Bisakah Hamil dengan Satu Tuba Falopi? Ini Penjelasanya!
Intinya Nih, Moms:
- Kehamilan masih bisa terjadi meski hanya memiliki satu tuba falopi.
- Selama tuba yang tersisa sehat dan berfungsi, peluang hamil tetap ada.
- Penyebab kehilangan tuba bisa karena operasi, infeksi, atau kehamilan ektopik.
- Pemeriksaan kesuburan penting untuk mengetahui kondisi tuba yang tersisa.
- Konsultasi rutin dengan dokter kandungan disarankan untuk memantau kehamilan.
Hamil dengan satu tuba falopi mungkin terdengar mengkhawatirkan bagi sebagian Moms, terutama jika baru mengetahui bahwa salah satu tuba falopi tidak lagi berfungsi.
Padahal, banyak wanita tetap bisa hamil dan menjalani kehamilan sehat meskipun hanya memiliki satu tuba yang tersisa.
Kuncinya terletak pada pemahaman tentang bagaimana sistem reproduksi bekerja serta kondisi tubuh Moms sendiri.
Yuk, cari tahu lebih dalam tentang peluang, penyebab, dan tantangan hamil dengan satu tuba falopi melalui artikel ini sampai selesai!
Baca Juga: 3 Terapi Kesuburan Wanita untuk Program Hamil Menurut Dokter
Pengertian dan Fungsi Tuba Falopi

Tuba falopi adalah saluran berbentuk tabung panjang dan ramping yang menghubungkan indung telur (ovarium) dengan rahim.
Mengutip dari laman National Cancer Institute, setiap wanita umumnya memiliki dua tuba falopi, satu di sisi kiri dan satu di sisi kanan rahim, masing-masing terhubung ke ovarium.
Tugas utama tuba falopi adalah menjadi jalur bagi sel telur yang dilepaskan saat ovulasi untuk bergerak menuju rahim.
Jika ada sperma yang masuk, pembuahan biasanya terjadi di dalam tuba falopi ini.
Setelah dibuahi, sel telur akan melanjutkan perjalanannya ke rahim dan menempel di dinding rahim, lalu tumbuh menjadi janin.
Jadi, tuba falopi berperan penting dalam proses awal terjadinya kehamilan, Moms.
Baca Juga: 8 Minuman dan Makanan yang Dilarang untuk Program Hamil
Penyebab Wanita Hanya Memiliki Satu Tuba Falopi

Menurut Mayo Clinic, ada beberapa kondisi yang dapat menyebabkan wanita hanya memiliki satu tuba falopi.
Hal ini bisa terjadi karena faktor medis tertentu atau bahkan sudah ada sejak lahir.
Kehilangan salah satu tuba falopi bukanlah hal yang jarang terjadi, dan banyak wanita tetap bisa menjalani kehamilan meskipun hanya memiliki satu saluran penghubung antara ovarium dan rahim ini.
Berikut beberapa penyebab umum yang perlu Moms ketahui:
1. Pernah Menjalani Operasi Panggul
Operasi di area panggul, terutama yang berkaitan dengan sistem reproduksi, seperti pengangkatan kista ovarium atau tuba falopi yang rusak, bisa menyebabkan hilangnya salah satu tuba.
Tindakan ini biasanya dilakukan jika kondisi tuba sudah tidak bisa diperbaiki dan berisiko mengganggu kesuburan atau kesehatan secara keseluruhan.
2. Infeksi Parah di Area Reproduksi
Infeksi yang menyerang organ reproduksi, seperti radang panggul (PID), bisa merusak tuba falopi.
Jika infeksi tidak segera ditangani, peradangan parah dapat membuat tuba menyumbat atau rusak, hingga akhirnya harus diangkat melalui prosedur medis.
3. Riwayat Kehamilan Ektopik
Kehamilan ektopik terjadi ketika sel telur yang telah dibuahi menempel di luar rahim, biasanya di dalam tuba falopi.
Karena kondisi ini tidak dapat melanjutkan kehamilan normal dan berisiko bagi Moms, tuba falopi yang menjadi tempat implantasi sering kali harus diangkat untuk mencegah komplikasi yang lebih serius.
4. Kelainan Bawaan Sejak Lahir
Beberapa wanita memang terlahir hanya dengan satu tuba falopi.
Ini merupakan kelainan bawaan yang langka, namun tetap memungkinkan Moms untuk hamil secara alami jika tuba dan ovarium yang ada dalam kondisi baik.
Apakah Bisa Hamil dengan Satu Tuba Falopi?

