7 Cara Menggunakan Pemutih Pakaian yang Tepat, Sudah Tahu?
Pemutih pakaian bisa Moms gunakan untuk menjaga pakaian tetap putih bersih dan bebas noda. Sayangnya, tidak semua orang mengetahui cara menggunakan pemutih pakaian dengan benar.
Penggunaan pemutih pakaian yang keliru justru bisa membuat kain rusak, warna memudar, hingga meninggalkan bercak tak sedap dipandang.
Oleh karena itu, memahami cara kerja dan takaran pemutih pakaian yang tepat sangat penting untuk Moms ketahui agar hasil mencuci lebih maksimal tanpa risiko merusak serat kain.
Baca Juga: Cara Membersihkan Noda Cat pada Pakaian dengan Mudah!
Cara Menggunakan Pemutih Pakaian

Yuk, simak beberapa cara menggunakan pemutih pakaian yang benar berikut ini, Moms.
1. Pilih Jenis Pemutih yang Sesuai
Sebelum menggunakan pemutih pakaian, pastikan Moms telah memilh produk yang sesuai dengan kebutuhan.
Pemutih tidak hanya berbeda dari segi merek, tetapi juga dari bahan aktif dan kegunaannya.
Secara umum, ada dua jenis pemutih yang biasa digunakan dalam dunia laundry, yakni:
- Pemutih Natrium Hipoklorit (Chlorine Bleach)
Pemutih ini dikenal kuat dalam memutihkan, menghilangkan noda berat, dan membunuh kuman.
Biasanya digunakan untuk pakaian putih dan memiliki efek desinfektan.
Namun, jenis ini tidak aman untuk kain berwarna atau bahan halus seperti wol, sutra, atau spandeks karena bisa merusak serat dan memudarkan warna.
Menurut CDC, pemutih klorin harus diencerkan terlebih dahulu sebelum digunakan dan hanya digunakan jika label pakaian menyatakan bahwa bahan tersebut tahan terhadap pemutih.
- Pemutih Oksigen (Color-Safe Bleach)
Pemutih jenis ini lebih ramah terhadap warna dan kain yang sensitif.
Umumnya mengandung bahan seperti hidrogen peroksida, dan dikenal juga sebagai pemutih peroksida atau pemutih semua kain.
Cocok untuk mencerahkan warna dan mempertahankan kecerahan pakaian berwarna tanpa merusaknya.
Meskipun tidak sekuat pemutih klorin dalam mengangkat noda berat, pemutih oksigen dapat digunakan secara rutin dan lebih aman untuk seluruh anggota keluarga.
2. Baca Label dan Ikuti Petunjuk Penggunaan
Setiap produk pemutih memiliki kandungan bahan aktif yang berbeda, begitu juga dengan cara penggunaan, takaran, serta peringatan yang perlu diperhatikan.
Oleh karenanya, pastikan untuk membaca label produk. Label pada botol pemutih biasanya mencantumkan informasi penting seperti:
- Konsentrasi sodium hipoklorit (biasanya 5–9% untuk pemutih rumah tangga)
- Takaran pemakaian berdasarkan jenis noda atau jumlah cucian
- Instruksi pencampuran dengan air (pengenceran)
- Peringatan keamanan, seperti tidak boleh dicampur dengan amonia atau cuka
- Jenis permukaan atau kain yang aman diputihkan
Selain itu, penting juga untuk membaca label perawatan pada pakaian.
Tidak semua kain cocok diberi pemutih, terutama bahan seperti wol, sutra, kulit, spandeks, atau pakaian dengan warna yang mudah luntur.
Jika label menyatakan “Do not bleach” atau menampilkan simbol segitiga dicoret, maka pemutih (terutama pemutih klorin) tidak boleh digunakan.
Jangan mengabaikan petunjuk ini dapat menyebabkan kerusakan kain, noda belang, atau bahkan reaksi kimia berbahaya jika produk digunakan secara tidak tepat.
3. Lakukan Uji Ketahanan Warna Terlebih Dahulu

