9 Cara Mengatasi Rasa Mengantuk setelah Buka Puasa, Coba Ya!
Mungkin Moms pernah atau sering merasa mengantuk setelah buka puasa.
Tidak sedikit orang yang setelah buka puasa lalu mengantuk dan ingin segera tidur.
Padahal bisa jadi masih banyak kegiatan yang harus dilakukan, termasuk menjalankan sholat Tarawih.
Mari kita pahami penyebab mengantuk setelah buka puasa serta cara mengatasinya.
Penyebab Mengantuk setelah Buka Puasa

Rasa kantuk setelah kita berbuka puasa bisa disebabkan oleh beberapa hal. Hal ini tentu berhubungan dengan makanan yang kita konsumsi.
Agar lebih jelas, simak penjelasan berikut ini.
1. Siklus Pencernaan
Penyebab mengantuk setelah buka puasa adalah siklus pencernaan dalam tubuh Moms.
Selain mengubah makanan menjadi energi, siklus pencernaan kita memicu segala macam respons di dalam tubuh.
Misalnya menimbulkan rasa kantuk usai makan.
Mengantuk setelah buka puasa ini dapat disebabkan oleh hormon seratonin yang muncul pada otak.
Ini merupakan salah satu hormon yang dapat dipengaruhi oleh aktivitas saluran cerna.
Ada juga hormon lain yang bisa memicu rasa kantuk, yaitu melatonin.
Walaupun melatonin tidak dilepaskan sebagai respons terhadap makan.
Namun, makanan dapat memengaruhi produksi melatonin pada tubuh.
2. Jenis Makanan
Mengantuk setelah buka puasa bisa disebabkan oleh jenis makanan yang telah Moms konsumsi.
Jadi meskipun setiap makanan yang masuk ke dalam tubuh akan dicerna dengan cara yang sama, akan tetapi pengaruh jenis makanan itu bisa berbeda-beda.
Contohnya makanan yang mengandung tinggi triptofan. Ini digunakan oleh tubuh untuk membuat serotonin.
Serotonin adalah neurotransmitter yang membantu tubuh untuk mengatur tidur.
Nah, ketika seratonin meningkat setelah konsumsi makanan tertentu, Moms pun bisa mengantuk setelah buka puasa.
Selain makanan dengan kandungan triptofan, mengonsumsi karbohidrat dalam jumlah besar juga dapat menyebabkan rasa kantuk usai menyantapnya.
Studi di jurnal Frontiers in Nutritions menemukan bahwa konsumsi karbohidrat meningkatkan penyerapan triptofan oleh otak, di mana ia kemudian dimetabolisme menjadi serotonin dan melatonin sehingga menyebabkan kantuk sekaligus meningkatkan kualitas tidur.
3. Porsi Makanan
Moms yang sering mengantuk setelah buka puasa juga bisa dipengaruhi oleh porsi makanan.
Moms dan Dads akan berpotensi mengalami rasa kantuk yang lebih tinggi setelah makandalam porsi besar.
Hampir semua makanan yang masuk ke dalam tubuh, akan meningkatkan kadar gula darah kita.
Semakin berat makanan yang dikonsumsi, akan semakin besar pula insulin yang akan diproduki oleh pankreas.
Insulin kemudian beraksi terhadap protein di dalam otak dan menghasilkan hormon tidur yang kita kenal dengan sebutan serotonin.
Serotonin inilah yang bertugas untuk memberitahu otak agar kita segera tidur karena mengantuk.
Apalagi, jika makanan dengan porsi besar yang Moms santap merupakan karbohidrat dan gula.
Kedua jenis makanan tersebut memiliki kontribusi dalam produksi seratonin sehingga akan menstimulasi rasa kantuk pada kita.
Cara Mengatasi Mengantuk setelah Buka Puasa

Agar terhindar dari rasa kantuk setelah berbuka puasa, ada beberapa hal yang bisa kita lakukan.
Moms bisa mencoba untuk menerapkan cara ini, ya.
1. Makan Secukupnya
Mengantuk setelah buka puasa bisa diatasi dengan membatasi asupan makanan yang masuk ke dalam tubuh.
Sebaiknya, Moms hanya makan dalam porsi secukupnya agar tidak mengalami rasa kantuk setelah berbuka.
Mulailah dengan minum segelas air putih atau boleh juga segelas es teh manis.
Setelahnya bisa dilanjutkan dengan sedikit nasi untuk membuat perut yang lapar sedikit kenyang.
Usahakan untuk berhenti sebelum kenyang agar tubuh tetap terasa bugar dalam melanjutkan aktivitas.
2. Pilih Makanan yang Tepat
Hindari makanan yang berat dan mengandung banyak karbohidrat sederhana atau gula tinggi.
Pilihlah makanan yang seimbang, mengandung protein, serat, dan lemak sehat agar energi lebih stabil.
2. Penuhi Kebutuhan Hidrasi
Rasa kantuk setelah buka puasa juga bisa diatasi dengan mencukupi kebutuhan hidrasi tubuh Moms.
Hal ini karena asupan air adalah faktor lain yang dapat mempengaruhi energi dan kelelahan.
Kondisi tubuh yang dehidrasi dan hiperhidrasi dapat menyebabkan perasaan lelah serta lebih mudah mengantuk.
Bahkan dalam ACSM's Health Fit Journal disebutkan bahwa hidrasi dapat memengaruhi kinerja kognitif sehari-hari.
Kinerja kognitif mencakup perhatian individu, keterampilan berpikir kritis, dan memori.
Diketahui, defisit air tubuh 2% atau lebih dianggap menghasilkan penurunan kinerja kognitif.
Jadi, pastikan Moms memperhatikan asupan cairan tubuh sehari-hari agar fungsi tubuh secara keseluruhan tetap terjaga.
4. Istirahat Sejenak
Jika memungkinkan, beristirahatlah sejenak setelah berbuka puasa.
Tidur sebentar selama 20-30 menit dapat membantu mengurangi rasa mengantuk.
5. Olahraga Rutin

