Cerita Rakyat Roro Jonggrang, Kisah di Balik Candi Prambanan
Cerita rakyat Roro Jonggrang merupakan salah satu legenda paling terkenal dari Jawa Tengah yang hingga kini masih sering diceritakan di berbagai kalangan.
Kisah ini mengisahkan tentang kecantikan seorang putri bernama Roro Jonggrang, putri Raja Prabu Baka, yang harus menghadapi lamaran dari Bandung Bondowoso.
Demi menolak lamaran tersebut tanpa menimbulkan permusuhan, Roro Jonggrang mengajukan syarat mustahil, yakni meminta Bandung Bondowoso membangun seribu candi dalam satu malam.
Legenda ini tidak hanya menjadi asal-usul berdirinya Candi Prambanan, tetapi juga sarat akan pesan moral tentang kejujuran, tipu daya, dan konsekuensi dari setiap perbuatan.
Ada juga cerita rakyat timun mas di sini, Moms!
Cerita Rakyat Roro Jonggrang

Di tanah Jawa Tengah, berdiri dua kerajaan yang sangat berbeda nasib, yakni Kerajaan Pengging yang makmur dan subur, serta Keraton Prambanan yang tandus dan gersang.
Kerajaan Pengging dipimpin oleh Prabu Damar Moyo, seorang raja bijaksana yang dicintai rakyatnya. Ia memiliki seorang putra bernama Bandung Bondowoso, pemuda sakti dan pemberani.
Sementara itu, Keraton Prambanan berada di bawah kekuasaan Prabu Boko, seorang raja raksasa yang kejam dan tamak.
Meski terkenal akan kekejamannya, Prabu Boko memiliki seorang putri yang jelita, Roro Jonggrang, yang kecantikannya bagaikan bidadari turun dari langit.
Karena ambisi dan keserakahannya, Prabu Boko berencana memperluas wilayah kekuasaannya dengan menyerang Kerajaan Pengging.
Ia memaksa rakyatnya menjadi prajurit dan melakukan penindasan demi mempersiapkan perang.
Ketika akhirnya perang pecah, banyak nyawa melayang dan penderitaan melanda kedua belah pihak.
Melihat kondisi yang memprihatinkan, Prabu Damar Moyo mengutus Bandung Bondowoso memimpin pasukan Pengging untuk menghadapi Prabu Boko.
Terjadilah pertempuran hebat antara dua ksatria sakti itu, yang akhirnya berujung pada tewasnya Prabu Boko.
Bandung Bondowoso kemudian memimpin pasukannya mengepung Prambanan.
Di tengah suasana berkabung, Bandung Bondowoso bertemu Roro Jonggrang.
Seketika, ia terpikat oleh kecantikannya dan memutuskan untuk meminangnya. Roro Jonggrang yang masih berduka atas kematian ayahnya, merasa takut menolak langsung lamaran tersebut.
Maka ia pun mengajukan dua syarat yang mustahil: membuat sumur dalam bernama Jalatunda dan membangun seribu candi dalam satu malam.
Bandung Bondowoso menyanggupi tantangan itu. Dengan kekuatan gaibnya, ia berhasil menyelesaikan sumur Jalatunda dalam waktu singkat.
Roro Jonggrang yang panik, berusaha menipunya dengan mendorongnya ke dalam sumur dan menimbunnya bersama bebatuan.
Namun, Bandung Bondowoso berhasil keluar dalam keadaan marah, meski amarahnya diredam oleh rasa cintanya.
Lanjut ke syarat kedua, ia memanggil bala bantuan makhluk halus untuk membantunya membangun seribu candi sebelum fajar.
Ketika 998 candi hampir selesai, Roro Jonggrang kembali menyusun tipu daya.
Ia memerintahkan para dayangnya menyalakan obor, membakar jerami, dan membuat suara lesung untuk mengecoh waktu.
Ayam jantan pun berkokok, membuat para makhluk halus mengira hari telah pagi dan meninggalkan pekerjaan mereka.
Menyadari kecurangan itu, Bandung Bondowoso merasa dikhianati. Amarahnya meledak, dan dengan kesaktiannya, ia mengutuk Roro Jonggrang menjadi arca batu untuk melengkapi candi terakhir.
Maka berdirilah patung Dewi Durga yang hingga kini masih bisa ditemukan di dalam Candi Prambanan.
Sejak saat itu, candi besar tersebut dikenal dengan nama Candi Roro Jonggrang.
Sementara candi-candi kecil di sekitarnya disebut Candi Sewu, meski jumlahnya tidak benar-benar mencapai seribu, karena dalam bahasa Jawa “sewu” berarti seribu.
Baca juga cerita rakyat Tangkuban Perahu di sini!
Pesan Moral Cerita Roro Jonggrang
Cerita Roro Jonggrang mengandung beberapa pesan moral yang bisa dipetik, antara lain:
- Jangan serakah dan haus kekuasaan
Prabu Boko ingin memperluas wilayahnya dengan cara menindas rakyat dan menyerang kerajaan lain. Akhirnya, keserakahannya membawa kehancuran bagi dirinya dan kerajaannya. - Jangan mengandalkan tipu daya untuk mencapai tujuan
Roro Jonggrang mencoba menggagalkan syarat Bandung Bondowoso dengan cara curang. Akibatnya, ia sendiri yang harus menanggung akibat dari perbuatannya. - Cinta tanpa kejujuran tidak akan berakhir baik
Meskipun Bandung Bondowoso jatuh cinta pada Roro Jonggrang, hubungan mereka tidak didasari kejujuran dan saling percaya. Cinta seperti itu akhirnya berujung pada tragedi. - Setiap tindakan ada konsekuensinya
Roro Jonggrang melakukan tipu muslihat dua kali. Tindakannya itu menimbulkan kemarahan yang tak terbendung dari Bandung Bondowoso dan membuatnya dikutuk menjadi batu. - Gunakan kecerdikan untuk kebaikan, bukan untuk mencelakai orang lain
Kecerdikan Roro Jonggrang sebenarnya luar biasa, tapi disalahgunakan untuk menipu dan menyelamatkan diri dengan cara yang tidak benar.
Itulah cerita rakyat Roro Jonggrang dan pesan moralnya. Selain cerita rakyat Jawa, Moms juga bisa membaca kumpulan cerita rakyat Bali di sini.
Semoga cerita rakyat ini tetap lestari dan menjadi sarana edukasi yang baik, ya!
- https://indonesiakaya.com/pustaka-indonesia/cerita-rakyat-jawa-tengah-roro-jonggrang-dan-candi-prambanan/
- https://smansasingaraja.sch.id/kisah-roro-jonggrang/
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2025 Orami. All rights reserved.