8 Penyebab Kaki Terasa Panas serta Cara Mengatasinya
Intinya Nih, Moms:
- Kaki terasa panas bisa disebabkan kelelahan, sirkulasi darah terganggu, atau kondisi medis tertentu.
- Rasa panas ini sering muncul setelah beraktivitas atau saat malam hari.
- Jika hanya sementara, biasanya bisa mereda dengan istirahat dan perawatan sederhana.
- Bila keluhan terus berulang, perlu dicari tahu penyebab pastinya.
- Segera konsultasikan ke dokter jika kaki terasa panas disertai nyeri, bengkak, atau kesemutan.
Pernahkah Moms merasakan kaki terasa panas dan terbakar secara tiba-tiba?
Jangan diabaikan, ya, Moms, karena kondisi ini bisa jadi tanda adanya sindrom kaki terbakar atau yang dikenal juga sebagai sindrom Grierson-Gopalan.
Gejala ini ditandai dengan sensasi panas yang mungkin disertai nyeri dan ketidaknyamanan lainnya pada kaki.
Penyebab paling umum dari kaki yang terasa panas dan terbakar ini adalah kerusakan saraf, yang sering kali terkait dengan penyakit diabetes.
Yuk, ketahui lebih lanjut mengenai kondisi ini, penyebabnya, dan berbagai cara mengatasinya!
Baca Juga: 6+ Penyebab Telapak Kaki Gatal dan Cara Mengatasinya
Gejala yang Menyertai Kaki Terasa Panas

Gejala kaki terasa panas dapat berkisar dari ringan hingga berat.
Sensasi terbakar bisa menjadi lebih intens di malam hari dan Moms akan merasakan gejala yang membaik di siang hari.
Panas dan nyeri dapat terbatas pada telapak kaki. Namun, keluhan ini juga dapat memengaruhi bagian atas kaki, pergelangan kaki, bahkan kaki bagian bawah.
Infeksi kulit dan peradangan menjadi salah satu ciri-ciri kaki terasa panas yang kerap dirasakan. Selain itu, beberapa gejala yang umumnya muncul ketika kaki terasa panas, di antara lain:
- Kesemutan: Banyak yang mengalami sensasi kesemutan atau seperti ada jarum-jarum kecil yang menusuk di kaki.
- Kaki Terasa Berat atau Mati Rasa: Selain panas, kaki mungkin terasa berat, mati rasa, atau bahkan kehilangan sensasi.
- Gatal: Pada beberapa kasus, rasa panas disertai dengan gatal yang mengganggu
Kaki yang terasa terbakar ini juga bisa menjadi tanda kerusakan saraf atau neuropati perifer.
Kerusakan saraf memiliki banyak penyebab, termasuk diabetes, penggunaan alkohol, kekurangan vitamin B, atau infeksi HIV.
Baca Juga: 13+ Cara Mengecilkan Paha dengan Mudah, Bisa Dicoba!
Penyebab Kaki Terasa Panas
Sensasi kaki terasa panas dan terbakar bisa datang dari berbagai kondisi.
Oleh karena itu, penting untuk menentukan penyebabnya sehingga Moms dapat menerima perawatan yang paling tepat.
Beberapa penyebab, seperti jamur kaki seperti kutu air atau sepatu yang terlalu ketat, bisa diatasi dengan mudah.
Namun dalam beberapa kasus, penyebabnya bisa saja tidak diketahui sehingga tidak bisa diatasi.
Berikut ini beberapa penyebab kaki terasa panas sampai lutut di malam atau siang hari:
1. Neuropati Diabetik

