Keratosis Pilaris: Gejala, Penyebab, dan Cara Mengatasi
Intinya Nih, Moms:
- Keratosis pilaris adalah kondisi kulit yang ditandai dengan bintik-bintik kecil mirip jerawat.
- Kondisi ini muncul karena penumpukan keratin yang menyumbat folikel rambut.
- Biasanya terlihat di lengan atas, paha, pipi, atau bokong.
- Meski tidak berbahaya, kulit bisa terasa kasar dan mengganggu penampilan.
- Perawatan dengan pelembap dan sabun lembut dapat membantu menghaluskannya.
Keratosis pilaris biasanya lebih sering terjadi pada orang yang lebih muda dan sering memburuk sekitar masa pubertas.
Bayi dan remaja sangat mungkin mengalami kondisi ini.
Apa sebenarnya keratosis pilaris? Yuk simak ulasan lengkapnya di bawah ini!
Apa Itu Keratosis Pilaris?

Menurut American Academy of Dermatology Association, keratosis pilaris adalah kondisi kulit yang umum, yang muncul sebagai benjolan kecil pada kulit.
Beberapa orang mengatakan benjolan ini terlihat seperti merinding atau kulit ayam. Yang lain salah mengira benjolan itu sebagai jerawat kecil.
Benjolan yang terasa kasar ini sebenarnya adalah sumbat sel kulit mati. Kondisi ini paling sering muncul di lengan atas dan paha (depan).
Anak-anak mungkin memiliki benjolan ini di pipi mereka.
Baca Juga: Neurodermatitis, Penyakit Kulit yang Sebabkan Rasa Gatal Tak Tertahankan
Penyebab Keratosis Pilaris

Ada beragam penyebab keratosis pilaris, lho Moms. Jadi, sebelum mengetahui cara mengatasinya, Moms harus tahu penyebabnya lebih dulu.
1. Keratinisasi yang Tidak Normal
Dari International Journal of Tricholocy, penyebab paling umum dari keratosis pilaris (KP) diyakini karena proses keratinisasi (pembentukan keratin di kulit) yang tidak normal pada saluran rambut.
Akibatnya, keratin menumpuk dan menyumbat pori-pori tempat tumbuhnya rambut, sehingga kulit terasa kasar seperti "kulit ayam".
2. Faktor Genetik
Kondisi ini diketahui sebagai kondisi genetik yang bisa diturunkan dalam keluarga.
Berdasarkan The Primary Care Dermatology Society, sekitar 30–50% orang dengan kondisi ini memiliki riwayat keluarga yang sama.
Mutasi pada gen filaggrin (FLG), yang berperan dalam menjaga kelembapan dan kekuatan lapisan pelindung kulit, juga bisa menjadi faktor risiko.
3. Kelainan pada Batang Rambut
Rambut yang tumbuh bisa melingkar atau bengkok di dalam pori-pori, lalu merusak saluran rambut dan memicu peradangan kecil, yang kemudian menyebabkan penumpukan keratin.
4. Kulit Kering dan Alergi
KP sering muncul bersamaan dengan kondisi kulit kering seperti ichthyosis vulgaris dan eksim (dermatitis atopik).
Hal ini menunjukkan adanya hubungan antara gangguan lapisan pelindung kulit dan KP.
Gejala Keratosis Pilaris

Keratosis pilaris dapat terjadi pada semua usia, tetapi lebih sering terjadi pada anak kecil. Tanda dan gejala keratosis pilaris yaitu:
- Benjolan kecil tanpa rasa sakit, biasanya di lengan atas, paha, pipi, atau bokong
- Kulit kering dan kasar di area dengan benjolan
- Memburuk ketika perubahan musim menyebabkan kelembapan rendah dan kulit kering
- Benjolan seperti amplas yang menyerupai daging angsa
Benjolan ini dapat muncul di mana saja di kulit, kecuali di telapak tangan dan telapak kaki. Benjolan di lengan sering terjadi. Kebanyakan orang akan melihat benjolan ini muncul di area berikut:
- Anak-anak: Lengan atas, paha (depan), dan pipi
- Remaja dan dewasa: Lengan atas, paha (depan), dan bokong
Beberapa orang memiliki begitu banyak benjolan di kulit mereka sehingga kondisi itu meluas ke kaki bagian bawah dan lengan bawah mereka.
Baca Juga: 5 Penyebab Kulit Kepala Gatal dan Cara Mengatasinya dengan Bahan Alami
Diagnosis Keratosis Pilaris

