10 Dampak Negatif Anak Jauh dari Orang Tua, Pahami!
Intinya, Nih Moms:
- Anak yang jauh dari orang tua cenderung kurang mendapatkan perhatian dan kasih sayang secara emosional.
- Hubungan sosial anak bisa terganggu karena tidak terbiasa membangun ikatan dengan orang terdekat.
- Anak lebih berisiko menunjukkan perilaku menyimpang akibat kurangnya pengawasan dan bimbingan.
- Prestasi akademik anak dapat menurun karena tidak ada motivasi atau dukungan belajar dari orang tua.
- Anak lebih rentan mengalami masalah kesehatan mental seperti stres, cemas, dan perasaan kesepian.
Dampak negatif anak jauh dari orang tua bisa memengaruhi berbagai aspek perkembangan anak, mulai dari emosional, sosial, hingga akademik.
Ketika kehadiran fisik dan perhatian orang tua berkurang, anak bisa merasa kesepian, tidak aman, bahkan kesulitan membangun kepercayaan diri yang sehat.
Sehingga ini juga berpotensi menimbulkan rasa kurang aman dan kesulitan dalam membangun hubungan sehat dengan lingkungan sekitarnya.
Penting bagi Moms untuk memahami berbagai dampak ini agar bisa mengambil langkah tepat dalam mendukung tumbuh kembang anak meski harus berjauhan.
Simak penjelasan lengkapnya agar Moms semakin siap membantu anak menghadapi tantangan ini dengan bijak.
Baca Juga: 10 Dampak Psikologis Anak Broken Home, Tak Hanya Kesepian!
Mengapa Anak Tidak Boleh Dipisahkan dari Orang Tuanya Terlalu Lama?

Moms, tahukah bahwa memisahkan anak dari orang tua apalagi dalam waktu yang lama bisa berdampak serius pada kesehatan mental dan perkembangan otaknya?
Mengutip Psychology Today, perpisahan yang berkepanjangan bisa memicu toxic stress pada Si Kecil.
Saat anak merasa takut atau tertekan karena jauh dari Moms, tubuhnya melepaskan hormon stres bernama kortisol.
Kalau stresnya hanya sebentar, seperti saat imunisasi atau tantrum, itu normal dan tidak berbahaya.
Namun, jika stres itu berlangsung lama tanpa kehadiran Moms sebagai penenang, stres tersebut bisa berubah menjadi stres beracun yang berdampak negatif.
Nantinya mungkin anak berubah menjadi sulit mengatur emosi, mengalami kesulitan belajar, bahkan rentan berperilaku bermasalah.
Hal yang paling dibutuhkan anak bukan sekadar mainan atau tontonan, tapi pelukan dan sentuhan hangat dari Moms.
Sentuhan penuh kasih ini dipercaya mampu menurunkan hormon stres dan membuat anak merasa aman dan nyaman, lho Moms.
Dampak Negatif Anak Jauh dari Orang Tua terhadap Aspek Psikologi
Perceraian, jarak fisik, dan kesibukan orang tua sering membuat frekuensi pertemuan dengan anak berkurang secara signifikan.
Kondisi ini ternyata tidak hanya berdampak pada hubungan keluarga, tapi juga bisa memengaruhi kesehatan psikologis anak secara mendalam.
Berikut adalah beberapa dampak psikologis yang sering dialami anak yang jauh dari orang tua.
1. Trauma

Moms, perpisahan orang tua akibat perceraian bisa meninggalkan luka yang sulit disembuhkan bagi anak.
Meski orang tua sudah berusaha membangun komunikasi jarak jauh, anak bisa tetap merasa tidak pasti dan cemas tentang masa depan keluarganya.
Perasaan sedih, putus asa, hingga rasa bersalah kerap muncul dan berpotensi berkembang menjadi depresi.
Dalam keluarga, orang tua adalah sumber perlindungan dan dukungan utama bagi anak.
Saat perpisahan terjadi, anak merasa kehilangan perlindungan ini, sehingga trauma dapat terus berlanjut bahkan hingga mereka dewasa.
Studi di jurnal Paediatrics Child Health menunjukkan bahwa meski komunikasi dengan mantan pasangan bisa terjalin kembali dalam dua tahun.
Sebagian anak masih merasakan sakit hati yang mendalam dan mengalami trauma berkepanjangan.
2. Tingkat Percaya Diri yang Rendah
Anak yang terpisah dari orang tua, terutama karena perceraian atau jarak yang jauh, sering mengalami penurunan rasa percaya diri.
Mereka mungkin merasa kurang layak untuk dicintai dan takut ditinggalkan oleh orang-orang terdekat.
Kondisi ini tidak hanya memengaruhi hubungan anak dengan keluarga, tapi juga pertemanan dan hubungan sosial lainnya.
Jika tidak mendapat perhatian dan bimbingan yang tepat, anak bisa mencari pelarian dengan masuk ke lingkungan yang kurang baik agar merasa diterima dan aman.
Hal ini tentu menjadi perhatian besar bagi orang tua dan pengasuh agar anak tetap merasa dihargai dan dicintai.
Baca Juga: 7 Pengaruh Gadget terhadap Psikologi Anak, Waspada Moms!
3. Permasalahan Emosional

