03 June 2025

8 Penyebab Biduran Sering Muncul dan Cara Mengobatinya!

Benarkah penyebab biduran karena alergi?

Intinya, Nih Moms:

  • Biduran adalah reaksi alergi yang muncul sebagai bentol kemerahan dan terasa gatal di kulit.
  • Gejalanya bisa muncul tiba-tiba dan menyebar di berbagai area tubuh.
  • Pemicu umumnya meliputi makanan, obat, suhu dingin, atau stres.
  • Kondisi ini bisa hilang sendiri dalam hitungan jam atau hari.
  • Bila berlangsung lama (lebih dari 6 minggu), disebut biduran kronis dan perlu penanganan medis.

Penyebab biduran bisa beragam, mulai dari reaksi alergi hingga faktor lingkungan yang memicu munculnya bentol-bentol merah yang gatal pada kulit.

Biduran, atau urtikaria, adalah kondisi yang bisa sangat mengganggu dan sering muncul secara tiba-tiba.

Dalam artikel ini, kita akan membahas secara mendalam apa saja yang dapat menyebabkan biduran dan bagaimana cara mengatasinya.

Apa Itu Biduran?

Biduran
Foto: Biduran (Everydayhealth.com)

Biduran atau urtikaria adalah reaksi kulit yang menyebabkan timbulnya bilur berwarna merah atau putih.

Bilur yang timbul ini juga disertai dengan rasa gatal.

Awalnya, bilur ini muncul hanya di satu bagian tubuh, tapi lama-kelamaan bilur ini akhirnya menyebar.

Salah satu penyebab umumnya adalah alergi, tetapi ukuran dan bentuk bilur bisa berbeda-beda.

Ketika seseorang terserang biduran, tak menutup kemungkinan dirinya juga akan terserang angioedema.

Penyakit angioedema adalah pembengkakan pada lapisan kulit yang lebih dalam.

Pembengkakan ini biasanya terjadi pada bagian mata, bibir, dan alat kelamin.

Pada beberapa kasus, masalah pada kulit ini juga bisa terjadi atau menjadi bagian dari gejala anafilaksis, yaitu reaksi alergi yang parah dan terjadi secara tiba-tiba hingga menyebabkan kematian.

Menurut American College of Allergy, Asthma and Immunology, biduran mempengaruhi sekitar 20% orang pada suatu waktu dalam hidup mereka,

Penyakitnya bisa saja menjadi kronis atau akut.

Dilihat dari studi yang dimuat dalam National Center for Biotechnology Information, biduran akut berlangsung 6 minggu atau kurang.

Kondisi ini mungkin akibat dari paparan alergen atau iritan.

Gejala Biduran

Gatal-gatal
Foto: Gatal-gatal (Istockphoto.com)

Gejala lain dari kondisi ini seperti pembengkakan pada wajah, lidah, atau tenggorokan, detak jantung yang cepat, atau pusing.

Siapapun yang mungkin memiliki anafilaksis harus menerima perawatan medis secepatnya.

Melansir dari American College of Allergy, Asthma, & Immunology, beberapa gejala biduran, di antaranya:

  • Lesi kulit yang menonjol dapat muncul di area tubuh mana pun.
  • Lesi sering muncul secara berkelompok.
  • Cenderung gatal.
  • Bisa berwarna merah muda, merah, atau berwarna kulit.
  • Jika seseorang menekan di tengah, warnanya mungkin memudar.
  • Benjolan biasanya bertahan tidak lebih dari 24 jam, tetapi yang baru dapat terbentuk.
  • Ukurannya dapat berkisar dari tusukan peniti hingga beberapa inci.

Biduran tidak selalu muncul sebagai benjolan.

Namun, mungkin juga nampak seperti bintik-bintik kecil, bercak, atau garis tipis dan terangkat.

Waktu yang diperlukan untuk munculnya lesi tergantung pada penyebab biduran.

Pada seseorang dengan urtikaria kontak, kulit bereaksi terhadap alergen, seperti lateks atau iritan.

Reaksi biasanya terjadi sekitar 10–60 menit setelah terpapar alergen dan berlangsung hingga 24 jam.

