7 Cara Mendidik Anak Menggunakan AI (Artificial Intelligence) dengan Bijak
Di tengah perkembangan teknologi yang sangat pesat, penting bagi orang tua untuk mengetahui bagaimana cara mendidik anak menggunakan AI dengan bijak.
Saat ini, Artificial Intelligence (AI) atau kecerdasan buatan telah menjadi bagian tak terpisahkan dalam kehidupan sehari-hari anak-anak.
Mulai dari asisten virtual, aplikasi pembelajaran, hingga permainan digital.
Tanpa disadari, anak-anak semakin akrab dengan teknologi canggih ini sejak usia dini.
Maka dari itu, peran Moms dan Dads sangat diperlukan untuk memastikan pemanfaatan AI dilakukan secara positif dengan tetap bertanggungjawab.
Cara Mendidik Anak Menggunakan AI

Mengajarkan anak menggunakan AI dengan bijak bukan berarti melarang mereka berinteraksi dengan teknologi.
Melainkan membekali mereka dengan pemahaman dan etika dalam menggunakannya.
Dengan cara mendidik yang tepat, AI dapat menjadi alat bantu yang luar biasa untuk mendukung tumbuh kembang, kreativitas, serta keterampilan berpikir kritis anak.
1. Edukasi tentang AI Sejak Dini
Pada masa usia dini, anak-anak berada dalam tahap perkembangan yang cepat dalam hal kognitif dan rasa ingin tahu.
Ini adalah momen terbaik untuk memperkenalkan konsep dasar tentang AI secara sederhana dan menyenangkan.
Misalnya, Moms dapat menjelaskan bahwa AI adalah teknologi yang memungkinkan komputer atau robot “berpikir” dan membantu manusia, seperti saat mereka menggunakan Siri, Google Assistant, atau melihat rekomendasi video di YouTube.
Dalam hal ini, Moms bisa menggunakan permainan edukatif, cerita, dan video animasi untuk memperkenalkan AI kepada anak.
Ketika anak-anak diperkenalkan pada AI sejak usia dini, mereka akan lebih siap menghadapi perkembangan teknologi dengan cara yang kritis, etis, dan bertanggungjawab.
2. Mengawasi dan Terlibat Aktif
AI kini hadir dalam berbagai bentuk aplikasi, game edukatif, chatbot, hingga asisten digital seperti Alexa atau Google Assistant yang bisa diakses anak dengan mudah.
Tanpa pengawasan, anak bisa saja terpapar informasi yang tidak akurat, konten yang tidak sesuai usianya, atau bahkan kecanduan terhadap fitur berbasis AI.
Oleh karenanya, keterlibatan aktif orang tua untuk membantu anak dalam mengembangkan pemahaman kritis terhadap AI penting dilakukan.
Misalnya, saat anak menggunakan aplikasi berbasis AI untuk belajar, Moms bisa menemani dan berdiskusi tentang bagaimana aplikasi tersebut bekerja, manfaatnya, serta potensi kekurangannya.
Baca Juga: 8 Contoh Bakat Anak Berdasarkan Jenis Kecerdasannya
3. Ajarkan Privasi dan Keamanan Data

