10 Penyakit Mulut pada Anak yang Bisa Menyerang Si Kecil
Bicara soal penyakit mulut pada anak, sariawan mungkin menjadi yang pertama kali terlintas di benak Moms.
Namun, tahukah Moms bahwa ada banyak penyakit mulut pada anak lainnya yang bisa menyerang anak? Mulai dari akibat bakteri hingga kebiasaan tidak menjaga kebersihan mulut yang kurang baik.
Kondisi-kondisi ini tidak hanya membuat anak merasa tidak nyaman, tetapi juga dapat memengaruhi kesehatan mulutnya secara keseluruhan.
Yuk, cari tahu lebih lanjut tentang berbagai penyakit mulut pada anak dan cara mengatasinya dalam artikel ini, agar Moms bisa menjaga kesehatan Si Kecil dengan lebih optimal!
Baca Juga: 10+ Rekomendasi Sikat Gigi Anak yang Aman Sejak Dini
Penyakit Mulut pada Anak
Penyakit mulut pada anak bisa terjadi akibat berbagai faktor, seperti infeksi bakteri, kebiasaan buruk dalam menjaga kebersihan gigi, atau bahkan gangguan kesehatan tertentu.
Kondisi ini dapat menimbulkan berbagai gejala, seperti nyeri, peradangan, atau luka pada area mulut, yang tentu membuat Si Kecil merasa tidak nyaman.
Dengan memahami berbagai jenis penyakit mulut pada anak, Moms dapat lebih mudah mencegah dan menangani masalah ini sejak dini.
Berikut ini jenis-jenis penyakit mulut pada anak yang perlu Moms ketahui.
1. Gingivitis Atau Radang Gusi

Menurut laman Raising Children gingivitis adalah salah satu penyakit mulut pada anak yang sering terjadi akibat kebersihan mulut yang kurang terjaga.
Kondisi ini disebabkan oleh penumpukan plak, yaitu lapisan lengket yang mengandung bakteri di sekitar gigi dan gusi.
Jika plak tidak segera dibersihkan, dapat mengeras menjadi karang gigi yang memperburuk peradangan.
Selain itu, faktor lain seperti kekurangan vitamin C, perubahan hormon, diabetes, atau penggunaan alat ortodonti juga dapat memicu terjadinya gingivitis pada anak.
Gejala yang perlu Moms perhatikan:
- Gusi berdarah saat menyikat gigi
- Gusi tampak merah, bengkak, atau terasa nyeri
- Bau mulut yang tidak sedap
Langkah penanganan untuk mengatasi dan mencegah gingivitis:
- Sikat gigi anak dua kali sehari dengan sikat berbulu lembut dan pasta gigi berfluoride.
- Gunakan benang gigi atau sikat interdental untuk membersihkan sela-sela gigi setiap hari.
- Ganti sikat gigi setiap tiga bulan atau lebih cepat jika sudah rusak.
- Ajarkan anak berkumur dengan obat kumur antimikroba atau air garam hangat untuk mengurangi peradangan.
- Hindari makanan manis atau bertepung yang dapat memicu pertumbuhan bakteri.
- Bawa anak ke dokter gigi secara rutin untuk membersihkan karang gigi dan memantau kesehatan mulutnya.
2. Herpes Oral