Jarak dan perpisahan juga bisa memicu berbagai masalah emosional pada anak.
Mereka cenderung menunjukkan perilaku seperti agresif, sulit bergaul, atau bahkan kenakalan remaja.
Studi di jurnal Attachment & Human Development mengungkapkan bahwa anak yang terpisah dari orang tua lebih rentan menunjukkan kemarahan berlebihan dan kesulitan mengelola emosinya dalam berinteraksi dengan lingkungan sekitar.
Perilaku antisosial ini bisa menjadi tanda anak kesulitan mengatasi tekanan emosional akibat perpisahan yang dialami.
4. Kesehatan Mental
Perceraian dan jarak fisik dengan orang tua dapat memicu gangguan kesehatan mental, terutama pada tahun pertama setelah perpisahan.
Anak menjadi lebih mudah marah, cemas berlebihan, sulit percaya pada orang lain, dan mengalami stres yang berkepanjangan.
Kondisi ini adalah tantangan besar yang harus ditangani dengan penuh perhatian agar anak tidak berkembang menjadi masalah kesehatan mental yang lebih serius.
Terapi dan dukungan emosional sangat dibutuhkan agar anak bisa pulih dan tumbuh dengan baik.
Baca Juga: Mengenal Play Therapy, Terapi Bermain untuk Mengatasi Masalah Psikologis Anak
5. Menimbulkan Masalah di Usia Dewasa

Tidak hanya berdampak saat kecil, perpisahan orang tua juga bisa membawa dampak serius hingga anak dewasa.
Menurut laman Resources To Recover, anak yang tumbuh jauh dari orang tua atau mengalami perceraian berisiko lebih tinggi menghadapi masalah seperti penyalahgunaan narkoba, gangguan psikiatris, dan berbagai masalah mental lainnya di kemudian hari.
Selain itu, kehidupan dewasa mereka seperti hubungan percintaan, karier, dan pendidikan juga kerap terpengaruh akibat trauma masa kecil yang belum terselesaikan.
Dampak Negatif Anak Jauh dari Orang Tua terhadap Aspek Sosial
Moms, saat anak tumbuh dengan jarak fisik yang jauh dari orang tua, dampaknya tidak hanya terlihat pada sisi emosional, tapi juga sangat memengaruhi kemampuan sosialnya.
Anak-anak yang jarang bertemu atau kurang mendapat interaksi langsung dengan orang tua cenderung menghadapi kesulitan dalam bersosialisasi dan membangun hubungan yang sehat dengan orang lain.
Berikut ini beberapa dampak negatif anak jauh dari orang tua jika dilihat dari sisi sosial:
1. Kesulitan dalam Membangun Hubungan Sosial yang Sehat

Salah satu dampak negatif anak yang jauh dari orang tua paling nyata dari anak yang jauh dari orang tua adalah kesulitan mereka untuk membentuk dan menjaga hubungan sosial yang baik.
Tanpa bimbingan dan perhatian orang tua secara rutin, anak bisa merasa canggung dan kurang percaya diri ketika harus berinteraksi dengan teman sebaya atau guru.
Hal ini membuat mereka kesulitan untuk beradaptasi dan menjalin persahabatan, yang sebenarnya sangat penting untuk perkembangan sosial dan emosional mereka.
2. Perasaan Terasing dan Kurang Diterima dalam Lingkungan Sosial
Anak yang kurang mendapatkan perhatian dan kehadiran orang tua secara langsung sering kali merasa terasing dan sulit merasa diterima di antara teman-temannya.
Dampak negatif anak jauh dari orang tua ini membuat mereka cenderung menarik diri, enggan ikut berpartisipasi dalam kegiatan sosial, atau bahkan merasa rendah diri.
Kondisi ini bisa memperparah rasa kesepian dan menghambat perkembangan kemampuan bersosialisasi mereka secara optimal.
3. Rentan Terjerumus dalam Pengaruh Negatif Lingkungan

