Kenali Fase Demam Berdarah, Jangan Terlambat Ditangani!
Intinya Nih, Moms:
- Demam berdarah terdiri dari tiga fase, yaitu fase demam, fase kritis, dan fase pemulihan.
- Fase demam ditandai dengan demam tinggi, nyeri otot, dan sakit kepala.
- Fase kritis terjadi saat demam turun dan bisa muncul tanda syok.
- Kebocoran plasma di fase kritis dapat menyebabkan penumpukan cairan dan syok.
- Fase pemulihan dimulai saat kebocoran plasma berhenti dan cairan diserap kembali.
Agar pengobatan tepat dilakukan, perlu untuk tahu gejala apa saja yang muncul pada setiap fase demam berdarah.
Memahami tahapannya dapat membantu kita untuk menangani dengan tepat dari setiap gejala demam berdarah yang muncul.
Dengan perawatan yang tepat tentunya akan membantu proses pemulihan juga agar sakit tidak berlangsung lebih lama.
Penyebab Demam Berdarah

Demam berdarah terjadi akibat gigitan nyamuk yang membawa virus dengue.
Di Indonesia teridentifikasi ada tiga jenis nyamuk yang bisa menularkan virus dengue, yaitu Aedes aegypti, Aedes albopictus, dan Aedes scutellaris.
Melansir dari Scitable by Nature Education, virus dengue terbagi dalam empat jenis virus, yang dikenal sebagai serotipe, yaitu virus dengue serotipe-1 (DEN-1), DEN-2, DEN-3, dan DEN-4.
Keempat virus serotipe tersebut menunjukkan perbedaan yang cukup signifikan sehingga dapat pula disebut sebagai empat virus yang berbeda.
Ketika nyamuk Aedes menggigit orang yang telah terinfeksi virus dengue, nyamuk tersebut dapat menjadi pembawa virus tersebut.
Jika nyamuk ini menggigit orang lain, maka orang tersebut dapat tertular virus dengue dan selanjutnya dapat mengalami demam berdarah. Begitulah virus tersebut menyebar.
Dalam kasus yang jarang terjadi, demam berdarah dapat menyebabkan bentuk penyakit yang lebih serius yang disebut demam berdarah dengue (DBD).
DBD inilah yang berisiko mengancam jiwa dan perlu segera ditangani dengan perawatan yang tepat.
Cara Diagnosis Demam Berdarah

CDC menyebutkan, demam berdarah dapat didiagnosis melalui tes darah.
Hasil tes darah pasien demam berdarah biasanya menunjukkan:
- Jumlah sel darah putih dan trombosit yang rendah
- Natrium dalam darah rendah
- Kadar enzim hati AST dan ALT yang meningkat
- Laju endap darah (LED) yang normal
Beberapa jenis tes darah yang akan dilakukan dokter untuk memastikan DBD antara lain:
- NS1 antigen, bisa dilakukan sejak hari pertama demam untuk mendeteksi virus),
- Pemeriksaan antibodi IgM/IgG untuk mengecek respons kekebalan terhadap virus dengue,
- Hitung darah lengkap untuk melihat kadar trombosit, sel darah putih, dan hematokrit,
- Tes fungsi hati untuk melihat kadar AST dan ALT yang biasanya meningkat pada DBD.
Selain tes darah, dokter juga dapat melihat tanda-tanda fisik dan bisa menggunakan pemeriksaan lain seperti rontgen dada dan ultrasonografi (USG) jika dibutuhkan untuk memastikan diagnosis.
Fase Demam Berdarah