Herpes oral atau sering disebut cold sores adalah salah satu penyakit mulut pada anak yang ditandai dengan lepuhan kecil di sekitar mulut akibat infeksi virus herpes simplex tipe 1.
Virus ini sangat menular dan dapat menyebar melalui kontak langsung, seperti berbagi alat makan, handuk, atau menyentuh lepuhan sebelum sembuh.
Setelah anak terinfeksi, virus dapat tetap "tidur" di dalam tubuh dan muncul kembali kapan saja, terutama saat anak terpapar sinar matahari, angin dingin, merasa stres, atau dalam kondisi kesehatan yang kurang baik.
Gejala yang perlu Moms perhatikan:
- Lepuhan kecil atau sekelompok lepuhan di bibir dan mulut yang pecah, mengeluarkan cairan, lalu berkerak
- Rasa gatal, perih, atau kesemutan di sekitar mulut
- Nyeri di bibir dan mulut yang bisa bertahan 3-7 hari
Langkah penanganan untuk mencegah dan mengatasi herpes oral:
- Hindari anak menyentuh atau menggosok lepuhan untuk mencegah penyebaran virus.
- Jangan berbagi alat makan, gelas, handuk, atau barang pribadi dengan anak yang memiliki herpes oral.
- Ajarkan anak untuk tidak mencium orang lain saat lepuhan muncul.
- Jika infeksi pertama kali terjadi dan gejalanya parah, konsultasikan ke dokter untuk diagnosis dan perawatan lebih lanjut.
- Berikan salep atau obat yang direkomendasikan dokter untuk mempercepat penyembuhan lepuhan.
Baca Juga: 12 Cara Mengatasi Bau Mulut pada Anak, Perhatikan Ya Moms
3. Abses Gigi

Abses gigi adalah salah satu penyakit mulut pada anak yang ditandai dengan adanya kantong nanah yang terbentuk akibat infeksi bakteri di dalam gigi, khususnya di bagian ujung akar menurut Hurst Pediatric Dentistry.
Kondisi ini sering disebabkan oleh gigi berlubang yang tidak diobati atau cedera gigi, seperti retak atau trauma yang memungkinkan bakteri masuk ke bagian tengah gigi (pulpa gigi).
Jika tidak ditangani, abses gigi dapat menyebabkan nyeri hebat, pembengkakan, dan komplikasi serius.
Gejala yang perlu Moms perhatikan:
- Nyeri berdenyut di gigi atau gusi
- Pembengkakan di sekitar gusi atau wajah
- Gigi sensitif terhadap makanan panas atau dingin
- Demam dan pembesaran kelenjar getah bening di sekitar leher
Langkah penanganan abses gigi:
- Konsultasi dokter gigi: Segera bawa anak ke dokter gigi untuk pemeriksaan dan diagnosis.
- Antibiotik: Jika ada pembengkakan atau infeksi menyebar, dokter mungkin akan meresepkan antibiotik untuk mengontrol infeksi sebelum perawatan lebih lanjut.
- Drainase abses: Dokter gigi dapat mengeluarkan nanah untuk mengurangi rasa sakit dan membersihkan infeksi.
- Perawatan saluran akar (root canal): Membersihkan dan menghilangkan jaringan yang terinfeksi di dalam gigi untuk menyelamatkan gigi.
- Pencabutan gigi: Jika gigi terlalu rusak untuk diselamatkan, dokter mungkin merekomendasikan pencabutan gigi.
- Perawatan lanjutan: Pastikan anak menjaga kebersihan gigi dengan menyikat dua kali sehari, menggunakan benang gigi, dan rutin periksa ke dokter gigi.
4. Plak Mulut

Plak mulut merupakan salah satu penyakit mulut pada anak yang ditandai dengan lapisan lengket dan tidak berwarna yang terbentuk di gigi akibat bakteri yang bercampur dengan sisa makanan dan protein dalam air liur.
Jika tidak dibersihkan secara teratur, plak dapat mengeras menjadi karang gigi, yang berpotensi menyebabkan masalah seperti gigi berlubang dan radang gusi.
Kondisi ini sering muncul akibat kebersihan mulut yang kurang terjaga serta konsumsi makanan atau minuman manis yang dapat mempercepat pertumbuhan bakteri.
Gejala yang perlu Moms perhatikan:
- Gigi terasa kasar atau ada lapisan lengket di permukaannya
- Bau mulut yang tidak sedap
- Gusi tampak merah atau meradang jika plak sudah berkembang
Langkah penanganan untuk mencegah dan mengatasi plak mulut:
- Sikat gigi dua kali sehari dengan pasta gigi berfluoride menggunakan sikat berbulu lembut.
- Gunakan benang gigi atau sikat interdental untuk membersihkan sela-sela gigi yang sulit dijangkau.
- Kurangi konsumsi makanan dan minuman manis, dan ganti dengan camilan sehat.
- Kunyah permen karet tanpa gula untuk meningkatkan produksi air liur yang membantu membersihkan gigi.
- Rutin periksa ke dokter gigi, setidaknya setiap enam bulan, untuk membersihkan karang gigi dan mencegah masalah lebih lanjut.
5. Kista Dentigerous