Tanpa pengawasan dan arahan yang cukup dari orang tua, anak-anak yang jauh dari orang tua menjadi lebih rentan mencari tempat “penerimaan” di lingkungan yang tidak sehat.
Dampak negatif anak jauh dari orang tua ini bisa membuat mereka mudah terpengaruh oleh pergaulan bebas, kebiasaan buruk, atau lingkungan yang berpotensi merugikan masa depan mereka.
Kehilangan figur orang tua sebagai panutan membuat anak-anak ini mencari rasa aman di tempat yang salah.
4. Kesulitan Mengembangkan Empati dan Kemampuan Kerjasama
Anak yang jarang mendapatkan contoh nyata dari orang tua dalam hal empati dan kerja sama akan kesulitan mengembangkan dua kemampuan sosial penting ini.
Dampak negatif anak jauh dari orang tua dapat membuat Si Kecil kurang peka terhadap perasaan orang lain.
Sehingga sulit memahami kebutuhan teman, dan tidak terbiasa bekerja sama dalam sebuah kelompok.
Padahal, kemampuan ini sangat dibutuhkan dalam kehidupan sehari-hari, baik di sekolah maupun dalam pergaulan sosial yang lebih luas.
5. Risiko Isolasi Sosial yang Berkepanjangan

Jika masalah ini tidak segera diatasi, anak yang jauh dari orang tua bisa mengalami isolasi sosial yang berkepanjangan.
Mereka merasa kesulitan menjalin komunikasi dan hubungan interpersonal yang sehat.
Dampak negatif anak jauh dari orang tua ini bahkan berpotensi menimbulkan masalah mental dan emosional yang serius, seperti depresi atau kecemasan sosial, hingga masa dewasa nanti.
Isolasi ini bukan hanya menyakitkan secara emosional, tapi juga dapat menghambat potensi dan kualitas hidup anak secara keseluruhan.
Tips Mengurangi Dampak Anak Jauh dari Orang Tua

Moms, meskipun jarak fisik tak bisa dihindari, kehadiran emosional dan dukungan yang konsisten sangat penting untuk tumbuh kembang anak.
Anak yang jauh dari orang tua bisa mengalami berbagai tantangan, tapi dengan cara yang tepat, Moms bisa membantu meminimalkan dampak negatif tersebut.
Berikut ini beberapa cara yang bisa Moms lakukan:
1. Jadwalkan Waktu Berkualitas Bersama
Pastikan Moms meluangkan waktu khusus untuk berkomunikasi dengan anak, baik melalui video call, telepon, atau pesan.
Kualitas waktu bersama, walaupun singkat dan jarang, bisa membuat anak merasa diperhatikan dan dekat secara emosional.
2. Gunakan Teknologi untuk Menjaga Hubungan
Manfaatkan teknologi seperti video call, chat, atau aplikasi pesan suara agar komunikasi tetap lancar dan rutin.
Dengan komunikasi digital, Moms tetap bisa ikut mendengar cerita dan kebutuhan anak meskipun berjauhan.
3. Libatkan Anak dalam Kegiatan Sehari-hari
Moms bisa mengajak anak ikut merencanakan kegiatan atau membicarakan aktivitas harian agar mereka merasa menjadi bagian penting dalam keluarga.
Ini membantu anak tetap merasa terhubung dan dihargai meski tidak selalu bersama secara fisik.
4. Berikan Dukungan Emosional yang Konsisten
Tunjukkan empati dan perhatian dalam setiap komunikasi.
Dengarkan keluh kesah dan berikan kata-kata penyemangat agar anak merasa aman dan didukung.
Dukungan emosional yang konsisten sangat penting untuk menjaga kesehatan mental anak.
5. Libatkan Orang Terdekat sebagai Pendukung
Jika Moms sedang tidak bisa selalu menemani anak, mintalah bantuan keluarga lain seperti kakek-nenek atau wali yang peduli untuk memberikan perhatian dan pengawasan.
Kehadiran figur pengganti ini bisa membantu mengurangi rasa kesepian dan memberikan rasa aman bagi anak.
Memahami dampak negatif anak jauh dari orang tua, terutama dari sisi sosial, penting agar Moms bisa memberikan perhatian ekstra dan dukungan yang tepat.
Dengan komunikasi yang hangat dan keterlibatan aktif, Moms dapat membantu anak mengatasi kesulitan bersosialisasi dan tumbuh menjadi pribadi yang percaya diri serta mandiri.
Jangan biarkan jarak fisik memutus ikatan emosional yang sangat dibutuhkan anak untuk berkembang dengan sehat dan bahagia.
- https://pmc.ncbi.nlm.nih.gov/articles/PMC2817796/
- https://www.rtor.org/2019/08/28/how-divorce-impacts-childrens-mental-health/
- https://www.psychologytoday.com/ca/blog/the-baby-scientist/201807/the-effects-separating-children-their-parents
- https://pmc.ncbi.nlm.nih.gov/articles/PMC3115616/
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2025 Orami. All rights reserved.