Orang yang alergi makanan, gatal-gatal biasanya muncul dalam waktu 1 jam.

Reaksi terhadap pewarna makanan dan bahan tambahan lainnya dapat muncul setelah 12-24 jam.

Reaksi terhadap obat dapat muncul sekaligus atau lebih lama, bahkan bertahun-tahun setelah mulai menggunakan obat.

Dalam beberapa kasus, gatal-gatal bertahan selama beberapa hari.

Orang dengan urtikaria kronis dapat mengalami gejala selama berbulan-bulan atau bertahun-tahun.

Penyebab Biduran

Penyebab Biduran
Foto: Penyebab Biduran (Istockphoto.com)

Umumnya, penyebab biduran adalah adanya reaksi alergi terhadap sesuatu yang ditemui atau tertelan.

Ketika memiliki reaksi alergi, tubuh mulai melepaskan histamin ke dalam darah.

Histamin adalah bahan kimia yang diproduksi tubuh sebagai upaya untuk mempertahankan diri terhadap infeksi dan penyusup luar lainnya.

Sayangnya, pada beberapa orang, ini dapat menyebabkan pembengkakan, gatal, dan banyak gejala lainnya.

Dalam hal alergen, gatal-gatal dapat disebabkan oleh faktor-faktor seperti serbuk sari, obat-obatan, makanan, bulu binatang, dan gigitan serangga.

Meski begitu, biduran juga bisa disebabkan oleh faktor lain.

Beberapa penyebab biduran sering kambuh termasuk stres, pakaian ketat, olahraga, penyakit, atau infeksi.

Paparan berlebihan terhadap suhu panas atau dingin atau dari iritasi karena keringat berlebihan juga bisa menyebabkan biduran kambuh.

Namun, karena pemicu potensial biduran cukup banyak, penyebab biduran sering kambuh tidak dapat ditentukan.

Berikut adalah beberapa penyebab biduran sering kambuh, yaitu:

1. Reaksi alergi

Penyebab biduran sering kambuh yang paling umum adalah reaksi alergi.

Kondisi ini dapat disebabkan oleh alergen apa pun yang mungkin membuat sensitif, termasuk:

  • Makanan (seperti kacang-kacangan, susu, dan telur)
  • Bulu hewan peliharaan
  • Serbuk sari
  • Tungau debu
  • Gigitan atau sengatan serangga
  • Obat-obatan (terutama antibiotik, obat kanker, dan ibuprofen).

Kasus gatal-gatal ringan yang disebabkan oleh alergi biasanya diobati dengan obat alergi jangka panjang atau pendek dan menghindari pemicunya.

2. Anafilaksis

Anafilaksis adalah reaksi alergi parah yang mengancam jiwa.

Dalam kondisi ini, gatal-gatal sering disertai dengan kesulitan bernapas, mual atau muntah, pembengkakan parah, dan pusing.

Segera hubungi dokter atau pergi ke rumah sakit terdekat jika mencurigai gejala-gejala anafilaksis.

3. Biduran Kronis

Biduran kronis atau disebut juga urtikaria kronis.

Kondisi ini ditandai dengan gatal-gatal berulang yang dapat mengganggu gaya hidup.

Kondisi ini bisa berlangsung antara enam minggu dan beberapa bulan atau tahun.

Moms mungkin mencurigai urtikaria kronis jika memiliki gejala yang tidak hilang dalam waktu enam minggu.

Meskipun tidak mengancam jiwa, bentuk gatal-gatal ini bisa membuat tidak nyaman dan sulit diobati.

Kondisi ini mungkin juga merupakan indikasi dari masalah kesehatan yang mendasarinya, seperti:

Goresan berlebihan atau tekanan terus menerus pada kulit menyebabkannya.

Dermatographism biasanya hilang dengan sendirinya dalam waktu singkat tanpa pengobatan.

4. Perubahan Suhu

Terkadang perubahan suhu dapat jadi penyebab biduran sering kambuh.

Gatal-gatal yang disebabkan oleh dingin dapat terjadi dari paparan air atau udara dingin.

Sementara itu, panas tubuh yang dihasilkan dari aktivitas fisik dapat menyebabkan gatal-gatal akibat olahraga.