Menurut My Cleveland Clinic kista dentigerous adalah salah satu penyakit mulut pada anak yang berupa kantong berisi cairan yang terbentuk di sekitar mahkota gigi permanen yang belum muncul.
Kondisi ini sering ditemukan pada gigi bungsu, gigi taring, atau gigi geraham kedua yang terjebak di dalam tulang rahang (gigi impaksi).
Meskipun lebih umum terjadi pada remaja atau orang dewasa muda, kista dentigerous juga bisa muncul pada anak-anak, terutama selama tahap perkembangan gigi ketika gigi permanen belum tumbuh sepenuhnya.
Gejala yang perlu Moms perhatikan:
- Adanya jarak atau celah di antara gigi
- Pergeseran posisi gigi yang terlihat tidak normal
- Pembengkakan pada gusi
- Sensitivitas pada gigi atau rahang
Langkah penanganan kista dentigerous:
- Konsultasi dokter gigi: Jika dicurigai, segera bawa anak ke dokter gigi untuk pemeriksaan lebih lanjut.
- Operasi pengangkatan kista: Dokter akan mengangkat kista bersama gigi yang terpengaruh untuk mencegah pertumbuhan kembali.
- Marsupialisasi: Untuk kista yang lebih besar, dokter dapat membuat sayatan untuk mengalirkan cairan dan menjahit tepi kista agar tetap terbuka hingga kempis.
- Cangkok tulang: Jika pengangkatan kista meninggalkan lubang besar, dokter mungkin melakukan cangkok tulang untuk memperbaiki area tersebut.
6. Enamel Hypoplasia

Penyakit mulut pada anak ini hanya terjadi saat gigi masih berkembang, tapi dapat mempengaruhi kondisi dan kesehatan gigi anak di masa depan.
Enamel hypoplasia adalah kondisi di mana lapisan enamel gigi anak sangat tipis atau bahkan tidak terbentuk, sehingga gigi menjadi lebih rentan terhadap kerusakan.
Kondisi ini sudah ada sejak gigi pertama kali tumbuh dan dapat terjadi pada gigi susu maupun gigi permanen.
Penyebabnya bisa karena faktor genetik, seperti kelainan amelogenesis imperfecta, atau faktor lingkungan, seperti kelahiran prematur, malnutrisi, infeksi, diabetes pada ibu selama kehamilan, dan trauma gigi.
Gejala yang perlu Moms perhatikan:
- Permukaan gigi terlihat berlubang, ada cekungan, atau tidak rata
- Gigi lebih sensitif terhadap panas, dingin, atau makanan tertentu
- Risiko gigi berlubang lebih tinggi
- Masalah estetika atau gigitan yang tidak normal
Langkah penanganan enamel hypoplasia:
- Rutin menyikat gigi: Gunakan pasta gigi berfluoride dan ajarkan anak menyikat gigi dua kali sehari.
- Kurangi makanan manis: Hindari konsumsi makanan dan minuman yang dapat memicu kerusakan gigi.
- Perawatan fluoride profesional: Dokter gigi mungkin merekomendasikan varnish fluoride untuk melindungi gigi dan mengurangi sensitivitas.
- Tambalan putih atau mahkota gigi: Untuk kasus yang parah, dokter gigi bisa memasang tambalan atau mahkota untuk melindungi gigi dan memperbaiki fungsinya.
7. Flu Singapura