Gula darah tinggi yang tidak terkontrol selama bertahun-tahun secara bertahap dapat merusak pembuluh darah dan saraf.
Gula darah tinggi dapat mengurangi transmisi sinyal dari saraf.
Hal ini dapat memengaruhi sensasi ke berbagai bagian tubuh, termasuk kaki.
Gula darah tinggi juga melemahkan dinding pembuluh darah yang membawa oksigen dan nutrisi ke saraf.
Menurut U.S. National Institute of Diabetes and Digestive and Kidney Diseases, kerusakan saraf dapat terjadi di seluruh tubuh dan sekitar 60–70% penderita diabetes memiliki beberapa bentuk kerusakan saraf.
Risiko Moms untuk mengalami neuropati meningkat jika:
- Mengalami obesitas
- Memiliki tekanan darah tinggi
- Merokok
- Meminum alkohol
Ketika kerusakan saraf terjadi di kaki, maka ini dinamakan neuropati perifer.
Kondisi ini adalah jenis neuropati diabetes yang paling umum. Jenis neuropati ini dapat menyebabkan rasa terbakar di kaki.
Meski lebih jarang, neuropati perifer juga bisa memengaruhi lengan dan tangan.
Selain sensasi terbakar di kaki, ada beberapa gejala tambahan neuropati perifer meliputi:
- Mati rasa atau kesemutan di tangan atau kaki.
- Perasaan seperti mengenakan kaus kaki ketat.
- Rasa sakit yang tajam dan menusuk.
- Kelemahan atau perasaan berat di kaki atau lengan.
- Keringat berlebih.
Penting untuk menemui dokter jika Moms melihat tanda-tanda neuropati.
Mengontrol gula darah juga dapat mencegah kerusakan saraf atau memperlambat jalannya.
Satu studi mencatat bahwa neuropati perifer yang tidak dapat dijelaskan mungkin merupakan tanda batas atau diabetes yang tidak terdiagnosis.
2. Neuropati Sensorik Serat Kecil (SFSN)
Mengutip dari Cleveland Clinic Journal of Medicine, SFSN bisa menjadi penyebab kaki terasa panas, lho Moms.
SFSN menyerang serabut saraf sensorik kecil yang berfungsi merasakan nyeri dan suhu.
Kerusakan ini menimbulkan gejala seperti rasa terbakar, kesemutan, mati rasa, atau rasa seperti ditusuk jarum yang biasanya bermula di kaki lalu bisa menjalar ke atas.
Rasa panas di kaki adalah gejala khas SFSN dan cukup parah hingga mengganggu kualitas hidup.
Selain itu, penderita juga bisa merasakan nyeri menusuk atau ngilu, sensasi seperti tersetrum, serta ketidaknyamanan yang sering lebih buruk di malam hari.
3. Kekurangan Nutrisi
Kekurangan nutrisi juga bisa jadi penyebab kaki terasa panas seperti mengutip dari Clinical Practice: Clinical Review.
Beberapa vitamin, terutama kelompok vitamin B kompleks seperti:
- B12
- B1 (tiamin)
- B6 (piridoksin)
- B2 (riboflavin)
- B9 (asam folat)
Vitamin B di atas berperan penting dalam menjaga fungsi saraf.
Jika tubuh kekurangan vitamin ini, saraf bisa rusak dan menimbulkan neuropati perifer, salah satu gejalanya adalah rasa panas di kaki.
4. Hipotiroidisme

Mengutip dari WebMD, hipotiroidisme bisa menjadi penyebab kaki terasa panas, lho Moms.
Tiroid yang kurang aktif mengubah keseimbangan hormon dalam tubuh.
Kondisi ini dapat menyebabkan pembengkakan yang memberi tekanan pada saraf.
Selain kaki terasa panas, gejala hipotiroidisme lainnya termasuk kelelahan, penambahan berat badan, dan kulit kering.
5. Penyakit Menular
Selain karena riwayat penyakit, kaki terasa panas juga bisa dipicu karena infeksi menular seksual jika mengutip dari Arizona Foot Health.
Kaki yang terbakar bisa menjadi salah satu dari banyak gejala berbagai infeksi, termasuk:
- Penyakit Lyme
- HIV
- Sipilis
- Herpes zoster
Penyakit menular ini bisa didapatkan karena berhubungan seks tanpa pengaman ataupun terinfeksi dari penderita.
6. Penyakit Ginjal
Masih mengutip dari WebMD, penyakit ginjal juga bisa menyebabkan kaki terasa panas, lho Moms.
Ketika ginjal berhenti berfungsi dengan baik, racun menumpuk di dalam darah.
Hal ini dapat menyebabkan pembengkakan dan gatal-gatal pada kaki. Penyakit ginjal juga dapat menyebabkan:
- Pengeluaran urine berkurang
- Sesak napas yang tidak dapat dijelaskan
- Mual
- Kebingungan
- Kejang
- Kelelahan
- Koma
Penyakit ginjal yang tak segera ditangani, dapat berisiko menjalar ke penyakit kardiovaskular lainnya.
7. Kemoterapi

