Kutil pada Anak: Penyebab, Cara Mengatasi, dan Pencegahan
Intinya Nih, Moms:
- Kutil pada anak biasanya disebabkan oleh infeksi virus HPV.
- Kutil sering muncul di tangan, kaki, atau wajah.
- Penularannya bisa terjadi melalui sentuhan langsung atau barang yang terkontaminasi.
- Sebagian besar kutil tidak berbahaya dan bisa hilang sendiri dalam beberapa bulan.
Kutil pada anak merupakan salah satu masalah kulit yang cukup umum terjadi.
Meski tidak berbahaya, kutil bisa menimbulkan rasa tidak nyaman.
Bentuknya yang menonjol dan permukaannya yang kasar juga sering kali membuat anak merasa tidak percaya diri.
Penyebab Kutil pada Anak

Melansir laman Johns Hopkins Medicine, kutil disebabkan oleh jenis virus yang disebut human papillomavirus (HPV).
Virus ini masuk ke dalam tubuh melalui luka kecil atau goresan di kulit, dan menyebabkan pertumbuhan kulit berlebih dalam bentuk benjolan kasar yang disebut kutil.
Terdapat berbagai tipe HPV, dan masing-masing bisa memicu jenis kutil yang berbeda.
Penularan virus ini sangat mudah terjadi, terutama melalui kontak langsung kulit ke kulit dengan penderita kutil.
Selain itu, virus juga bisa menyebar melalui benda yang sudah terkontaminasi, seperti handuk, alas kaki, atau permukaan di kolam renang umum.
Anak-anak lebih rentan terkena kutil karena sistem imun mereka masih berkembang dan mereka cenderung aktif bermain, sehingga lebih sering mengalami luka kecil.
Faktor risiko lain meliputi kebiasaan menggigit kuku, tidak memakai alas kaki di tempat umum, serta memiliki sistem kekebalan tubuh yang lemah.
Jenis-Jenis Kutil pada Anak

