20 August 2025

Kanker Melanoma: Gejala, Penyebab, Diagnosis, dan Pengobatan

Jangan dianggap sepele!

Intinya Nih, Moms:

  • Kanker melanoma adalah jenis kanker kulit yang berawal dari sel penghasil pigmen kulit (melanosit).
  • Penyakit ini sering ditandai dengan munculnya tahi lalat baru atau perubahan bentuk dan warna pada tahi lalat lama.
  • Melanoma bisa menyebar dengan cepat ke organ lain jika tidak ditangani sejak dini.
  • Paparan sinar UV berlebih menjadi salah satu faktor utama penyebab melanoma.

Kanker melanoma adalah salah satu jenis kanker kulit yang paling berbahaya karena dapat menyebar dengan cepat ke organ lain jika tidak segera ditangani.

Deteksi dini kanker melanoma sangat penting karena semakin cepat ditemukan, akan semakin besar pula peluang keberhasilan pengobatannya.

Maka dari itu, sebaiknya Moms memahami apa saja gejala, penyebab, hingga faktor risiko kanker melanoma agar bisa melakukan langkah pencegahan sejak awal.

Gejala Kanker Melanoma

Gejala Kanker Melanoma
Foto: Gejala Kanker Melanoma (Healthcentral.com)

Melanoma adalah bentuk kanker kulit yang berkembang pada sel melanosit, yang menghasilkan pigmen warna kulit.

Untuk membantu mengenali tanda-tanda mencurigakan, digunakan panduan ABCDE dari Mayo Clinic berikut ini:

  • A – Asimetri: satu sisi tahi lalat tidak sama dengan sisi lainnya.
  • B – Border (Tepi): batas atau garis pinggir tahi lalat/lesi pada kulit tidak rata, bergerigi, atau buram.
  • C – Color (Warna): perubahan warna menjadi tidak merata atau memiliki beberapa warna.
  • D – Diameter: tahi lalat berukuran lebih besar dari 6 mm (seperti penghapus pensil).
  • E – Evolving (Berubah): perubahan bentuk, ukuran, warna, gatal, atau berdarah dari waktu ke waktu.

Melanoma juga bisa terlihat seperti bercak bersisik, luka terbuka yang tidak sembuh, atau benjolan di kulit.

Penyebab dan Faktor Risiko Kanker Melanoma

Penyebab dan Faktor Risiko Kanker Melanoma
Foto: Penyebab dan Faktor Risiko Kanker Melanoma (Mohssurgery.org)

Melanoma adalah jenis kanker kulit yang terjadi ketika melanosit, sel penghasil pigmen kulit (melanin), mengalami mutasi DNA.

Mutasi ini membuat sel kulit tumbuh tidak terkendali dan membentuk tumor ganas.

Penyebab pastinya belum sepenuhnya diketahui, tetapi ada beberapa faktor risiko yang berperan dalam terjadinya kanker melanoma, antara lain:

1. Paparan Sinar UV (Ultraviolet)

Menurut American Cancer Society, sebagian besar kasus melanoma terkait dengan paparan sinar UV, baik dari matahari maupun tanning bed.

Risiko meningkat terutama jika seseorang mengalami sunburn berulang, terutama sejak masa kanak-kanak atau remaja.

Luka bakar ini menandakan adanya kerusakan DNA yang parah, yang dalam jangka panjang dapat berkembang menjadi melanoma.

2. Faktor Genetik dan Keturunan

Jika salah satu atau kedua orang tua pernah mengidap melanoma atau memiliki mutasi gen yang terkait, risiko anggota keluarga lainnya untuk terkena penyakit ini akan lebih tinggi dibandingkan dengan orang tanpa riwayat keluarga.

3. Tipe Kulit dan Penampilan Fisik

Tipe kulit dan penampilan fisik dapat memengaruhi risiko kanker melanoma karena perbedaan jumlah dan jenis pigmen melanin dalam kulit.

Melanin berfungsi sebagai pelindung alami yang menyerap sebagian sinar ultraviolet (UV) dari matahari, sehingga membantu mencegah kerusakan DNA pada sel kulit.

Orang dengan kulit cerah, rambut pirang atau merah, dan mata berwarna terang memiliki lebih sedikit melanin dibandingkan orang dengan kulit lebih gelap.

Akibatnya, kulit mereka lebih rentan mengalami kerusakan DNA akibat paparan sinar UV, yang dapat memicu pertumbuhan sel kanker, termasuk melanoma.

Penampilan fisik seperti jumlah tahi lalat juga berperan penting.