Penyabab kaki terasa panas selanjutnya adalah kemoterapi seperti mengutip dari Cleveland Clinic.
Bahan kimia terapeutik yang digunakan untuk membunuh sel kanker mungkin memiliki efek samping, termasuk neuropati perifer.
Efek samping sistem saraf dan otot lainnya dari kemoterapi mungkin termasuk:
- Perasaan lelah, pegal, atau gemetar pada otot
- Melambatnya refleks atau keterampilan motorik
- Masalah keseimbangan dan koordinasi
- Kelemahan otot
- Nyeri
Orang yang melakukan kemoterapi juga biasanya dikombinasikan dengan perawatan kanker lainnya.
8. Paparan Racun
Mengutip dari Mayo Clinic, paparan racun bisa menyebabkan kaki terasa panas. Jadi, waspada terhadap bahan-bahan kimia di sekitar.
Adapun, paparan racun menjadi penyebab kaki terasa panas sampai lutut yang bisa terja
Paparan logam berat dan bahan kimia industri lainnya dalam waktu lama dapat menyebabkan gejala neuropati perifer.
Beberapa obat yang digunakan untuk mengobati kondisi tertentu, seperti HIV atau kejang, juga dapat menyebabkan kerusakan saraf.
Baca Juga: Panas Dalam pada Anak: Gejala, Penyebab dan Cara Mengatasinya!
Cara Mengatasi Kaki Terasa Panas

Cara mengatasi kaki terasa panas ini juga akan berbeda-beda tiap orang, tergantung pada penyebab yang mendasarinya.
Sebetulnya penting untuk menemui dokter jika mengalami gejala kaki terasa panas.
Sedangkan, jika mengutip dari Cleveland Clinic, ini beberap cara mengatasi kaki terasa panas.
1. Perawatan Mandiri di Rumah
- Rendam kaki dalam air dingin selama 15 menit untuk meredakan rasa panas sementara. (Hindari air yang terlalu dingin).
- Jangan biarkan kaki terkena panas langsung.
- Tinggikan posisi kaki agar lebih rileks.
- Minum obat pereda nyeri bebas, misalnya ibuprofen, ketoprofen, atau naproxen, untuk mengurangi nyeri sementara.
- Oleskan krim atau salep pereda nyeri yang dijual bebas, misalnya yang mengandung capsaicin.
- Jika ada infeksi jamur seperti athlete’s foot, gunakan krim, losion, semprot, atau bedak antijamur.
2. Obat Resep Dokter
- Untuk kekurangan vitamin: dokter bisa memberikan suplemen sesuai kebutuhan.
- Pereda nyeri resep: bisa berupa obat minum atau oles, termasuk krim atau plester yang mengandung lidokain untuk mengurangi rasa tidak nyaman.
- Antidepresan: jenis tertentu, seperti antidepresan trisiklik, dapat membantu mengatasi nyeri kronis akibat kerusakan saraf.
- Obat anti-kejang: seperti gabapentin, carbamazepine, atau pregabalin, sering dipakai untuk meredakan nyeri kronis.
- Obat antijamur: bila infeksi jamur tidak mempan dengan obat oles, dokter bisa meresepkan obat minum.
Baca Juga: Sering Alami Kaki kesemutan, Waspada Menjadi Tanda Penyakit Kronis
Kapan Harus ke Dokter?

Setiap orang harus segera ke dokter apabila kaki terasa panas semakin memburuk seiring waktu.
Moms perlu waspada apabila gejalanya memburuk, meski telah menggunakan ragam pengobatan di rumah.
Kaki dengan sensasi terbakar bisa menjadi tanda peringatan kondisi medis yang lebih serius, seperti diabetes, kerusakan saraf tepi, atau malnutrisi.
Diabetes yang tidak terdiagnosis atau tidak diobati dapat mengakibatkan kerusakan permanen pada saraf perifer, lho.
Oleh sebab itu, jangan sampai terlambat ke dokter untuk mencegah penyakit lain yang lebih serius.
Baca Juga: Varises Kaki: Penyebab, Ciri-Ciri, dan Cara Mengatasinya
Mengingat banyaknya kemungkinan penyebab kaki terasa panas dan terbakar, Moms sebaiknya segera periksa ke dokter apabila mengalami keluhan tersebut.
Hal ini penting untuk memastikan diagnosis serta mengetahui pengobatan yang paling tepat.
Jangan tinggal diam dan membiarkan penyakit terus menggerogoti tubuh bagian dalam Moms, ya!
- https://www.niddk.nih.gov/health-information/diabetes/overview/preventing-problems/nerve-damage-diabetic-neuropathies
- https://www.healthline.com/health/burning-in-feet
- https://my.clevelandclinic.org/health/symptoms/17773-burning-feet-syndrome-grierson-gopalan-syndrome
- https://www.medicalnewstoday.com/articles/319911#causes
- https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/28530530/#
- https://www.ccjm.org/content/ccjom/76/5/297.full.pdf
- https://azfootdocs.com/10-illnesses-that-can-cause-a-burning-feeling-in-your-feet/
- https://my.clevelandclinic.org/health/symptoms/17773-burning-feet-syndrome
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2025 Orami. All rights reserved.