Hal ini bisa menjadi penyebab biduran yang kadang tidak disadari.

Paparan sinar matahari atau tanning bed juga dapat menyebabkan gatal-gatal akibat matahari pada beberapa orang.

5. Biduran Akibat Infeksi

Gatal-gatal
Foto: Gatal-gatal (Orami Photo Stocks)

Infeksi virus dan bakteri dapat jadi penyebab biduran sering kambuh.

Melansir dari DermNet, infeksi virus seperti flu biasa, mononukleosis menular, hepatitis virus, dan bahkan COVID-19 dapat memicu reaksi urtikaria.

Infeksi bakteri umum yang menyebabkan gatal-gatal termasuk infeksi saluran kemih dan radang tenggorokan.

Virus yang menyebabkan infeksi mononukleosis, hepatitis, dan pilek sering menyebabkan gatal-gatal.

Oleh karena itu, Moms harus sigap jika mulai merasakan gatal-gatal yang tidak biasa dan segera lakukan observasi.

6. Gangguan Autoimun

Penelitian The Indian Journal of Medical Research, mencatat bahwa hampir 45% pasien dengan biduran kronis memiliki gangguan autoimun.

Gangguan autoimun terjadi ketika sistem kekebalan tubuh yang menyerang jaringan tubuhnya sendiri.

Gangguan tiroid adalah salah satu kondisi autoimun yang paling sering menyebabkan biduran.

Penyakit autoimun lain yang bisa menjadi penyebab biduran adalah lupus, radang sendi, dan penyakit celiac.

Pengobatan biduran karena gangguan autoimun ini biasanya menggunakan antihistamin.

7. Berkeringat

Keringat pada dasarnya tidak menyebabkan gatal-gatal. Namun, tubuh yang berkeringat menandakan tubuh sedang mengalami kenaikan suhu.

Bagi beberapa orang, kenaikan suhu tubuh, baik karena olahraga maupun mandi air panas, dapat menjadi penyebab biduran atau gatal-gatal.

Sebuah riset yang diterbitkan dalam Clinical Autonomic Research (2018) menyebutkan bahwa​​ tubuh memproduksi asetilkolin, yaitu bahan kimia yang menghambat pemecahan sel.

Asetilkolin memang bertugas merangsang produksi keringat pada saraf simpatik.

Namun, zat ini dapat mengganggu perkembangan sel-sel kulit sehingga kulit menjadi iritasi dan memicu ruam pada kulit.

8. Stres

Stres berlebihan dapat menyebabkan sistem kekebalan tubuh menurun sehingga lebih rentan terkena masalah kulit, termasuk biduran.

Ini karena saat penyebab biduran ini aktif, tubuh memproduksi lebih banyak hormon adrenalin dari biasanya.

Adrenalin akan memicu timbulnya bentol merah dan gatal muncul, tetapi biasanya akan hilang dalam kurun waktu 30-60 menit.

Selain itu, stres yang berkaitan dengan gangguan kecemasan dapat menimbulkan gatal-gatal pada tubuh orang yang mengalami biduran. 

Hal tersebut memancing keinginan untuk menggaruk bentol yang terdapat di kulit, sehingga menyebabkan biduran semakin menyebar.

Diagnosis Biduran

Tes Darah
Foto: Tes Darah (Istockphoto.com)

Cara untuk mendiagnosis penyebab biduran, dokter akan wawancara medis seputar keluhan dan riwayat penyakit yang pernah dialami, hingga makanan atau aktivitas yang dilakukan.

Setelah itu, dokter baru melakukan pemeriksaan fisik pada yang mengalami bentol-bentol.

Pada beberapa kasus, dokter juga melakukan pemeriksaan penunjang seperti:

  • Tes alergi, pada kulit atau tes darah.
  • Tes darah, untuk menyingkirkan penyakit atau infeksi lain.
  • Biopsi kulit. Pada pemeriksaan ini, dokter kulit akan mengangkat sedikit kulit yang terkena, sehingga bisa diperiksa di bawah mikroskop. 

Melansir dari Indian Journal of Dermatology, tes kulit bisa dilakukan pada urtikaria kronis, dengan menyuntikkan serum pasien secara intradermal dan mengamati responnya setelah 15 menit.