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, ada berbagai tipe HPV, dan masing-masing bisa memicu jenis kutil yang berbeda.
Berikut jenis-jenis kutil pada anak yang perlu diketahui:
1. Common Warts (Kutil Biasa)
Ini adalah jenis kutil yang paling sering ditemukan pada anak-anak.
Ciri khasnya adalah permukaannya yang kasar dan menonjol, menyerupai kubah kecil. Warna kutil ini bervariasi, mulai dari abu-abu kekuningan hingga cokelat.
Kutil biasa umumnya muncul di area tubuh yang sering mengalami gesekan atau kontak langsung, seperti jari tangan, punggung tangan, lutut, dan siku.
2. Plantar dan Palmar Warts (Kutil Telapak Kaki dan Tangan)
Sesuai namanya, ini adalah jenis kutil yang tumbuh di area telapak kaki (plantar) dan telapak tangan (palmar).
Kutil ini biasanya berbentuk benjolan kecil dengan permukaan kasar dan keras.
Karena terletak di area yang sering digunakan untuk menopang atau memegang sesuatu, kutil plantar dan palmar dapat menyebabkan rasa tidak nyaman hingga nyeri, terutama saat berjalan atau menggenggam benda.
3. Flat Warts (Kutil Datar)
Melansir laman Nemours KidsHealth, kutil datar memiliki bentuk kecil, datar, dan permukaannya halus.
Kutil ini biasanya berwarna cokelat muda, kuning, atau merah muda, sehingga terkadang sulit dikenali pada kulit anak-anak.
Kutil datar umumnya tidak menimbulkan rasa sakit, namun bisa terasa mengganggu jika jumlahnya banyak dan tersebar di area wajah atau tubuh lainnya.
Pada anak-anak, kutil datar sering muncul di wajah, punggung tangan, atau kaki, dan bisa tumbuh dalam jumlah banyak secara bersamaan.
4. Filiform Warts (Kutil Filiform)
Ini adalah jenis kutil yang memiliki bentuk kecil, panjang, dan menyerupai benang atau jari kecil yang menonjol dari permukaan kulit.
Warna kutil ini biasanya mirip dengan warna kulit sekitarnya, sehingga terkadang sulit dikenali pada awal kemunculannya.
Kutil filiform sering muncul di area wajah, terutama di sekitar kelopak mata, bibir, leher, atau dagu.
Meskipun umumnya tidak menimbulkan rasa sakit, lokasi tumbuhnya yang sensitif dapat membuat anak merasa terganggu, terutama saat menyentuh atau mencuci wajah.
5. Periungual Warts (Kutil di Sekitar Kuku)
Kutil jenis ini tumbuh di sekitar kuku jari tangan atau kaki.
Kutil ini biasanya terlihat seperti penebalan kulit yang kasar, dan seiring waktu bisa tumbuh ke arah bawah kuku, mengganggu pertumbuhan kuku normal.
Kutil periungual sering dialami oleh anak-anak yang memiliki kebiasaan menggigit kuku atau mencabut kulit di sekitar kuku, karena kebiasaan ini dapat menyebabkan luka kecil yang menjadi pintu masuk virus HPV.
Kutil ini bisa menyebabkan rasa tidak nyaman hingga nyeri, terutama jika pecah atau terkena tekanan.
6. Genital Warts (Kutil Kelamin)
Kutil kelamin umumnya muncul dalam bentuk benjolan kecil berwarna daging atau abu-abu yang tumbuh di area kelamin atau sekitar anus.
Kutil ini disebabkan oleh infeksi virus Human Papillomavirus (HPV), khususnya tipe yang menyebar melalui kontak kulit ke kulit.
Pada orang dewasa, kutil kelamin biasanya menular melalui hubungan seksual.
Namun, pada anak-anak, kemunculan kutil kelamin bisa berasal dari kontak non-seksual, seperti saat dimandikan, diganti popok, atau penggunaan handuk bersama oleh orang dewasa yang membawa virus HPV.
Meski begitu, kemunculan kutil kelamin juga bisa menjadi tanda peringatan adanya kemungkinan kekerasan seksual, sehingga perlu pemeriksaan medis menyeluruh.
Baca Juga: 8 Penyakit Kulit pada Bayi dan Cara Tepat untuk Mengatasinya
Cara Mengobati Kutil pada Anak

Lantas, apa yang harus orang tua lakukan untuk mengatasi kutil pada anak?
Berikut ini beberapa cara mengobati kutil pada kulit Si Kecil.
1. Menggunakan Obat Oles yang Mengandung Asam Salisilat
Melansir laman The Royal Children's Hospital Melbourne, orang tua dapat menggunakan obat oles yang mengandung asam salisilat untuk mengatasi kutil pada anak.
Obat ini bekerja dengan mengikis lapisan kulit yang terinfeksi virus HPV secara perlahan.
Untuk hasil terbaik, oleskan obat setelah kutil direndam dalam air hangat selama 10–15 menit, lalu gosok permukaan kutil secara perlahan dengan batu apung atau kikir khusus untuk mengangkat sel kulit mati.
Setelah itu, barulah oleskan asam salisilat hanya pada bagian kutil, hindari mengenai kulit sehat di sekitarnya.
Moms juga bisa melindungi area kulit sehat menggunakan petroleum jelly.
Perawatan ini harus dilakukan secara rutin, biasanya setiap hari selama beberapa minggu hingga bulan, tergantung pada ukuran dan jenis kutil.
Meskipun aman, penggunaan asam salisilat sebaiknya dikonsultasikan terlebih dahulu ke dokter jika anak memiliki alergi kulit atau kondisi kulit sensitif, serta jika jumlah kutil lebih dari satu atau menyebar luas.
2. Cryotherapy (Pembekuan dengan Nitrogen Cair)
Ini adalah salah satu metode medis yang cukup sering digunakan untuk mengobati kutil pada anak, terutama jika kutil sulit hilang dengan pengobatan rumahan.
Dalam prosedur cryotherapy, dokter akan mengoleskan atau menyemprotkan nitrogen cair ke permukaan kutil untuk membekukan jaringan kulit yang terinfeksi oleh virus HPV.
Setelah dibekukan, jaringan kutil akan mati dan mengelupas dalam beberapa hari hingga minggu, tergantung pada ukuran dan letak kutil.
Metode ini cukup efektif, tetapi bisa menyebabkan rasa nyeri, kemerahan, atau lepuhan sementara pada area yang diobati.
Oleh karena itu, cryotherapy biasanya dilakukan oleh dokter dan tidak disarankan dilakukan sendiri di rumah.
Baca Juga: Milia pada Bayi: Penyebab, Gejala, dan Cara Mengatasi
3. Menggunakan Obat Resep Dokter
Jika kutil tidak kunjung hilang setelah penggunaan obat bebas, Moms sebaiknya berkonsultasi dengan dokter untuk mengobati kutil pada anak.
Dokter akan meresepkan obat dengan bahan aktif yang lebih kuat dibandingkan obat yang dijual bebas, seperti asam salisilat dalam konsentrasi tinggi, cantharidin, atau krim imunoterapi seperti imiquimod.
Obat resep ini bekerja dengan cara mengelupas lapisan kulit yang terinfeksi virus HPV, merangsang sistem imun anak untuk melawan virus, atau membakar jaringan kutil secara kimiawi.
Biasanya, obat dioleskan langsung ke area kutil sesuai petunjuk dokter, dan penggunaannya harus sangat hati-hati agar tidak mengenai kulit sehat di sekitarnya.
Karena sifatnya yang lebih kuat, obat resep dokter harus digunakan sesuai anjuran medis, terutama untuk anak-anak yang memiliki kulit sensitif.
Penggunaan obat ini juga disesuaikan dengan jenis kutil, lokasi tumbuhnya, dan kondisi kesehatan anak secara keseluruhan.
Jika digunakan dengan benar, pengobatan ini bisa membantu mempercepat penyembuhan kutil dan mencegah penyebaran lebih lanjut.
Kapan Harus ke Dokter?