Menurut informasi dari Fertility Center, kehamilan tetap sangat mungkin terjadi meski Moms hanya memiliki satu tuba falopi.
Meskipun wanita biasanya dilahirkan dengan dua tuba falopi yang bertugas mengantarkan sel telur dari ovarium ke rahim, nyatanya satu tuba pun dapat melakukan tugas ganda ini.
Bahkan, data menunjukkan bahwa hingga 85% wanita berusia optimal untuk hamil dengan satu tuba falopi tetap bisa hamil dalam waktu 2 tahun setelah mencoba program hamil.
Namun, ada beberapa hal penting yang perlu diperhatikan agar kehamilan bisa terjadi dengan satu tuba:
1. Berada di Usia Subur
Usia sangat memengaruhi kualitas sel telur. Wanita yang berada dalam rentang usia subur (22–35 tahun) memiliki peluang lebih tinggi untuk hamil.
Jika Moms berusia di atas 35 tahun dan hanya memiliki satu tuba, disarankan untuk segera berkonsultasi dengan spesialis fertilitas guna membahas pilihan program hamil terbaik.
2. Ovulasi yang Teratur
Siklus haid yang teratur, yakni setiap 21 hingga 35 hari ini biasanya sebagai penanda ovulasi juga berjalan normal.
Ini penting, karena ovulasi yang rutin berarti sel telur tetap tersedia untuk dibuahi.
Moms bisa menggunakan alat tes ovulasi (OPK) untuk memantau masa subur secara mandiri di rumah.
3. Kondisi Tuba yang Sehat
Sangat penting untuk memastikan bahwa tuba falopi yang tersisa benar-benar sehat dan tidak mengalami sumbatan.
Saluran yang tersumbat akan menghambat perjalanan sel telur dan sperma, serta meningkatkan risiko kehamilan ektopik.
Pemeriksaan seperti HSG (histerosalpingografi) bisa membantu memastikan saluran masih terbuka dan berfungsi optimal.
4. Tidak Memiliki Masalah Kesuburan Lainnya
Moms juga perlu memastikan bahwa tidak ada masalah kesuburan tambahan, seperti gangguan hormon, endometriosis, atau kelainan rahim yang dapat menghambat kehamilan.
Dalam beberapa kasus, kondisi seperti endometriosis ringan yang menyebabkan tuba satu sisi rusak juga berisiko merusak tuba sisi lainnya.
Tantangan Program Hamil dengan Satu Tuba Falopi

Moms, meskipun hamil dengan satu tuba falopi tetap memungkinkan, ada beberapa tantangan yang perlu diketahui sebelum memulai program hamil.
Dengan memahami apa saja hambatannya, Moms bisa lebih siap secara fisik maupun emosional, serta bisa mengambil langkah yang tepat bersama dokter.
Beberapa tantangan di antaranya:
1. Waktu Pembuahan Lebih Terbatas
Karena hanya satu tuba falopi yang berfungsi, otomatis peluang pembuahan terjadi hanya saat ovulasi dari ovarium di sisi tuba yang sehat.
Jika ovulasi terjadi di sisi sebaliknya, proses pembuahan bisa gagal karena tidak ada jalur yang tersedia untuk sel telur menuju rahim.
Hal ini bisa membuat proses menunggu kehamilan terasa lebih lama dibanding wanita dengan dua tuba yang aktif.
2. Risiko Tuba Tersumbat Lebih Berarti
Dengan satu tuba yang tersisa, menjaga kesehatannya sangat penting. Jika tuba tersebut mengalami sumbatan, maka jalur satu-satunya untuk terjadinya pembuahan tertutup.
Risiko ini membuat pemeriksaan seperti HSG (histerosalpingografi) menjadi penting untuk memastikan saluran tuba tidak tersumbat dan dalam kondisi baik.
3. Kemungkinan Kehamilan Ektopik Masih Ada
Kehamilan ektopik, yaitu saat sel telur yang telah dibuahi menempel di luar rahim (biasanya di tuba falopi), tetap bisa terjadi meskipun hanya satu tuba yang tersisa.
Bahkan, risiko ini bisa meningkat jika Moms pernah mengalaminya sebelumnya. Itulah sebabnya, pemantauan sejak awal kehamilan sangat penting untuk memastikan janin berkembang di tempat yang tepat.
Baca Juga: 10 Sayuran untuk Program Hamil, Bisa Tingkatkan Kesuburan!
Hamil dengan satu tuba falopi bukan hal yang mustahil, Moms. Selama tuba yang tersisa sehat, ovulasi teratur, dan tidak ada masalah kesuburan lain, peluang untuk memiliki buah hati tetap terbuka.
Dengan pola hidup sehat, pemantauan kesuburan yang tepat, serta dukungan medis jika dibutuhkan, Moms tetap bisa menjalani program hamil dengan optimis dan percaya diri.
Jangan ragu untuk berkonsultasi dengan dokter agar prosesnya lebih terarah dan nyaman, ya Moms!
- https://www.fertilitycenter.com/fertility_cares_blog/can-i-get-pregnant-with-one-fallopian-tube
- https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/female-infertility/expert-answers/pregnancy/faq-20058418
- https://www.maxhealthcare.in/blogs/conceiving-one-fallopian-tube
- https://www.artfertilityclinics.com/in/en/art-blog/fallopian-tubes-is-pregnancy-possible-with-only-one
- https://www.cancer.gov/publications/dictionaries/cancer-terms/def/fallopian-tube
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2025 Orami. All rights reserved.