10 Penyebab Ibu Meninggal setelah Melahirkan, Wajib Tahu!
Intinya Nih, Moms:
- Perdarahan hebat setelah melahirkan adalah penyebab utama kematian ibu.
- Infeksi serius bisa terjadi jika kebersihan saat persalinan tidak terjaga.
- Tekanan darah tinggi saat hamil dapat berkembang menjadi eklamsia yang mematikan.
- Penanganan medis yang lambat atau tidak tepat dapat meningkatkan risiko kematian.
Kasus ibu meninggal setelah melahirkan atau maternal death masih menjadi masalah serius di dunia Kesehatan.
Kategori kasus maternal death adalah kematian ibu dalam kurun waktu selama kehamilan hingga 6 minggu atau 42 hari setelah melahirkan.
Data Angka Kematian Ibu
Melansir data World Health Organization sekitar 260 ribu perempuan meninggal selama kehamilan dan setelah persalinan pada tahun 2023.
Di Indonesia sendiri, menurut Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, angka kematian ibu (AKI) mencapai 4.129 pada tahun 2023 dengan kisaran 305 kasus per 100 ribu kelahiran.
Penyebab Ibu Meninggal setelah Melahirkan

Penyebab ibu meninggal setelah melahirkan utamanya karena komplikasi yang sudah ada selama kehamilan dan memburuk setelah persalinan.
Menurut World Health Organization, kompilkasi utama yang menyebabkan sekitar 75% dari seluruh kematian ibu adalah pendarahan hebat, infeksi setelah melahirkan, hingga preeklamsia dan eklamsia.
Melihat angka yang masih tinggi baik di Indonesia maupun dunia, Moms harus tahu penyebab ibu meninggal setelah melahirkan.
1. Perdarahan Hebat
Perdarahan hebat setelah melahirkan (dalam medis disebut postpartum hemorrhage atau PPH) adalah penyebab utama kematian ibu pascapersalinan, terutama dalam 24 jam pertama setelah kelahiran.
Kondisi ini terjadi ketika seorang ibu kehilangan lebih dari 500 ml darah setelah persalinan normal, atau lebih dari 1.000 ml jika melahirkan secara caesar.
2. Plasenta Previa

Mengutip dari artikel yang dipublikasikan di Cureus, salah satu penyebab ibu meninggal setelah melahirkan pertama adalah terjadinya plasenta previa.
Kondisi ini merupakan implantasi abnormal plasenta di dekat atau di atas serviks.
Tanda dan gejala meliputi perdarahan vagina yang tiba-tiba, biasanya setelah 28 minggu.
Plasenta previa dapat dengan mudah didiagnosis dengan ultrasound.
Jika tidak didiagnosis dengan tepat, perdarahan hebat bisa terjadi.
Faktor risiko termasuk sebelum plasenta previa, kelahiran cesar, penggunaan alkohol selama kehamilan, wanita di bawah usia dua puluh, dan wanita di atas usia tiga puluh (meningkatkan risiko dengan usia lebih tinggi).
3. Solusio Plasenta (Abrupsio Plasenta)

Mengutip dari jurnal Acta Obstetricia et Gynecologica Scandinavica, solusio plasenta bisa menyebabkan ibu hamil meninggal setelah melahirkan.
Solusio plasenta adalah kondisi serius ketika plasenta (ari-ari) terlepas dari dinding rahim sebelum waktunya.
Hal ini bisa menyebabkan perdarahan hebat pada ibu dan berisiko menyebabkan syok.
Kondisi ini merupakan salah satu penyebab utama kematian dan komplikasi serius pada ibu, dengan angka kematian ibu akibat solusio plasenta sekitar 1% hingga 8%, tergantung pada populasi dan fasilitas kesehatan yang tersedia.
Meski kini jarang terjadi di negara maju, solusio plasenta masih jadi penyebab kematian ibu yang signifikan di daerah dengan akses medis terbatas.
4. Ruptur Uteri