Jika ada tanda berikut ini pada anak yang ada kutil di kulitnya segera dibawa ke dokter:
- Kutil terasa sakit atau nyeri, terutama jika mengganggu aktivitas sehari-hari seperti berjalan atau menulis.
- Jumlahnya semakin banyak atau menyebar dengan cepat ke bagian tubuh lain.
- Terlihat berdarah, bernanah, atau berubah bentuk dan warna.
- Kutil muncul di area sensitif, seperti wajah, kelamin, atau di bawah kuku.
- Kutil tidak membaik setelah dilakukan pengobatan mandiri selama beberapa minggu atau bulan.
- Anak memiliki daya tahan tubuh yang lemah atau sedang menjalani pengobatan imunosupresif.
- Anak merasa malu atau terganggu secara emosional karena kutil, terutama jika terlihat jelas.
Konsultasi ke dokter anak atau dokter kulit akan membantu memastikan diagnosis dan menentukan penanganan yang tepat sesuai kondisi kutil.
Cara Mencegah Munculnya Kutil pada Anak

Jika kutil pada anak telah berhasil dihilangkan, Moms juga dapat melakukan pencegahan kambuhnya kutil kembali dengan melakukan beberapa tips berikut:
- Rutin mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir.
- Tidak berbagi barang pribadi seperti handuk dan sepatu.
- Menggunakan alas kaki di tempat umum.
- Menghindari kebiasaan menggigit kuku atau mencabut kulit.
- Menjaga daya tahan tubuh dengan pola makan sehat dan istirahat cukup.
- Membersihkan luka kecil dengan baik untuk mencegah infeksi.
- Menghindari menyentuh kutil yang ada pada tubuh sendiri atau orang lain.
- Rutin mengganti kaus kaki dan menjaga kebersihan kaki.
Baca Juga: Sariawan pada Anak: Penyebab, Cara Mengatasi dan Mencegahnya
Demikian penjelasan seputar kutil pada anak yang perlu Moms ketahui.
- https://www.hopkinsmedicine.org/health/conditions-and-diseases/warts-in-children
- https://kidshealth.org/en/parents/wart.html
- https://www.rch.org.au/kidsinfo/fact_sheets/Warts/
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2025 Orami. All rights reserved.