Pastikan untuk melakukan uji ketahanan warna terlebih dahulu sebelum menggunakan produk pemutih pakaian ya, Moms.
Uji ketahanan warna bertujuan untuk mengetahui apakah kain akan bereaksi negatif terhadap pemutih.
Caranya cukup mudah, Moms hanya perlu melakukan langkah-langkah berikut ini:
- Encerkan pemutih terlebih dahulu (misalnya 1 sendok teh pemutih dicampur dengan 2 sendok teh air).
- Celupkan cotton bud ke dalam larutan tersebut.
- Oleskan ke bagian kain yang tersembunyi, seperti sisi jahitan dalam atau bagian bawah pakaian.
- Diamkan selama 5–10 menit, lalu bilas dan amati hasilnya.
Jika tidak ada perubahan warna, berarti kain tersebut aman untuk diputihkan.
Namun jika muncul noda belang, warna memudar, atau kain terlihat rusak, sebaiknya hindari penggunaan pemutih pada pakaian tersebut.
Langkah ini penting untuk mencegah kerusakan permanen, terutama pada pakaian yang masih baru.
Baca Juga: 11 Rekomendasi Mesin Cuci 2 Tabung, Praktis dan Hemat Listrik
4. Encerkan Pemutih Sebelum Digunakan
Cara menggunakan pemutih pakaian selanjutnya yakni encerkan pemutih sebelum digunakan pada pakaian.
Pemutih, terutama jenis klorin (sodium hypochlorite), memiliki konsentrasi bahan kimia yang cukup tinggi.
Jika digunakan secara langsung tanpa diencerkan, pemutih dapat merusak serat kain, menyebabkan warna memudar, hingga menimbulkan bercak pada pakaian.
Oleh sebab itu, pemutih harus dicampur dengan air terlebih dahulu sebelum diaplikasikan.
Berikut contoh takaran yang umum digunakan untuk mencuci pakaian dengan pemutih:
- Campurkan 1/3 cangkir (sekitar 5 sendok makan) pemutih ke dalam 1 galon (3,8 liter) air bersuhu ruangan.
- Untuk pencucian manual atau pakaian yang direndam: campurkan 1/4 cangkir pemutih ke dalam 1 liter air.
Jika Moms menggunakan mesin cuci tanpa dispenser pemutih, tambahkan pemutih saat air sudah terisi setengah, lalu aduk atau biarkan mesin mencampur larutan tersebut sebelum memasukkan pakaian.
Ini akan membantu meratakan larutan dan mencegah pemutih bersentuhan langsung dengan kain dalam kondisi pekat.
Mengencerkan pemutih tidak hanya melindungi pakaian, tetapi juga mengurangi risiko iritasi kulit, mata, dan saluran pernapasan.
Pengenceran juga membantu menjaga efektivitas pemutih dalam mengangkat noda serta membunuh kuman secara merata.
Jadi, selalu pastikan Moms tidak menggunakan pemutih dalam kondisi murni, demi hasil cucian yang bersih dan lebih aman.
5. Hindari Mencampur Pemutih dengan Bahan Kimia Lain
Saat Moms menggunakan pemutih pakaian, sebaiknya tidak mencampurkan bahan kimia lain terutama amonia, cuka, alkohol, atau produk pembersih berbasis asam.
Meskipun terdengar seperti kombinasi yang dapat meningkatkan daya bersih, nyatanya pencampuran ini sangat berbahaya.
Ketika pemutih klorin (sodium hypochlorite) dicampur dengan amonia, dapat terbentuk gas kloramin yang sangat beracun.
Jika dicampur dengan asam (seperti cuka), akan menghasilkan gas klorin, yaitu zat kimia berbahaya yang pernah digunakan sebagai senjata kimia dalam perang.
Gas ini dapat menyebabkan batuk parah, iritasi mata dan tenggorokan, gangguan pernapasan, bahkan bisa berakibat fatal jika terhirup dalam jumlah banyak.
Melansir laman CDC, pemutih hanya boleh digunakan dengan air bersih dan deterjen, dan tidak boleh dicampur dengan zat kimia lainnya.
Campuran yang salah bukan hanya merusak pakaian, tapi juga dapat membahayakan pengguna dan keluarga di rumah.
Jadi, alangkah baiknya jika Moms selalu berhati-hati, ya.
6. Pastikan Ventilasi Ruangan Baik
Pemutih, khususnya jenis klorin (sodium hypochlorite) dapat menghasilkan uap atau gas yang cukup menyengat saat digunakan.
Terutama ketika digunakan dalam jumlah banyak atau dalam ruangan tertutup.
Uap dari pemutih dapat mengiritasi mata, hidung, tenggorokan, dan paru-paru.
Hal ini bisa memicu gejala seperti batuk, sesak napas, hingga pusing, terutama bagi orang yang memiliki asma, alergi, atau gangguan pernapasan seperti PPOK (penyakit paru obstruktif kronik).
Untuk mencegah efek tersebut, penting untuk:
- Membuka jendela dan pintu saat menggunakan pemutih
- Menyalakan kipas angin untuk membantu sirkulasi udara
- Menghindari penggunaan pemutih di ruangan tertutup tanpa ventilasi
Ventilasi yang baik tidak hanya membuat udara lebih segar, tetapi juga membantu mengurangi konsentrasi uap kimia di udara, sehingga proses mencuci jadi lebih aman dan nyaman.
Jadi, selalu perhatikan aliran udara saat mencuci menggunakan pemutih, terutama jika dilakukan di ruang laundry kecil atau kamar mandi.
7. Bilas Pakaian Hingga Bersih

Cara menggunakan pemutih pakaian yang terakhir adalah pastikan untuk membilasnya hingga benar-benar bersih.
Hal ini karena sisa pemutih yang tertinggal di serat kain dapat menyebabkan berbagai masalah, mulai dari iritasi kulit, bau menyengat, hingga kerusakan jangka panjang pada pakaian seperti kain menjadi rapuh atau mudah sobek.
Jadi setelah proses pencucian selesai, pastikan pakaian:
- Dibilas dengan air bersih yang mengalir untuk memastikan semua sisa pemutih terangkat.
- Jika mencuci secara manual, lakukan pembilasan 2–3 kali hingga air bilasan terlihat jernih dan tidak berbusa.
- Untuk hasil terbaik, gunakan mode bilas ekstra (extra rinse) jika tersedia pada mesin cuci.
Baca Juga: 5 Cara Mencuci Celana Jeans yang Tepat, Perhatikan Ya!
Itulah beberapa cara menggunakan pemutih pakaian yang benar sehingga pakaian menjadi lebih bersih dan tetap awet, Moms.
- https://www.cdc.gov/hygiene/about/cleaning-and-disinfecting-with-bleach.html
- https://www.webmd.com/a-to-z-guides/ss/slideshow-cleaning-with-bleach-harmful-mistakes-youre-making
- https://www.rinse.com/blog/care/how-to-use-bleach-in-laundry/
- https://www.cleaninginstitute.org/cleaning-tips/clothes/detergents/using-bleach-laundry
- https://www.wikihow.com/Use-Bleach-when-Doing-Your-Laundry
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2025 Orami. All rights reserved.