Masalah kesehatan anak yang juga dikenal dengan nama Penyakit Tangan, Kaki, dan Mulut ini dapat dikenali dari munculnya gejala seperti sariawan di mulut yang disertai ruam pada kaki dan tangan.
Mengutip dari Ministry of Health Singapore, flu Singapura atau Hand, Foot, and Mouth Disease (HFMD), adalah penyakit mulut pada anak yang sering terjadi pada anak-anak di bawah usia 5 tahun.
Penyakit ini disebabkan oleh virus dari kelompok Enterovirus (seperti coxsackievirus dan enterovirus A71) dan biasanya ringan serta dapat sembuh sendiri.
Gejalanya meliputi:
- Demam
- Sakit tenggorokan
- Ruam atau lepuhan kecil di telapak tangan, telapak kaki, dan bokong
- Sariawan
- Nafsu makan menurun
- kelelahan
- Pada kasus serius, anak mungkin tampak mengantuk, muntah terus-menerus, atau menolak makan dan minum
Langkah pencegahan yang dapat Moms lakukan:
- Ajarkan anak mencuci tangan dengan sabun secara rutin, terutama sebelum makan atau setelah menggunakan toilet.
- Hindari berbagi alat makan atau makanan.
- Tutup mulut saat batuk atau bersin, dan segera buang tisu bekas ke tempat sampah.
- Disinfeksi mainan dan area bermain secara rutin, terutama di tempat penitipan anak.
Langkah penanganan jika anak terinfeksi:
- Berikan cairan dan makanan bertekstur lembut untuk mencegah dehidrasi.
- Obati gejala dengan konsultasi ke dokter untuk mendapatkan obat pereda nyeri atau demam.
- Isolasi anak di rumah hingga sembuh untuk mencegah penularan.
8. Herpangina

Herpangina adalah penyakit mulut pada anak disebabkan oleh virus yang sering menyerang anak-anak di bawah usia 10 tahun, terutama pada musim panas dan gugur.
Penyakit ini disebabkan oleh virus seperti Coxsackievirus A16, Coxsackie B, Enterovirus A71, dan Echovirus.
Gejala herpangina yang perlu Moms perhatikan:
- Demam mendadak, bisa mencapai 40,6°C
- Lepuhan atau luka kecil di bagian belakang tenggorokan atau langit-langit mulut
- Nyeri pada mulut atau tenggorokan
- Kehilangan nafsu makan
- Sakit kepala
- Rasa tidak nyaman (malaise)
- Leher terasa sakit
- Air liur berlebihan
- Anak terlihat rewel atau mudah marah
Langkah penanganan untuk herpangina:
- Pastikan anak minum cukup cairan untuk mencegah dehidrasi.
- Berikan parasetamol untuk menurunkan demam dan meredakan nyeri.
- Sediakan makanan ringan atau cair yang tidak asam atau pedas untuk mengurangi iritasi mulut.
- Gunakan obat kumur air garam untuk membantu membersihkan mulut dan mengurangi nyeri.
9. Cheilitis Angular

Cheilitis angular adalah penyakit mulut pada anak selanjutnya yang ditandai dengan peradangan di sudut-sudut mulut yang menyebabkan luka, iritasi, atau kulit pecah-pecah.
Kondisi ini sering terjadi akibat penumpukan air liur yang membuat area tersebut kering, sehingga rentan terhadap infeksi bakteri atau jamur.
Penyebabnya bisa meliputi dermatitis atopik, penggunaan empeng, gigi palsu yang tidak pas, alergi kulit, atau infeksi jamur seperti sariawan.
Gejala cheilitis angular yang perlu Moms perhatikan:
- Sudut mulut merah, bengkak, atau pecah-pecah.
- Luka yang mungkin berdarah atau berkerak
- Kulit di sekitar sudut mulut tampak basah atau lebih terang (macerasi)
- Lepuhan yang terasa nyeri
Langkah penanganan untuk cheilitis angular:
- Krim atau salep: Gunakan salep antijamur atau antibiotik sesuai anjuran dokter untuk mengatasi infeksi.
- Pelembap bibir: Oleskan petroleum jelly atau lip balm untuk menjaga kelembapan.
- Perbaiki pola makan: Pastikan anak mendapat cukup protein, zat besi, dan vitamin B untuk mencegah kekurangan nutrisi.
- Hindari kebiasaan buruk: Jangan biarkan anak sering menjilat bibir atau menggunakan produk kosmetik yang sudah kedaluwarsa.
- Konsultasi dokter gigi: Jika penyebabnya adalah gigi tidak rata atau gigi palsu yang tidak pas, konsultasikan ke dokter gigi untuk perbaikan.
10. Hipersensitivitas Gigi