Cara mendidik anak menggunakan AI selanjutnya yang sebaiknya Moms lakukan yakni ajarkan tentang privasi dan keamanan data.
Hal ini karena AI bekerja dengan mengumpulkan dan menganalisis data untuk memberikan layanan yang lebih personal.
Namun, jika tidak diawasi, data yang dibagikan anak-anak seperti nama lengkap, lokasi, suara, atau bahkan wajah bisa digunakan tanpa sepengetahuan mereka.
Tentu saja, hal ini berpotensi membahayakan privasi serta keamanan pribadi anak di masa depan.
Oleh karenanya, laman Oxford Learning menyarankan orang tua untuk mengajarkan anak tentang pentingnya menggunakan kata sandi yang kuat dan tidak membagikannya ke siapa pun kecuali orang tua.
Jangan lupa untuk menjelaskan mengapa kata sandi yang aman dan kuat penting, sertakan juga alasan mengapa tidak boleh membagikannya sembarangan.
Selain itu, edukasi anak untuk menggunakan fitur privasi dan keamanan di aplikasi seperti membatasi mikrofon, kamera, atau lokasi hanya saat dibutuhkan.
Jadi, penggunaan AI tetap aman bagi anak, sekaligus melatih mereka untuk tumbuh sebagai pengguna teknologi yang cerdas dan bertanggungjawab.
4. Gunakan AI Sebagai Alat Pendamping, Bukan Pengganti
Di era digital, anak-anak sangat mudah terbiasa menggunakan AI untuk berbagai keperluan, seperti menjawab soal, membuat rangkuman, atau mengerjakan tugas.
Jika tidak diarahkan, anak bisa tergantung pada teknologi dan kehilangan kemampuan penting seperti berpikir kritis, menyusun argumen sendiri, atau mencari solusi dari suatu masalah tanpa bantuan mesin.
Oleh karena itu, orang tua perlu mendorong anak untuk memahami proses berpikir di balik jawaban yang diberikan AI, bukan sekadar menerima hasil akhirnya.
Ingat Moms, cukup gunakan AI hanya sebagai pendamping belajar, bukan pengganti sumber pengetahuan yang utama.
Jadi, batasi penggunannya hanya untuk latihan soal, mencari referensi tambahan, atau mengecek tata bahasa, bukan sebagai jalan pintas mengerjakan tugas.
5. Ajarkan Etika dan Tanggung Jawab
Cara mendidik anak menggunakan AI lainnya yang tak kalah penting untuk diperhatikan orang tua yakni ajarkan mereka tentang etika dan tanggung jawab.
Beberapa nilai yang perlu Moms ajarkanpada anak saat menggunakan AI, antara lain:
- Kejujuran: tidak menggunakan AI untuk curang, seperti menyalin jawaban tanpa pemahaman.
- Empati: menyadari bahwa AI bisa meniru ucapan atau gambar seseorang, dan hal ini bisa berdampak pada orang lain jika disalahgunakan.
- Keadilan: memahami bahwa AI kadang memiliki bias, sehingga tidak semua hasilnya bisa dipercaya atau adil.
- Tanggung jawab: tidak menyebarkan hasil dari AI yang belum diverifikasi atau tidak sesuai konteks.
Dengan begitu, anak-anak dapat menjadi pengguna teknologi yang cerdas, bijak, dan berintegritas dalam era digital.
Baca Juga: Karakter Anak: Perkembangan, Jenis, dan Cara Mengasahnya
6. Diskusikan Batasan dan Kelemahan AI
Meskipun AI sangat membantu, teknologi ini tidak sempurna dan sering kali memberikan hasil yang tidak akurat, bias, atau bahkan menyesatkan.
Pasalnya, AI bekerja berdasarkan data yang pernah diterimanya, sehingga ia tidak benar-benar “mengerti” konteks seperti manusia.
Tanpa pemahaman ini, anak bisa mengambil jawaban AI sebagai kebenaran mutlak tanpa berpikir kritis.
Bahkan mengalami ketergantungan pada AI, sehingga melemahkan kemampuan berpikir dan belajar mandiri.
Jadi, Moms perlu mendiskusikan mengenai batasan dan kelemahan AI pada anak ketika mereka menggunakannya.
Misalnya dengan mengajak anak membandingkan hasil AI dengan sumber dari buku atau guru, dan mendiskusikan perbedaannya.
Beri tahu juga pada anak bahwa ada hal-hal tertentu yang tidak bisa dilakukan oleh AI, seperti menilai emosi manusia secara akurat, membuat keputusan etis, atau memahami makna mendalam dari pengalaman hidup manusia.
7. Menjadi Teladan dalam Penggunaan Teknologi

Anak-anak cenderung meniru apa yang dilakukan orang tuanya.
Oleh karena itu, perilaku orang tua saat menggunakan teknologi, termasuk AI, akan menjadi acuan utama bagi anak dalam bersikap terhadap kemajuan digital.
Jadi, pastikan Moms dan Dads bisa menjadi teladan yang baik dalam menggunakan teknologi di rumah.
Cukup gunakan AI hanya untuk hal-hal yang memang dibutuhkan.
Tunjukkan bahwa belajar tetap bisa tanpa AI, misalnya dengan membaca buku fisik, berdiskusi, atau melakukan eksperimen kecil bersama anak.
Batasi juga penggunaan gawai di waktu tertentu, seperti saat makan atau waktu keluarga.
Baca Juga: 7 Gerakan Kebiasaan Anak Indonesia Hebat dari Kemdikbud
Itulah beberapa cara mendidik anak menggunakan AI yang perlu Moms dan Dads terapkan mulai dari rumah.
Dengan begitu, anak bisa menjadi pengguna teknologi yang cerdas dan bijak, bukan sekadar pengikut tren.
- https://oxfordlearning.com/9-ways-to-help-kids-navigate-the-world-of-ai/
- https://elearningindustry.com/what-are-the-most-effective-ways-to-introduce-children-to-ai
- https://www.edutopia.org/article/teaching-students-use-ai-responsibly/
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2025 Orami. All rights reserved.