Kalender Jawa Juni 2025 Lengkap dengan Weton, Pasaran, dan Neptu
Kalender Jawa adalah sistem penanggalan tradisional yang masih digunakan oleh banyak masyarakat Jawa hingga saat ini.
Sistem penanggalan ini menggabungkan siklus tujuh hari dalam seminggu (Minggu-Sabtu) dengan lima hari pasaran (Legi, Pahing, Pon, Wage, Kliwon).
Yuk, simak penanggalan kalender Jawa bulan Juni 2025!
Kalender Jawa Juni 2025

Berikut ini tanggalan kalender Jawa Juni 2025 yang dilengkapi Hari Pasaran.
- 1 Juni 2025 = Hari Minggu Wage = 4 Besar 1958
- 2 Juni 2025 = Hari Senin Kliwonn= 5 Besar 1958
- 3 Juni 2025 = Hari Selasa Legi = 6 Besar 1958
- 4 Juni 2025 = Hari Rabu Pahing = 7 Besar 1958
- 5 Juni 2025 = Hari Kamis Pon = 8 Besar 1958
- 6 Juni 2025 = Hari Jumat Wage = 9 Besar 1958
- 7 Juni 2025 = Hari Sabtu Kliwon = 10 Besar 1958
- 8 Juni 2025 = Hari Minggu Legi = 11 Besar 1958
- 9 Juni 2025 = Hari Senin Pahing = 12 Besar 1958
- 10 Juni 2025 = Hari Selasa Pon = 13 Besar 1958
- 11 Juni 2025 = Hari Rabu Wage= 14 Besar 1958
- 12 Juni 2025 = Hari Kamis Kliwon = 15 Besar 1958
- 13 Juni 2025 = Hari Jumat Legi = 16 Besar 1958
- 14 Juni 2025 = Hari Sabtu Pahing = 17 Besar 1958
- 15 Juni 2025 = Hari Minggu Pon = 18 Besar 1958
- 16 Juni 2025 = Hari Senin Wage = 19 Besar 1958
- 17 Juni 2025 = Hari Selasa Kliwon = 20 Besar 1958
- 18 Juni 2025 = Hari Rabu Legi = 21 Besar 1958
- 19 Juni 2025 = Hari Kamis Pahing = 22 Besar 1958
- 20 Juni 2025 = Hari Jumat Pon = 23 Besar 1958
- 21 Juni 2025 = Hari Sabtu Wage = 24 Besar 1958
- 22 Juni 2025 = Hari Minggu Kliwon = 25 Besar 1958
- 23 Juni 2025 = Hari Senin Legi = 26 Besar 1958
- 24 Juni 2025 = Hari Selasa Pahing = 27 Besar 1958
- 25 Juni 2025 = Hari Rabu Pon = 28 Besar 1958
- 26 Juni 2025 = Hari Kamis Wage = 29 Besar 1958
- 27 Juni 2025 = Hari Jumat Kliwon = 30 Besar 1958
- 28 Juni 2025 = Hari Sabtu Legi = 1 Suro 1959
- 29 Juni 2025 = Hari Minggu Pahing = 2 Suro 1959
- 30 Juni 2025 = Hari Senin Pon = 3 Suro 1959
Baca Juga: Cara Menghitung Hari Baik Pernikahan Menurut Primbon Jawa
Bulan Jawa Juni 2025
Nah, untuk Juni 2025, berikut penanggalannya:
- 1–27 Juni 2025: bulan Besar 1958 Jawa
- 28–30 Juni 2025: bulan Suro 1959 Jawa
Fungsi Kalender Jawa
Kalender Jawa digunakan untuk menentukan weton kelahiran, meramal jodoh, rezeki, dan kesehatan melalui primbon.
Selain itu, kalender ini membantu mencari hari baik untuk acara penting, seperti pernikahan, pindah rumah, dan memulai usaha.
Penanggalan kalender Jawa juga menjadi panduan dalam upacara adat, untuk menjaga tradisi serta kepercayaan turun-temurun.
Mengecek Kalender Jawa untuk Puasa Weton
Mengecek weton kelahiran di setiap bulan penanggalan kalender jawa bukan hanya untuk fungsi yang telah disebutkan di atas, tapi banyak juga yang cek weton untuk melakukan puasa weton.
Puasa weton adalah puasa yang dilakukan pada hari kelahiran seseorang menurut kalender Jawa.
Puasa weton diyakini bisa mendatangkan keberkahan dan keberuntungan, serta membersihkan diri secara spiritual.
Komponen Penanggalan Kalender Jawa

