster (Chicken Pox) Guideline dari Aneurin Bevan University Health Board, disebutkan bahwa cacar air pada ibu hamil dapat meningkatkan risiko terjadinya ensefalitis.
Ensefalitis adalah peradangan otak yang dapat terjadi ketika infeksi yang disebabkan oleh virus varicella-zoster menyebar dari area awalnya di kulit ke otak.
Gejala ensefalitis mungkin termasuk sakit kepala parah, demam, kekakuan leher, kebingungan, kelemahan otot, kejang, dan kesulitan dalam berbicara atau mendengar.
Pada kasus yang sangat serius, kondisi ini bisa menyebabkan kerusakan otak yang parah atau bahkan kematian.
Risiko Cacar Air Saat Hamil bagi Kondisi Janin

Berikut beberapa risiko yang dapat memengaruhi janin jika Moms mengalami cacar air selama kehamilan:
1. Congenital Varicella Syndrome
Dalam Newborn Journal disebutkan bahwa Congenital Varicella Syndrome (CVS) adalah kondisi langka tapi serius yang terjadi ketika seorang ibu terinfeksi virus varicella-zoster, penyebab cacar air, pada paruh pertama kehamilan, khususnya selama 8-20 minggu pertama.
Kondisi ini dapat menyebabkan berbagai cacat bawaan, seperti:
- Bekas luka atau jaringan parut pada kulit
- Pertumbuhan yang tidak normal atau hipoplasia (perkembangan yang kurang) pada lengan atau kaki
- Katarak atau gangguan penglihatan lainnya
- Microcephaly (kepala bayi kecil)
- Keterlambatan perkembangan
2. Varicella Neonatal
Varicella neonatal biasanya terjadi pada bayi yang lahir dari ibu yang terinfeksi cacar air dalam 3 minggu terakhir kehamilan.
Indian Journal of Dermatology, Venereology, and Leprology menyebutkan, infeksi ini umumnya menular dari ibu ke anak melalui tiga jalur, yaitu transmisi melalui plasenta, penularan vertikal selama proses persalinan, dan kontak pascanatal melalui droplet pernapasan atau kontak langsung.
Risiko infeksi ini paling tinggi jika ibu terinfeksi dalam rentang waktu 4 hari sebelum hingga 2 hari setelah melahirkan, karena pada periode tersebut antibodi ibu belum cukup tersalurkan ke janin untuk memberikan perlindungan.
Bayi yang terinfeksi bisa mengalami gejala parah seperti ruam vesikular (lepuhan kecil berisi cairan) yang meluas ke seluruh tubuh, gangguan pernapasan, dan komplikasi serius lainnya yang berpotensi mengancam jiwa.
Cara Mengatasi Cacar Air Saat Hamil

Lantas, bagaimana mengatasi cacat air saat hamil agar Moms dan Si Kecil dalam kandungan bisa mengurangi risiko komplikasi?
Berikut cara mengatasi cacar air saat hamil yang dapat Moms coba lakukan.
1. Penggunaan Obat Antivirus
Dokter biasanya akan meresepkan obat antivirus, seperti acyclovir, untuk membantu mengurangi keparahan dan durasi penyakit.
Obat ini paling efektif bila diberikan dalam waktu 24 jam setelah munculnya ruam.
Penggunaan antivirus membantu menekan replikasi virus dan mencegah komplikasi serius, seperti pneumonia varicella atau infeksi sistemik.
2. Pemberian Imunoglobulin Varicella-Zoster (VZIG)
Bagi ibu hamil yang belum memiliki kekebalan atau terpapar cacar air sebelumnya, dokter mungkin akan memberikan suntikan imunoglobulin varicella-zoster (VZIG) dalam waktu 10 hari setelah terpapar.
VZIG berfungsi sebagai profilaksis untuk menurunkan risiko infeksi berat dan komplikasi, terutama pada kasus paparan perinatal (beberapa hari sebelum dan sesudah persalinan).
3. Perawatan Tambahan Lainya
Selain pengobatan spesifik seperti yang telah disebutkan di atas, perawatan tambahan lainnya juga penting dilakukan. Ini meliputi:
- Pengelolaan demam dan nyeri dengan obat antipiretik yang aman untuk ibu hamil (hindari aspirin)
- Menjaga hidrasi yang cukup
- Menggunakan losion atau obat topikal untuk mengurangi rasa gatal pada ruam
- Istirahat yang cukup untuk membantu pemulihan
Adakah Cara Mencegah Cacar Air Saat Hamil?

Vaksinasi cacar air tidak dianjurkan selama kehamilan karena vaksin tersebut merupakan vaksin hidup yang dilemahkan, sehingga berpotensi menimbulkan risiko bagi janin.
Oleh karena itu, untuk mencegah cacar air saat hamil, penting bagi wanita yang berencana hamil untuk memastikan bahwa Moms sudah memiliki kekebalan, baik melalui infeksi sebelumnya atau dengan mendapatkan vaksinasi sebelum kehamilan.
Apabila Moms sudah hamil dan belum kebal terhadap penyakit ini, langkah terbaik adalah menghindari paparan dengan orang yang terinfeksi dan segera berkonsultasi dengan dokter jika terjadi kontak.
Baca Juga: Kupas Fakta dan Mitos Penyakit Cacar Air yang Banyak Beredar
Demikian penjelasan cacar air saat hamil yang perlu Moms pahami.
Semoga Moms dapat menjalani kehamilan yang sehat hingga waktu persalinan nanti, ya.
- https://www.rcog.org.uk/for-the-public/browse-our-patient-information/chickenpox-and-pregnancy/
- https://ijdvl.com/fatal-newborn-varicella-despite-varicella-zoster-immunoglobulin-prophylaxis/
- https://www.newbornjournal.org/doi/JNB/pdf/10.5005/jp-journals-11002-0040
- https://wisdom.nhs.wales/health-board-guidelines/aneurin-bevan-file/varicella-zoster-in-pregnancy-guidelineaneurin-bevan-guideline-2022pdf/
- https://www.pregnancybirthbaby.org.au/chickenpox-and-pregnancy
- https://www.mayoclinic.org/healthy-lifestyle/pregnancy-week-by-week/expert-answers/chickenpox-and-pregnancy/faq-20057886
- https://www.jogc.com/article/S1701-2163(16)35190-8/pdf
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2025 Orami. All rights reserved.