Hipersensitivitas gigi adalah penyakit mulut pada anak yang terakhir dengan kondisi di mana anak merasa nyeri saat makan makanan panas, dingin, manis, atau asam.
Hal ini terjadi karena dentin, jaringan halus di dalam gigi, terbuka akibat enamel yang terkikis atau rusak.
Penyebabnya bisa berupa kebiasaan menyikat gigi yang salah, gigi berlubang, pengikisan enamel akibat makanan manis atau asam, infeksi sinus, tambalan gigi yang rusak, atau tumbuhnya gigi permanen.
Gejala yang perlu Moms perhatikan:
- Nyeri saat mengonsumsi makanan atau minuman panas, dingin, manis, atau asam
- Ketidaknyamanan di gigi saat menggigit makanan keras
Langkah penanganan hipersensitivitas gigi:
- Konsultasi dengan dokter gigi anak: Untuk menemukan penyebabnya dan memberikan perawatan yang tepat.
- Gunakan pasta gigi khusus anti-sensitivitas: Pastikan memilih produk yang sesuai usia anak.
- Mouthwash fluoride: Direkomendasikan untuk anak di atas 6 tahun untuk memperkuat enamel gigi.
- Sikat gigi berbulu lembut: Ajarkan anak menyikat gigi dengan lembut untuk mencegah kerusakan enamel.
- Tambalan gigi: Untuk menutup area enamel yang hilang akibat gigi berlubang atau kerusakan lainnya.
Langkah pencegahan:
- Ajarkan anak cara menyikat gigi dengan benar
- Hindari makanan dan minuman manis atau asam secara berlebihan.
- Ganti sikat gigi setiap 2-3 bulan.
- Rutin periksa ke dokter gigi untuk memantau kesehatan gigi anak.
Untuk mencegah terjadinya penyakit mulut pada anak seperti di atas, penting sekali untuk menjalankan rutinitas kebersihan gigi yang baik serta secara berkala memeriksakan si kecil ke dokter gigi ya, Moms.
Seperti apa sih, rutinitas kebersihan gigi yang dijalankan oleh keluarga Moms di rumah?
- https://raisingchildren.net.au/guides/a-z-health-reference/gingivitis-gum-disease
- https://www.nycpediatricdentist.com/preventing-and-treating-gingivitis-gum-disease-in-children/
- https://www.cedars-sinai.org/health-library/diseases-and-conditions---pediatrics/h/herpes-simplex-virus-cold-sores-in-children.html
- https://www.healthychildren.org/English/health-issues/conditions/skin/Pages/Herpes-Simplex-Virus-Cold-Sores.aspx
- https://brightonbaydental.com.au/tooth-abscess-child/
- https://hurstpediatricdentistry.com/blog/what-is-a-tooth-abscess/
- https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/dentigerous-cyst
- https://www.moh.gov.sg/seeking-healthcare/overview-of-diseases/communicable-diseases/hand-foot-and-mouth-disease
- https://www.nationwidechildrens.org/conditions/health-library/herpangina-in-children
- https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/21470-angular-cheilitis
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2025 Orami. All rights reserved.