Cara Mengatasi Biduran

Ilustrasi Obat-obatan
Foto: Ilustrasi Obat-obatan (Istockphoto.com)

Cara mengatasi penyebab biduran akan tergantung pada tingkat keparahan biduran serta kondisi kesehatan pasien secara menyeluruh.

Pasien dengan gejala ringan mungkin tidak memerlukan pengobatan khusus.

Pasalnya, bentol biduran sering hilang dengan sendirinya.

Pengobatan biduran biasanya lebih diperlukan guna mengurangi gatal-gatal maupun rasa tidak nyaman yang mengganggu aktivitas pasien.

1. Penanganan dari Dokter

Berikut beberapa jenis obat biduran yang dapat diberikan oleh dokter:

  • Obat antihistamin

Menurut jurnal Northern Clinics of Istanbul, obat-obatan jenis antihistamin dapat digunakan untuk meredakan gatal, bengkak, dan gejala alergi lainnya.

Contoh obat ini adalah loratadine dan cetirizine.

Namun perlu diingat bahwa sebagian obat antihistamin dapat menimbulkan rasa kantuk.

Karena itu, pasien yang mengonsumsinya dilarang berkendara maupun mengoperasikan alat berat.

  • Obat anti radang

Pada kasus biduran yang berat atau angioedema, dokter dapat meresepkan obat antiradang berupa kortikosteroid.

Obat ini berfungsi meredakan bengkak, kemerahan, dan gatal. Prednisone adalah salah satu contohnya.

  • Obat untuk menekan sistem imun

Bila antihistamin dan obat antiradang kurang efektif, dokter dapat mempertimbangkan pemberian obat-obatan yang dapat menekan sistem imun. Obat ini disebut imunosupresan.

  • Epinefrin

Penanganan medis darurat diperlukan apabila serangan urtikaria berat, khususnya angioedema.

Dokter akan menyuntikkan obat epinefrin untuk meredakan gejala dengan cepat.

Pasien dengan serangan alergi berat yang kambuhan bisa dibekali obat suntik epinefrin oleh dokter.

Obat ini dapat digunakan secara mandiri di rumah untuk keadaan darurat.

  • Losion Calamine

Losion calamine membantu meredakan gatal dengan cara memberikan efek dingin pada kulit. Anda dapat menggunakan losion calamine langsung ke kulit dengan cara:

  • Kocok losion agar racikannya tercampur rata.
  • Tuangkan losion ke kapas.
  • Oleskan kapas ke kulit yang biduran dan diamkan sampai kering.

2. Penanganan Mandiri di Rumah

Untuk mengurangi gejala dan penyebab biduran, pasien juga bisa melakukan beberapa langkah di bawah ini:

  • Mandi air dingin

Salah satu cara mengobati penyebab biduran agar tidak kambuh lagi adalah dengan mandi air dingin.

Mandi air dingin bisa membantu meredakan gatal di kulit akibat biduran. 

Meski begitu, jangan gunakan air yang terlalu dingin karena bisa memicu keluarnya adrenalin sehingga akan memperparah kondisi biduran yang dialami. 

Pastikan suhu air yang digunakan cukup sejuk tanpa menyebabkan kedinginan.

  • Kompres dingin

Untuk meredakan gatal dan bentol, Moms bisa menempelkan kompres dingin pada area kulit yang mengalami biduran.

Bungkus es batu dengan handuk halus dan kompres biduran sebanyak beberapa kali dalam sehari.

Namun, Moms tidak bisa melakukan cara mengobati biduran agar tidak kambuh lagi apabila biduran disebabkan oleh udara dingin.

  • Jangan digaruk

Salah satu kesalahan yang kerap dilakukan orang ketika sedang biduran adalah menggaruknya terus-menerus.

Semakin digaruk, sebenarnya biduran akan semakin melebar.

Selain itu, menggaruk berlebihan juga dapat menyebabkan iritasi pada kulit. 

  • Jaga suhu tubuh

Untuk mengobati biduran secara alami, jagalah agar suhu tubuh dan lingkunganmu tetap sejuk. 

Kondisi panas dapat membuat sensasi gatal bertambah parah.