Memiliki banyak tahi lalat, terutama tahi lalat atipikal atau besar, meningkatkan kemungkinan sel-sel kulit mengalami perubahan abnormal yang dapat berkembang menjadi melanoma.

4. Usia dan Lokasi Tinggal

Seiring bertambahnya usia, seseorang biasanya mengalami paparan sinar matahari lebih banyak sepanjang hidupnya.

Paparan yang terus-menerus ini dapat menyebabkan kerusakan DNA pada sel kulit, meningkatkan kemungkinan mutasi yang memicu melanoma.

Meskipun melanoma juga bisa muncul pada orang muda, risikonya cenderung meningkat pada usia di atas 50 tahun karena akumulasi kerusakan kulit selama bertahun-tahun.

Lokasi tempat tinggal juga berperan penting.

Orang yang tinggal di wilayah dengan intensitas sinar matahari tinggi atau berada di ketinggian yang lebih tinggi memiliki risiko lebih besar terkena melanoma.

Di daerah ini, sinar UV lebih kuat sehingga dapat menembus kulit lebih dalam dan menyebabkan kerusakan sel lebih cepat.

Misalnya, negara-negara atau daerah yang dekat dengan garis khatulistiwa cenderung memiliki tingkat melanoma yang lebih tinggi dibandingkan daerah dengan sinar matahari rendah.

5. Sistem Kekebalan Tubuh Lemah

Orang dengan kekebalan tubuh lemah, seperti penerima transplantasi organ yang menggunakan obat penekan imun, atau penderita penyakit seperti HIV/AIDS, memiliki risiko lebih tinggi terkena melanoma.

Obat imunosupresan yang digunakan untuk mencegah penolakan organ juga dapat menurunkan kemampuan tubuh melawan pertumbuhan sel kanker.

Selain itu, sistem imun yang lemah membuat perbaikan DNA kulit menjadi kurang efektif setelah terpapar sinar UV.

Akibatnya, mutasi gen yang dipicu oleh kerusakan sinar UV lebih mudah bertahan dan berkembang menjadi melanoma.

Jenis-Jenis Kanker Melanoma

Jenis Kanker Melanoma
Foto: Jenis Kanker Melanoma (Verywellhealth.com)

Berikut jenis-jenis kanker melanoma yang perlu diwaspadai, melansir dari laman Medline Plus:

1. Superficial Spreading Melanoma (SSM)

Biasanya terlihat seperti bercak datar atau sedikit menonjol dengan tepi tidak rata dan warna campuran (cokelat, hitam, merah, biru).

Melanoma ini tumbuh melebar di permukaan kulit sebelum menembus ke lapisan yang lebih dalam.

Sering muncul di punggung pada pria dan kaki pada wanita.

2. Nodular Melanoma (NM)

Jenis ini lebih agresif dengan pertumbuhan cepat secara vertikal.

Bentuknya berupa benjolan yang menonjol dan berwarna gelap, tapi bisa juga berwarna merah atau warna kulit biasa.

3. Lentigo Maligna Melanoma (LMM)

Sering ditemukan pada orang yang lebih tua, terutama di kulit yang sering terkena sinar matahari.

Melanoma ini tumbuh lambat, biasanya dimulai sebagai bercak datar berwarna cokelat muda yang kemudian menebal dan berubah warna.

Umum muncul di wajah, leher, atau lengan atas.

4. Acral Lentiginous Melanoma (ALM)

Jenis ini jarang terjadi, tetapi paling sering ditemukan pada orang dengan kulit gelap atau keturunan Asia dan Afrika.

Melanoma ini muncul di telapak tangan, telapak kaki, atau di bawah kuku.

Baca Juga: 14 Obat Kanker Payudara, dari Medis hingga Tradisional

Diagnosis Kanker Melanoma

Diagnosis Kanker Melanoma
Foto: Diagnosis Kanker Melanoma (Everydayhealth.com)

Diagnosis kanker melanoma dilakukan untuk memastikan apakah perubahan pada kulit atau tahi lalat merupakan melanoma atau bukan.

Proses ini melibatkan beberapa langkah, di antaranya:

1. Pemeriksaan Fisik oleh Dokter

Langkah pertama adalah pemeriksaan kulit secara menyeluruh oleh dokter atau ahli dermatologi.

Dokter akan:

  • Memeriksa tahi lalat atau bercak kulit yang tampak tidak biasa.
  • Menggunakan metode ABCDE (Asymmetry, Border, Color, Diameter, Evolution) untuk mendeteksi ciri melanoma.
  • Mengecek apakah ada tahi lalat yang berbeda (ugly duckling sign).