Jika Moms sering mengantuk setelah buka puasa, cobalah untuk bergerak lebih aktif.
Dengan olahraga rutin, tubuh akan terhindar dari kelelahan, rasa kantuk, dan mendapatkan lebih banyak energi.
Meski sedang menjalani ibadah puasa, Moms bisa tetap berolahraga. Dalam hal ini, cukup lakukan olahraga ringan saja.
Bisa juga memilih waktu olahraga di luar jam puasa sehingga ibadah tidak terganggu.
Namun bagi Moms yang memiliki riwayat kesehatan tertentu, sebaiknya konsultasi dengan dokter terlebih dahulu sebelum melakukan olahraga.
6. Tidur yang Cukup
Cara paling efektif untuk mengatasi rasa kantuk adalah dengan tidur.
Oleh karenanya, pastikan Moms mendapatkan tidur yang cukup setiap harinya.
Dilansir dari Sleep Foundation, tiduk yang cukup bisa meningkatkan energi sekaligus mencegah rasa kantuk setelah makan.
Jadi, milikilah kebiasaan tidur yang cukup.
Jika Moms sulit tidur, cobalah untuk membangun kebiasaan sebelum tidur agar tubuh lebih rileks dan siap tertidur.
Misalnya dengan memiliki jadwal tidur yang teratur, membuat kamar tidur gelap, tenang, dan nyaman, serta membatasi asupan kafein agar tidur lebih berkualitas.
7. Dapatkan Paparan Sinar Matahari
Saat beraktivitas di siang hari, pastikan Moms mendapatkan paparan sinar matahari yang cukup.
Ternyata, terpapar sinar matahari ketika langit masih terang bisa mengurangi kelelahan dan mencegah rasa kantuk.
Selain itu, mengantuk setelah buka puasa juga bisa diatasi dengan cara melakukan aktivitas agar tubuh bergerak lebih aktif.
Tubuh yang bergerak akan secara tidak langsung mengusir rasa kantuk yang menyerang.
Jadi, hindari untuk bersantai atau tidur-tiduran, Moms.
8. Gunakan Pencahayaan yang Cukup
Setelah berbuka, tubuh cenderung merasa lemas karena perubahan kadar gula darah.
Jika berada di ruangan dengan pencahayaan redup, rasa kantuk akan semakin terasa.
Sebaliknya, pencahayaan yang cukup dapat membantu tubuh lebih segar dan bertenaga.
Oleh karenanya, pastikan ruangan memiliki pencahayaan yang cukup.
Dengan menggunakan pencahayaan yang cukup, produksi melatonin dapat dikontrol sehingga tubuh tetap terjaga dan tidak cepat mengantuk setelah berbuka.
9. Mandi Air Dingin

Setelah berbuka puasa, tubuh sering kali merasa lemas akibat konsumsi makanan dalam jumlah besar.
Nah, mandi dengan air dingin setelah berbuka dapat menyegarkan tubuh dan meningkatkan aliran darah, sehingga mengurangi rasa kantuk.
Mandi dengan air dingin juga dapat merangsang pelepasan hormon kortisol, adrenalin, dan norepinefrin, yang berfungsi meningkatkan energi dan kewaspadaan.
Ini membuat tubuh lebih siap untuk beraktivitas seperti sholat tarawih atau pekerjaan lainnya.
Namun, jika tidak memungkinkan mandi, cukup basuh wajah dengan air dingin agar tidak merasa mengantuk setelah buka puasa.
Baca Juga: 25 Menu Takjil Favorit untuk Kudapan Buka Puasa Ramadan
Nah, itu alasan mengapa rasa kantuk setelah berbuka puasa datang menyerang.
Tersedia juga cara sederhana untuk mengatasi keadaan ini. Semoga dapat membantu ya, Moms!
- https://www.medicalnewstoday.com/articles/323379
- https://www.sleepfoundation.org/nutrition/why-do-i-get-sleepy-after-eating
- https://www.healthline.com/health/food-nutrition/why-do-i-feel-tired-after-eating
- https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/25346594/
- https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC9532617/
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2025 Orami. All rights reserved.