Melansir BMC Pregnancy Childbirth, ruptur uteri juga jadi penyebab utama ibu meninggal setelah melahirkan di negara berkembang.
Ruputur Uteri merupakan suatu kondisi yang mengancam jiwa dimana robeknya dinding rahim.
Hal ini dapat terjadi sebelum atau selama persalinan, dan sebagian besar terkait dengan bekas luka rahim sebelumnya, seperti operasi sebelumnya atau operasi cesar.
Di ruang persalinan dan persalinan, malpraktik medis termasuk dorongan perut yang berlebihan (untuk membantu persalinan) atau penggunaan oksitosin atau pitocin yang tidak tepat, dapat menyebabkan ruptur uterus.
Komplikasi ini bisa menyebabkan kehilangan darah ibu atau syok hipovolemik dan menjadi salah satu penyebab kematian ibu setelah melahirkan.
5. Preeklampsia dan Sindrom HELLP

Ini terjadi ketika seorang ibu memiliki tekanan darah tinggi yang berbahaya selama kehamilan.
Kegagalan untuk mengobati preeklampsia dapat menyebabkan pemisahan plasenta, kejang maternal, atau sindrom HELLP.
Sindrom HELLP adalah sejenis preeklampsia yang melibatkan hemolisis, peningkatan enzim hati dan platelet rendah.
Ibu dengan sindrom HELLP biasanya memiliki fungsi hati yang memburuk dengan cepat.
6. Penyakit Jantung

Sebuah penelitian European Society of Cardiology telah membuktikan bahwa, seorang wanita hamil yang memiliki riwayat jantung juga bisa menjadi salah satu penyebab ibu meninggal setelah melahirkan.
Kehamilan menyebabkan perubahan luas pada fungsi jantung seorang wanita, ada peningkatan volume darah total 50%, penurunan resistensi vaskular, misalnya.
Wanita yang memiliki penyakit jantung berisiko tinggi mengalami kematian maternal, terutama karena perubahan ini.
7. COVID-19

Studi terbaru dari Centers for Disease Control and Prevention (CDC) menunjukkan ibu hamil yang positif COVID-19 memiliki risiko tinggi mengalami gejala penyakit yang lebih parah hingga meninggal dunia.
Di Indonesia sendiri, Perkumpulan Obstetri dan Ginekologi Indonesia (POGI) mencatat setidaknya ada 536 ibu hamil yang terinfeksi virus corona sepanjang April 2020 hingga Mei 2021.
Sekitar tiga persen di antaranya meninggal dan 4,5 persen masuk ruang gawat darurat atau Intensive Care Unit (ICU).
8. Depresi

Ibu meninggal setelah melahirkan juga dapat disebabkan oleh depresi lho, Moms.
Mengutip March of Dimes, postpartum depression atau PPD adalah kondisi seorang ibu yang mengalami depresi setelah melahirkan.
Kondisi ini dapat mempersulit seorang ibu dalam mengurus bayi dan dirinya sendiri.
Gangguan mental ini dpaat menyebabkan kematian pada ibu dan juga bayi lho, Moms.
Jadi, penting untuk para Moms selalu memeriksakan kondisi mental selama masa kehamilan hingga melahirkan.
Jika Moms sudah memiliki riwayat gangguan mental, sebaiknya lebih sering melakukan konsultasi dengan dokter.
9. Chorioamnionitis

Chorioamnionitis bisa menyebabkan ibu hamil meninggal setelah melahirkan, meskipun kasus kematian sangat jarang jika mengutip dari National Library of Medicine.
Chorioamnionitis adalah infeksi dan peradangan pada selaput ketuban dan air ketuban.
Jika tidak segera diobati, kondisi ini bisa menimbulkan komplikasi serius.
Risiko yang bisa terjadi antara lain:
- Infeksi berat pada ibu (sepsis)
- Perdarahan setelah melahirkan
- Rahim yang tidak berkontraksi dengan baik
- Gangguan pernapasan, hingga perlunya perawatan intensif atau operasi pengangkatan rahim.
Komplikasi ini bisa membahayakan nyawa dan dalam kasus tertentu dapat menyebabkan kematian ibu.
10. Sepsis