Jika dokter mencurigai adanya melanoma, akan dilakukan langkah selanjutnya berupa biopsi.

2. Biopsi Kulit

Biopsi adalah prosedur mengambil sebagian atau seluruh jaringan kulit yang mencurigakan untuk diperiksa di laboratorium.

Jenis biopsi yang dapat dilakukan untuk mendiagnosis kanker yakni:

  • Excisional Biopsy: Mengangkat seluruh lesi dan sedikit jaringan sehat di sekitarnya.
  • Incisional Biopsy: Mengambil sebagian jaringan jika lesi terlalu besar.
  • Punch Biopsy: Menggunakan alat khusus berbentuk bulat untuk mengambil sampel jaringan.

Biopsi sangat penting dilakukan karena hanya melalui pemeriksaan mikroskopis ini dapat dipastikan apakah ada sel melanoma atau tidak.

3. Tes Penunjang dan Penentuan Stadium

Jika hasil biopsi menunjukkan melanoma, dokter akan melakukan pemeriksaan tambahan untuk mengetahui stadium kanker, termasuk:

  • Biopsi Sentinel Lymph Node: Mengambil dan memeriksa kelenjar getah bening terdekat untuk melihat apakah kanker telah menyebar.
  • Tes Pencitraan: CT scan, MRI, PET scan, atau rontgen untuk mendeteksi penyebaran kanker ke organ lain.
  • Tes Darah: Mengukur kadar enzim seperti LDH (lactate dehydrogenase), terutama pada melanoma stadium lanjut.

Melanoma dikategorikan menjadi beberapa stadium (0–IV) berdasarkan:

  • Ketebalan dan kedalaman melanoma (Breslow thickness).
  • Ada tidaknya ulserasi pada kulit.
  • Penyebaran ke kelenjar getah bening atau organ lain.

Stadium akan membantu dokter merencanakan pengobatan yang paling tepat dan memprediksi peluang kesembuhan.

Baca Juga: Kanker Limfoma: Penyebab, Gejala, dan Cara Mengatasinya

Pengobatan Kanker Melanoma

Pengobatan Kanker Melanoma
Foto: Pengobatan Kanker Melanoma (Bizjournals.com)

Pilihan pengobatan kanker melanoma tergantung pada stadium kanker, ukuran dan kedalaman tumor, serta apakah kanker sudah menyebar ke bagian tubuh lain.

Berikut beberapa pilihan pengobatan untuk kanker melanoma yang umum dilakukan:

1. Operasi

Operasi dilakukan dengan cara mengangkat sel kanker dari kulit, termasuk area sekitarnya yang tampak sehat.

Tujuannya adalah memastikan semua sel kanker benar-benar hilang dan tidak tersisa.

Prosedur ini paling sering dilakukan saat melanoma masih stadium awal (stadium 0–II).

Bisa juga dilakukan untuk mengangkat melanoma yang lebih besar atau yang tumbuh kembali.

2. Terapi Imun

Melansir National Cancer Institute, terapi imun adalah salah satu metode pengobatan kanker melanoma yang bekerja dengan cara membantu sistem kekebalan tubuh mengenali dan melawan sel kanker.

Dalam terapi ini, pasien diberikan obat khusus yang disebut immune checkpoint inhibitors (misalnya pembrolizumab atau nivolumab) yang berfungsi membuka “rem” pada sel imun, sehingga sel imun dapat lebih aktif menyerang sel kanker.

Terapi imun biasanya digunakan pada melanoma yang sudah menyebar atau berisiko tinggi kambuh setelah operasi.

Pengobatan ini dapat memperlambat pertumbuhan kanker dan dalam beberapa kasus membantu pasien bertahan lebih lama.

Namun, terapi imun juga bisa menimbulkan efek samping seperti kelelahan, ruam kulit, atau gangguan pada organ tubuh karena sistem imun menjadi sangat aktif.

3. Terapi Target

Kanker melanoma juga dapat diobati dengan cara terapi target yang bekerja dengan cara menyerang bagian tertentu dari sel kanker yang membuatnya tumbuh dan berkembang.

Biasanya terapi ini digunakan pada pasien yang memiliki mutasi genetik tertentu, seperti mutasi gen BRAF.

Obat-obatan terapi target, seperti vemurafenib atau dabrafenib, dirancang khusus untuk menghambat kerja protein dari gen yang bermutasi tersebut, sehingga pertumbuhan kanker bisa diperlambat atau dihentikan.