Hindari paparan sinar matahari langsung, berteduhlah di tempat yang nyaman.

Moms bisa menggunakan air conditioner (AC) untuk membantu menyejukkan suhu lingkungan. 

Cara Mencegah Biduran

Makanan Kaleng
Foto: Makanan Kaleng (Istockphoto.com)

Penyebab biduran umumnya adalah reaksi alergi; oleh karena itu, bagi Moms yang mengidap alergi tertentu, hindarilah hal-hal yang bisa memicunya agar biduran tidak muncul.

Berikut beberapa cara mencegah biduran:

1. Kenali dan Hindari Pemicunya

Menurut Medical News Today, cobalah mencatat hal-hal yang bisa memicu munculnya biduran, seperti makanan tertentu, obat-obatan, cuaca, atau aktivitas fisik.

Jika karena suhu, usahakan tidak terlalu lama berada di suhu yang terlalu panas, terlalu dingin, atau di bawah sinar matahari langsung.

Jika karena makanan, hindari makanan dan minuman yang bisa memicu biduran, seperti makanan yang difermentasi dan alkohol, karena mengandung histamin tinggi, melansir dari Healthline.

2. Gunakan Pakaian Nyaman

Gunakan pakaian yang longgar dan nyaman. Hindari baju yang terlalu ketat atau berbahan kasar.

Gunakan tabir surya dan pakaian yang melindungi kulit jika harus keluar rumah.

3. Kelola Stres dengan Baik

Stres bisa memperburuk biduran. Coba lakukan kegiatan yang menenangkan seperti meditasi, yoga, atau latihan pernapasan.

4. Rawat Kulit dengan Lembut

Gunakan produk perawatan kulit yang lembut, bebas pewangi, dan tidak membuat kulit kering atau iritasi.

Kapan Sebaiknya ke Dokter?

Dokter
Foto: Dokter (Freepik.com/snowing)

Setelah Moms mengetahui penyebab biduran, ini tolak ukur kapan sebaiknya Moms periksakan ke dokter.

  • Jika Biduran Berkepanjangan atau Kronis: Jika biduran tidak kunjung membaik setelah 6 minggu, itu dianggap kronis dan perlu evaluasi lebih lanjut.
  • Gejala Menyebar atau Memburuk: Jika menyebar ke area yang lebih luas dari tubuh atau gejalanya semakin parah.
  • Muncul Gejala Lain: Seperti demam, nyeri sendi, atau masalah pernapasan, yang mungkin menandakan kondisi yang lebih serius.
  • Reaksi Alergi Serius (Anafilaksis): Jika biduran disertai dengan kesulitan bernapas, pembengkakan di wajah, bibir, lidah, atau tenggorokan, atau perasaan pusing dan lemah yang ekstrem, segera ke dokter karena ini bisa jadi tanda anafilaksis, reaksi alergi yang berpotensi mengancam jiwa.
  • Mengganggu Kualitas Hidup: Jika biduran sangat gatal, sakit, atau mengganggu tidur dan aktivitas sehari-hari.

Jika gejala memburuk atau bertahan lebih lama dari beberapa hari, jangan ragu menghubungi dokter.

Memahami apa yang jadi penyebab biduran adalah kunci untuk mencegah penyakit-penyakit yang lebih berbahaya nantinya.

  • https://www.healthline.com/health/hives#prevention
  • https://www.webmd.com/skin-problems-and-treatments/guide/hives-urticaria-angioedema
  • https://www.medicalnewstoday.com/articles/157260#different-areas-of-the-body
  • https://acaai.org/allergies/allergic-conditions/skin-allergy/hives/
  • https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK555910/https://www.aad.org/public/diseases/a-z/hives-chronic-relief
  • https://www.aad.org/public/diseases/a-z/hives-chronic-relief
  • https://journals.lww.com/ijmr/pages/default.aspx
  • https://pmc.ncbi.nlm.nih.gov/articles/PMC3667285/
  • https://pmc.ncbi.nlm.nih.gov/articles/PMC6526977/
  • https://www.healthline.com/health/skin-disorders/how-to-get-rid-of-hives
  • https://www.medicalnewstoday.com/articles/157260

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2025 Orami. All rights reserved.