Melansir dari Clinical Microbiology Reviews, setelah seseorang digigit nyamuk yang memiliki infeksi virus, virus tersebut akan mengalami masa inkubasi 3 sampai 14 hari (rata-rata, 4 sampai 7 hari).
Setelah itu orang tersebut mungkin mengalami demam akut disertai dengan berbagai tanda dan gejala nonspesifik.
Berikut ini fase demam berdarah seperti melansir dari U.S Centers for Disease Control and Prevention.
Fase Demam
Biasanya demam berlangsung 2-7 hari. Tanda lainnya termasuk sakit kepala hebat, nyeri di belakang mata, nyeri otot dan sendi, serta ruam kemerahan di kulit.
Kadang juga muncul tanda-tanda pendarahan ringan, seperti bintik-bintik merah di kulit, memar, gusi berdarah, mimisan, hingga darah dalam urin.
Beberapa orang juga mengalami kemerahan di wajah dan tenggorokan dalam 1–2 hari pertama sejak sakit mulai terasa.
Paracetamol dan antipiretik (antimuntah) penting diberikan untuk menurunkan suhu tubuh dan mencegah dehidrasi.
Sirkulasi cairan untuk pasien akan digantikan oleh rehidrasi dengan makanan dan cairan elektrolit.
Pada anak, kondisi ini bisa ditandai kondisi tubuh lemah dan tidak nafsu makan.
Tanda-tanda bahwa demam berdarah bisa menjadi parah biasanya muncul di akhir fase demam, saat suhu tubuh mulai turun.
Gejalanya bisa berupa muntah terus-menerus, sakit perut hebat, penumpukan cairan di tubuh, pendarahan dari hidung atau gusi, tubuh terasa lemas atau gelisah, tekanan darah turun saat berdiri, pembesaran hati, dan peningkatan kadar sel darah merah karena kekurangan cairan (hemokonsentrasi).
Fase Kritis
Fase kritis demam berdarah dimulai saat demam turun dan biasanya berlangsung selama 1–2 hari.
Sebagian besar pasien akan membaik di fase ini, tetapi pada beberapa orang, bisa terjadi kebocoran plasma yang parah dan membuat kondisinya memburuk dengan cepat.
Awalnya, tubuh masih bisa mengimbangi kondisi ini sehingga tekanan darah terlihat normal, meski tekanan nadi (selisih antara tekanan darah atas dan bawah) menyempit.
Jika kebocoran plasma parah, pasien bisa mengalami penumpukan cairan di paru-paru (efusi pleura), perut bengkak karena cairan (asites), kadar protein darah menurun, atau pengentalan darah (hemokonsentrasi).
Pasien mungkin terlihat baik-baik saja, padahal sudah menunjukkan tanda-tanda awal syok.
Jika tekanan darah mulai turun drastis, bisa terjadi syok berat yang sulit ditangani dan berisiko menyebabkan kematian.
Beberapa pasien juga bisa mengalami perdarahan hebat, seperti muntah darah, BAB berdarah, atau menstruasi sangat banyak.
Dalam kasus langka, komplikasi lain seperti radang hati (hepatitis), jantung (miokarditis), pankreas (pankreatitis), atau otak (ensefalitis) juga bisa terjadi.
Baca Juga: Demam Rematik: Gejala, Penyebab, dan Cara Mengobatinya
Fase Pemulihan
Saat kebocoran plasma berhenti, pasien memasuki fase pemulihan.
Pada tahap ini, cairan yang sebelumnya keluar dari pembuluh darah mulai diserap kembali ke dalam tubuh, termasuk cairan di paru-paru dan perut.
Kondisi tubuh pasien mulai membaik, tekanan darah menjadi stabil (meskipun detak jantung bisa melambat), dan pasien mulai sering buang air kecil.
Kadar hematokrit akan stabil atau menurun karena cairan kembali masuk ke pembuluh darah, dan jumlah sel darah putih mulai naik, diikuti oleh peningkatan jumlah trombosit.
Pada fase ini, ruam kulit bisa mulai mengelupas dan terasa gatal.
Baca Juga: Beda dengan DBD, Kenali Demam Kuning yang Bisa Sebabkan Jaundice
Kapan Harus ke Dokter?

Melansir dari situs Mayo Clinic, demam berdarah yang parah dapat menyebabkan pendarahan internal dan kerusakan organ.
Tekanan darah bisa turun ke tingkat yang berbahaya, menyebabkan syok. Pada beberapa kasus, demam berdarah yang parah dapat menyebabkan kematian.
Wanita yang terkena demam berdarah selama kehamilan dapat menyebarkan virus ke bayi saat melahirkan.
Selain itu, bayi dari ibu yang terkena demam berdarah selama kehamilan memiliki risiko kelahiran prematur atau berat badan lahir rendah.
Oleh karena itu, jika Moms, Dads, atau anggota keluarga mengeluhkan gejala yang mengarah pada demam berdarah, sebaiknya segera periksa ke dokter.
Terutama jika mengalami demam tinggi, kelemahan, disertai nyeri tubuh parah. Memang tidak ada obat khusus untuk mengobati demam berdarah.
Namun, pengobatan difokuskan dengan menggantikan cairan tubuh yang hilang, serta meringankan gejala yang dialami pasien.
Baca Juga: 15 Cara Mengusir Nyamuk dengan Bahan Alami, Ampuh Bikin Nyamuk Tidak Datang Lagi
Penting bagi Moms dan keluarga di rumah untuk memahami fase demam berdarah.
Ini karena fasenya bisa menjadi patokan pembeda demam berdarah dengan demam lain.
Dengan begitu, orang yang terkena demam berdarah akan lebih cepat tanggap memeriksakan diri ke dokter dan mendapatkan perawatan.
Selain itu, agar tidak terjadi hal yang sama, lakukan tindakan pencegahan terjadinya demam berdarah dengan selalu membersihkan bak mandi, tidak menumpuk pakaian, dan menggunakan losion anti nyamuk.
Jaga rumah tetap bersih agar terhindar dari sarang nyamuk.
- https://promkes.kemkes.go.id/?p=7443
- https://www.onlymyhealth.com/what-stages-dengue-12977600932
- https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/dengue-fever/symptoms-causes/syc-20353078
- https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC88892/
- https://kidshealth.org/en/parents/dengue.html
- http://www.eijkman.go.id/blog/demam-berdarah-dengue-problematika-interaksi-virus-pejamu-dan-vektor/
- https://www.nature.com/scitable/topicpage/dengue-viruses-22400925/
- https://www.cdc.gov/dengue/hcp/clinical-signs/index.html#
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2025 Orami. All rights reserved.