Terapi ini umumnya diberikan dalam bentuk pil dan bisa sangat efektif, terutama jika kanker sudah menyebar ke bagian tubuh lain.

Namun, seperti pengobatan lainnya, terapi ini juga bisa menimbulkan efek samping, seperti demam, nyeri sendi, atau gangguan kulit.

4. Terapi Radiasi

Terapi radiasi adalah salah satu cara mengobati kanker melanoma dengan menggunakan sinar energi tinggi, seperti sinar-X, untuk membunuh sel kanker.

Terapi ini biasanya digunakan jika kanker tidak bisa diangkat lewat operasi, atau untuk mengurangi gejala ketika kanker sudah menyebar ke bagian tubuh lain, seperti otak atau tulang.

Radiasi bekerja dengan merusak DNA sel kanker, sehingga sel tersebut tidak bisa berkembang dan akhirnya mati.

Terapi ini dilakukan dalam beberapa sesi, dan biasanya tidak menimbulkan rasa sakit saat diberikan.

Namun, efek samping seperti kelelahan, kulit kemerahan di area yang diradiasi, atau rambut rontok bisa terjadi tergantung bagian tubuh yang dirawat.

Terapi ini sering digunakan sebagai pelengkap dari pengobatan lain, seperti operasi atau imunoterapi.

5. Kemoterapi

Kemoterapi merupakan metode pengobatan kanker melanoma dengan menggunakan obat-obatan khusus untuk membunuh sel kanker.

Obat ini bekerja dengan cara menghambat pertumbuhan dan membunuh sel yang berkembang dengan cepat, termasuk sel kanker.

Kemoterapi biasanya diberikan melalui infus atau dalam bentuk pil yang diminum.

Pada melanoma, kemoterapi umumnya digunakan jika kanker sudah menyebar ke bagian tubuh lain dan tidak bisa diangkat dengan operasi.

Meskipun efektif untuk menghentikan penyebaran sel kanker, kemoterapi juga dapat memengaruhi sel sehat, sehingga menimbulkan efek samping seperti mual, rambut rontok, kelelahan, dan penurunan daya tahan tubuh.

Pengobatan ini sering dikombinasikan dengan terapi lain, seperti imunoterapi atau terapi target, untuk hasil yang lebih baik.

6. Terapi Adjuvan

Terapi adjuvan adalah pengobatan tambahan yang diberikan setelah operasi untuk mengangkat kanker melanoma.

Tujuannya adalah untuk memastikan tidak ada sel kanker yang tersisa dan mencegah kanker muncul kembali.

Terapi ini bisa berupa imunoterapi, terapi target, atau terapi radiasi, tergantung kondisi pasien dan tingkat penyebaran kanker.

Terapi adjuvan biasanya diberikan jika ada risiko tinggi kanker kembali, misalnya jika kanker sudah mencapai kelenjar getah bening.

Dengan cara ini, peluang kesembuhan menjadi lebih besar dan risiko kekambuhan bisa ditekan.

Baca Juga: 12 Penyebab Benjolan di Leher Kanan, Tidak Selalu Kanker

Pencegahan Kanker Melanoma

Pencegahan Kanker Melanoma
Foto: Pencegahan Kanker Melanoma (Istockphoto.com)

Untuk menghindari kemungkinan terkena kanker melanoma, bisa melakukan beberapa tindak pencegahan, seperti:

  • Gunakan tabir surya dengan SPF 30 atau lebih setiap kali beraktivitas di luar ruangan.
  • Hindari paparan sinar matahari langsung, terutama antara pukul 10 pagi hingga 4 sore.
  • Pakai pakaian pelindung seperti topi, kacamata hitam, dan baju berlengan panjang.
  • Hindari penggunaan tanning bed atau alat penggelap kulit buatan.
  • Periksa kulit secara rutin dan segera konsultasi ke dokter jika ada perubahan pada tahi lalat atau muncul bintik baru.

Demikian penjelasan seputar kanker melanoma yang perlu diwaspadai. Semoga bermanfaat, ya!

  • https://www.aad.org/public/diseases/skin-cancer/find/at-risk/abcdes
  • https://www.cancerresearchuk.org/about-cancer/melanoma/risks-causes
  • https://www.cancer.org/cancer/types/melanoma-skin-cancer/causes-risks-prevention/risk-factors.html
  • https://medlineplus.gov/ency/article/000850.htm
  • https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/14391-melanoma
  • https://www.cancer.gov/about-cancer/treatment/types/immunotherapy

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2025 Orami. All rights reserved.