Kondisi lain yang menjadi penyebab ibu meninggal setelah melahirkan adalah sepsis.
Mengutip Mayo Clinic sepsis adalah respons ekstrem tubuh terhadap infeksi yang dapat mengancam jiwa.
Tanda dan gejala sepsis meliputi demam, detak jantung cepat, dan pernapasan cepat.
Baca Juga: Penyebab Kaki Bengkak setelah Melahirkan dan Cara Mengatasinya
Cara Mencegah Kasus Kematian Ibu setelah Melahirkan

Moms, sebagian besar penyebab ibu meninggal setelah melahirkan dapat dicegah, karena solusi perawatan kesehatan untuk mencegah atau mengelola komplikasi sudah dikenal luas.
Semua wanita membutuhkan akses ke perawatan berkualitas tinggi selama kehamilan, dan selama dan setelah melahirkan.
Kesehatan ibu dan kesehatan bayi baru lahir memiliki hubungan yang erat.
Sangatlah penting bahwa semua kelahiran dibantu oleh tenaga kesehatan profesional, karena penanganan dan pengobatan yang tepat dapat mencegah penyebab kematian ibu setelah melahirkan.
Berikut ini hal yang dapat mencegah penyebab ibu meninggal setelah melahirkan.
1. Selalu Konsultasi ke Dokter
Pastikan Moms rutin melakukan konsultasi ke dokter selama kehamilan dan menjelang persalinan.
Setidaknya lakukan 4 kali konsultasi dokter selama masa kehamilan.
Jika terjadi sesuatu selama masa kehamilan, jangan ragu untuk langsung berkonsultasi ke dokter.
2. Dapat Akses ke Fasilitas Kesehatan
Pastikan Moms mendapatkan akses ke fasilitas kesehatan atau tenaga medis yang terampil saat persalinan dan perawatan setelahnya.
Jika di daerah Moms tidak memiliki fasilitas kesehatan, sebaiknya mulai cari tahu pada awal kehamilan.
Hal ini penting, sehingga Moms akan terhindar dari masalah setelah melahirkan.
3. Selalu Tanggulangi Risiko Sejak Dini
Risiko dapat dikurangi secara signifikan jika masalah pada kehamilan dapat ditanggulangi sejak dini.
Pastikan Moms menjalani proses persalinan di klinik atau rumah sakit yang memiliki peralatan medis lengkap dan tenaga kesehatan yang terlatih.
Hal ini penting untuk mencegah terjadinya masalah usai melahirkan.
Baca Juga: Postpartum Depression, Gangguan Mental setelah Melahirkan
Itu dia Moms penyebab ibu meninggal setelah melahirkan dan cara mencegahnya.
Yuk, mulai cari tahu kondisi tubuh selama masa kehamilan.
- https://www.cdc.gov/reproductivehealth/maternal-mortality/pregnancy-mortality-surveillance-system.htm?CDC_AA_refVal=https%3A%2F%2Fwww.cdc.gov%2Freproductivehealth%2Fmaternalinfanthealth%2Fpregnancy-mortality-surveillance-system.htm
- https://dinkes.bojonegorokab.go.id/berita/baca/49
- https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC6206465/
- https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC5389173/#:~:text=Uterine%20rupture%20is%20the%20leading,to%20uterine%20rupture%20in%20Ethiopia.
- https://www.who.int/en/news-room/fact-sheets/detail/maternal-mortality
- https://www.yalemedicine.org/news/maternal-mortality-on-the-rise#:~:text=While%20many%20women%2035%20or,was%20138.5%20per%20100%2C000%20births.
- https://www.marchofdimes.org/find-support/topics/miscarriage-loss-grief/maternal-death-and-pregnancy-related-death#:~:text=The%20week%20after%20giving%20birth,most%20deaths%20during%20this%20time.
- https://www.nichd.nih.gov/health/topics/maternal-morbidity-mortality/conditioninfo/causes#f6
- https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/sepsis/symptoms-causes/syc-20351214
- https://pmc.ncbi.nlm.nih.gov/articles/PMC8118616/
- https://obgyn.onlinelibrary.wiley.com/doi/10.1111/j.1600-0412.2010.01030.x
- https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK532251/#__NBK532251_ai__
- https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/maternal-mortality
- https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/maternal-mortality
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2025 Orami. All rights reserved.