Diagnosis keratosis pilaris membutuhkan beberapa langkah yang akan dilakukan oleh dokter. Berikut langkah diagnosisnya, Moms.
1. Riwayat Medis
Dokter biasanya akan menanyakan beberapa hal penting terkait riwayat kondisi kulit.
Pertama, mencari tahu sejak kapan perubahan pada kulit mulai muncul dan sudah berlangsung berapa lama.
Selain itu, akan dicari tahu apakah ada rasa gatal atau ketidaknyamanan yang dirasakan.
Dokter juga akan menanyakan apakah ada anggota keluarga lain yang memiliki kondisi kulit serupa, karena keratosis pilaris sering kali bersifat genetik.
2. Pemeriksaan Fisik
Biasanya, dokter akan melihat gejala-gejala berikut, seperti:
- Adanya bintik-bintik kecil dan kasar di pori-pori (terlihat seperti kulit ayam)
- Area yang sering terkena: bagian luar lengan atas, paha, pipi, dan kadang-kadang bokong
- Bintik bisa berwarna sama dengan kulit, kemerahan, atau kecokelatan, kadang disertai kemerahan di sekitarnya atau sumbatan di pori
- Saat diraba, kulit terasa kering, kasar, atau seperti amplas
3. Pemeriksaan Tambahan
Ada pemeriksaan penunjang terkait kondisi ini, seperti dermatoskopi (alat pembesar untuk melihat kulit) bisa digunakan untuk melihat sumbatan pori, tapi tidak wajib.
Jika diperlukan, maka akan dilakukan tes laboratorium, biopsi kulit, atau tes alergi.
Namun, tes alergi cukup jarang dilakukan, kecuali jika tampilan kulit tidak biasa atau dicurigai penyakit lain
Cara Mengatasi Keratosis Pilaris

Dilansir dari Mayo Clinic, keratosis pilaris biasanya hilang dengan sendirinya secara bertahap.
Sementara itu, Moms dan Dads dapat menggunakan salah satu dari berbagai produk yang tersedia untuk membantu memperbaiki penampilan kulit.
Jika pelembap dan tindakan perawatan diri lainnya tidak membantu, dokter mungkin akan meresepkan krim obat, seperti:
1. Krim untuk Mengangkat Sel Kulit Mati
Krim yang mengandung asam alfa hidroksi, asam laktat, asam salisilat atau urea membantu melonggarkan dan mengangkat sel kulit mati.
Mereka juga melembapkan dan melembutkan kulit kering.
Tergantung pada kekuatannya, krim ini (eksfoliasi topikal) tersedia tanpa resep atau dengan resep dokter.
Dokter dapat memberi tahu tentang pilihan terbaik dan seberapa sering mendaftar.
Asam dalam krim ini dapat menyebabkan kemerahan, perih atau iritasi kulit, sehingga tidak direkomendasikan untuk anak kecil.
2. Krim untuk Mencegah Folikel Tersumbat
Krim yang berasal dari vitamin A (retinoid topikal) bekerja dengan meningkatkan pergantian sel dan mencegah folikel rambut tersumbat.
Tretinoin (Altreno, Avita, Renova, Retin-A, lainnya) dan tazarotene (Arazlo, Avage, Tazorac, lainnya) adalah contoh retinoid topikal.
Produk-produk ini dapat mengiritasi dan mengeringkan kulit.
Juga, jika sedang hamil atau menyusui, dokter mungkin menyarankan untuk menunda terapi retinoid topikal atau memilih pengobatan lain.
Menggunakan krim obat secara teratur dapat memperbaiki penampilan kulit. Tetapi jika Moms berhenti, kondisinya kembali.
Bahkan dengan pengobatan, keratosis pilaris bisa berlangsung selama bertahun-tahun.
Nah, itulah beberapa hal yang perlu Moms ketahui tentag keratosis pilaris. Semoga bermanfaat!
- https://www.healthline.com/health/keratosis-pilaris#5-home-remedies
- https://www.hopkinsmedicine.org/health/conditions-and-diseases/keratosis-pilaris
- https://www.osmosis.org/answers/keratosis-pilaris
- https://www.medicinenet.com/keratosis_pilaris/article.htm
- https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/keratosis-pilaris/diagnosis-treatment/drc-20351152
- https://familydoctor.org/condition/keratosis-pilaris/
- https://www.cedars-sinai.org/health-library/diseases-and-conditions/k/keratosis-pilaris-kp.html
- https://www.nhs.uk/conditions/keratosis-pilaris/
- https://www.webmd.com/skin-problems-and-treatments/keratosis-pilaris
- https://www.aad.org/public/diseases/a-z/keratosis-pilaris-symptoms
- https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/17758-keratosis-pilaris
- https://kidshealth.org/en/teens/keratosis-pilaris.html
- https://www.pcds.org.uk/clinical-guidance/keratosis-pilaris
- https://pmc.ncbi.nlm.nih.gov/articles/PMC3681106/
- https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/17758-keratosis-pilaris
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2025 Orami. All rights reserved.