Dalam penanggalan kalender Jawa, terdapat beberapa komponen utama yang menjadi dasar perhitungan waktu dan penggunaannya dalam kehidupan sehari-hari.
Berikut adalah penjelasan singkat mengenai komponen-komponen tersebut:
1. Hari
Ini adalah tujuh hari dalam seminggu, seperti yang umum digunakan dalam kalender Masehi, yaitu Minggu, Senin, Selasa, Rabu, Kamis, Jumat, Sabtu.
2. Pasaran
Pasaran adalah siklus lima hari unik dalam kalender Jawa, terdiri dari Legi, Pahing, Pon, Wage, Kliwon.
Kombinasi pasaran dengan hari-hari umum membentuk weton.
3. Weton
Weton adalah kombinasi antara satu dari tujuh hari dalam seminggu dengan salah satu pasaran.
Ada 35 kombinasi weton karena terdiri dari:
- 7 hari: Senin, Selasa, Rabu, Kamis, Jumat, Sabtu, Minggu
- 5 pasaran: Legi, Pahing, Pon, Wage, Kliwon
Berikut contoh beberapa weton:
- Senin Pon
- Selasa Kliwon
- Rabu Legi
- Kamis Pahing
- Jumat Wage
- Sabtu Pon
- Minggu Kliwon
Fungsi weton Jawa digunakan untuk menentukan hari baik dalam berbagai kegiatan seperti pernikahan, pindah rumah, atau memulai usaha, serta untuk meramal kecocokan jodoh, watak seseorang, dan menentukan waktu ruwatan atau selamatan.
Dalam budaya Jawa, weton dianggap sebagai hari lahir spiritual yang lebih bermakna dari tanggal lahir biasa, sehingga sering dirayakan secara berkala sebagai bentuk perlindungan dan doa keselamatan.
4. Neptu
Neptu adalah angka yang diberikan kepada setiap hari dan pasaran.
Setiap hari dan pasaran memiliki nilai neptu yang berbeda-beda, misalnya, Senin memiliki neptu 4, dan Pon memiliki neptu 7.
Neptu digunakan dalam perhitungan untuk menentukan kecocokan hari, keberuntungan, dan ramalan tertentu.
5. Bulan
Kalender Jawa memiliki 12 bulan (sasi) dalam satu tahun, yang mengikuti sistem lunar (bulan), seperti: Sura, Sapar, Mulud, Bakda Mulud, Jumadil Awal, Jumadil Akhir, Rejeb, Ruwah, Pasa, Sawal, Dulkangidah, Besar.
Urutan Bulan Jawa
Urutan bulan dalam kalender Jawa terdiri dari 12 bulan, yang mirip dengan kalender Hijriah, tetapi memiliki nama-nama yang khas. Berikut adalah urutan bulan dalam kalender Jawa:
- Sura (sepadan dengan Muharram)
- Sapar (sepadan dengan Safar)
- Mulud (sepadan dengan Rabiul Awal)
- Bakda Mulud (sepadan dengan Rabiul Akhir)
- Jumadil Awal (sepadan dengan Jumadil Awal)
- Jumadil Akhir (sepadan dengan Jumadil Akhir)
- Rejeb (sepadan dengan Rajab)
- Ruwah (sepadan dengan Sya'ban)
- Pasa (sepadan dengan Ramadan)
- Sawal (sepadan dengan Syawal)
- Dulkaidah (sepadan dengan Dzulkaidah)
- Besar (sepadan dengan Dzulhijjah)
Kaitan Kalender Jawa dengan Primbon
Primbon adalah kumpulan pengetahuan tradisional Jawa yang mencakup ramalan, kepercayaan, dan panduan dalam kehidupan sehari-hari.
Termasuk dalam hal jodoh, rezeki, kesehatan, hingga ramalan masa depan.
Primbon dan kalender Jawa memiliki hubungan yang sangat erat, di mana kalender Jawa menjadi dasar bagi sistem perhitungan dalam primbon.
Kalender Jawa digunakan dalam primbon untuk menghitung weton, yaitu kombinasi hari umum (Minggu-Sabtu) dan pasaran (Legi, Pahing, Pon, Wage, Kliwon).
Primbon menggunakan kalender Jawa sebagai alat untuk memberikan panduan atau ramalan tentang banyak hal dalam kehidupan sehari-hari.
Seperti kapan waktu terbaik untuk menikah, pindah rumah, memulai usaha, atau upacara adat lainnya.
Sejarah Kalender Jawa dan Sistem Penanggalannya

Kalender Jawa diciptakan oleh Sultan Agung dari Mataram pada tahun 1633 Masehi.
Kalender ini merupakan gabungan dari sistem penanggalan Hindu-Buddha (Saka) dan kalender Islam (Hijriah), yang mengikuti sistem lunar (bulan).
Sultan Agung menggabungkan kedua sistem tersebut untuk menyelaraskan kepercayaan lama masyarakat Jawa dengan Islam yang mulai berkembang pesat pada masa itu.
Sistem penanggalan kalender Jawa ini digunakan oleh Kesultanan Mataram dan berbagai kerajaan serta daerah yang mendapat pengaruhnya.
Kalender Jawa memiliki dua siklus: mingguan (saptawara) dengan 7 hari (Ahad-Sabtu) dan pekan pancawara dengan 5 hari pasaran (Legi, Pahing, Pon, Wage, Kliwon).
Di tahun 1633, Sultan Agung dari Mataram berusaha menanamkan agama Islam di Jawa.
Dekret dikeluarkan untuk menggantikan penanggalan Saka (berbasis Matahari) ke kalender lunar (berbasis bulan).
Keputusan Sultan Agung berlaku di Kesultanan Mataram, meliputi Jawa dan Madura, kecuali Banten, Jakarta, dan Banyuwangi.
Sebab ketiga daerah terakhir ini tidak termasuk wilayah kekuasaan Sultan Agung.
Sementara, Pulau Bali dan Sumatera yang mendapatkan pengaruh budaya Jawa, tidak ikut mengambil alih kalender karangan Sultan Agung.
Baca Juga: Cara Menghitung Weton Jodoh, Ini 'Bocoran' Jodohmu!
Itu dia Moms informasi tentang kalender Jawa Juni 2025. Semoga bermanfaat!
- https://aceh.kemenag.go.id/storage/berita_informasi/77FTdjN8o3ujGbozuX18jmTzlEyYNd-metaS0FMRU5ERVIgSElIUklBSCBJTkRPTkVTSUEgMjAyNC0xLnBkZg==-.pdf
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2025 Orami. All rights reserved.