11 September 2025

Gejala, Penyebab, dan Penanganan Urtikaria (Biduran)

Benarkah penyebab biduran karena alergi? Ini kata dokter

Intinya, Nih Moms:

  • Urtikaria atau biduran adalah ruam kulit menonjol, merah, dan gatal yang muncul tiba-tiba.
  • Gejala meliputi bercak/benjolan gatal, bisa menyatu, hilang-timbul, kadang disertai angioedema (bengkak bibir/kelopak mata).
  • Segera ke dokter bila gejala disertai sesak napas, bengkak parah (anafilaksis), berlangsung >6 minggu, atau sering kambuh tanpa sebab jelas

Penyebab urtikaria atau biduran, berbeda-beda pada setiap orang, tergantung pada faktor pemicunya.

Dalam artikel ini, kita akan membahas secara mendalam mengenai apa itu urtikaria beserta gejalanya, apa yang dapat menyebabkan urtikaria, dan bagaimana cara mengatasinya.

Apa Itu Urtikaria (Biduran)?

Biduran
Foto: Biduran (Everydayhealth.com)

Menurut dr. Umi Rinasari, MARS, Sp. D.V.E., FINSDV, FAADV, Dokter Spesialis Dermatologi Venereologi Estetika RS Pondok Indah – Bintaro Jaya, "Urtikaria atau yang lebih dikenal dengan istilah biduran adalah kondisi kulit berupa ruam menonjol kemerahan, dan gatal yang muncul secara tiba-tiba."

Ruam ini disebut wheal atau hives, biasanya berpindah-pindah lokasi dan hilang dalam hitungan jam, tetapi dapat muncul kembali di tempat lain.

Berdasarkan durasi terjadinya, urtikaria dapat dibagi menjadi 2, yakni akut dan kronis.

Urtikaria akut umumnya berlangsung selama kurang lebih 6 minggu dan umumnya disebabkan oleh alergi.

Sementara urtikaria kronis umumnya berlangsung selama lebih dari 6 minggu dan lebih sering berkaitan dengan faktor non-alergi atau penyakit lain.

Ruam pada urtikaria terjadi akibat pelepasan histamin dan mediator lain dari sel mast (salah satu jenis sel imun) di kulit.

Baca Juga: 10 Jenis Penyakit Kulit pada Anak yang Umum Terjadi

Gejala Urtikaria (Biduran)

Gatal-gatal
Foto: Gatal-gatal (Istockphoto.com)

"Urtikaria ditandai dengan adanya bercak/benjolan merah atau putih yang menonjol di kulit dengan bentuk dan ukuran yang bervariasi," jelas dr. Umi.

Umumnya hilang timbul (biasanya menghilang dalam waktu kurang dari 24 jam, tetapi muncul lagi di tempat lain).

Bercak atau benjolan tersebut dapat menyatu menjadi area yang lebih luas.

Urtikaria menimbulkan rasa gatal intens yang terkadang terasa panas atau perih.

"Kondisi urtikaria juga dapat disertai dengan angioedema atau pembengkakan di bibir, kelopak mata, hingga tenggorokan," katanya.

Penyebab Urtikaria (Biduran)

Penyebab Biduran
Foto: Penyebab Biduran (Istockphoto.com)

Ruam pada urtikaria terjadi akibat pelepasan histamin dan mediator lain dari sel mast di kulit.

Histamin adalah bahan kimia yang diproduksi tubuh sebagai upaya untuk mempertahankan diri terhadap infeksi dan penyusup luar lainnya.

Pencetusnya dapat berbeda pada tiap orang, antara lain:

1. Alergi Makanan

Alergi makanan merupakan salah satu pencetus paling umum.

Ketika makanan dikonsumsi, tubuh melepaskan histamin sebagai respons.

Beberapa jenis makanan yang kerap menyebabkan alergi adalah seafood, kacang, telur, susu, dan lain-lain.

2. Obat-obatan

Beberapa obat dapat memicu urtikaria, baik melalui reaksi alergi langsung atau non-alergi.

Jenis obat yang dimaksud adalah antibiotik (penisilin), aspirin, NSAID, dan lain-lain.

3. Infeksi

Infeksi, baik yang disebabkan oleh virus (seperti flu atau hepatitis) maupun bakteri, dapat memicu urtikaria.

4. Faktor Fisik

Urtikaria juga dapat dipicu oleh rangsangan fisik seperti suhu dingin atau panas, sinar matahari, atau akibat olahraga.

  • Stres emosional maupun fisik
  • Penyakit autoimun atau gangguan tiroid (pada urtikaria kronis)

Pada sebagian besar kasus kronis, pencetusnya tidak jelas (idiopatik).

Baca Juga: 7 Perubahan Kulit Setelah Melahirkan, Apakah Berbahaya?

Diagnosis Biduran (Biduran)

Tes Darah
Foto: Tes Darah (Istockphoto.com)

Diagnosis urtikaria ditegakkan melalui sejumlah pemeriksaan, seperti pemeriksaan fisik dan riwayat medis.

Dokter spesialis dermatologi venereologi estetika atau dokter spesialis kulit dan kelamin akan melakukan anamnesis (wawancara medis) dengan mengajukan beberapa pertanyaan berikut:

  • Kapan gejala muncul dan berapa lama bertahan?
  • Apa saja makanan atau obat yang baru dikonsumsi?
  • Apakah ada faktor pencetus tertentu (dingin, panas, tekanan, atau stres)?

Dokter juga akan merekomendasikan pemeriksaan penunjang jika dibutuhkan, seperti tes alergi kulit atau darah dan pemeriksaan laboratorium jika dicurigai adanya penyakit penyerta.

Penanganan Urtikaria

Ilustrasi Obat-obatan
Foto: Ilustrasi Obat-obatan (Istockphoto.com)

dr. Umi menjelaskan, penanganan utama urtikaria adalah dengan mengurangi gejala dan menghindari pencetusnya.

Oleh karena itu, penting untuk mengetahui pencetus kondisi ini karena akan menentukan dalam proses penagnanannya.

Beberapa terapi pengobatan untuk kondisi urtikaria antara lain:

1. Antihistamin

Menurut jurnal Northern Clinics of Istanbul, obat-obatan jenis antihistamin dapat digunakan untuk meredakan gatal, bengkak, ruam dan gejala alergi lainnya.

Contoh obat yang digunakan adalah cetirizine, loratadine, dan fexofenadine.

2. Kortikosteroid

Diberikan pada kasus berat atau dengan angioedema.

Biasanya diberikan dalam jangka pendek.

3. Obat lain (pada kasus kronis)

Montelukast, omalizumab, atau siklosporin (sesuai indikasi dokter spesialis kulit dan kelamin).

4. Perawatan Mandiri

Perawatan mandiri dapat dilakukan dengan menghindari pencetus urtikaria, seperti makanan dan obat tertentu, serta suhu ekstrem.

Kompres dingin untuk meredakan gatal, serta gunakan pakaian longgar agar tidak memperparah iritasi.

Kapan Sebaiknya ke Dokter?

Dokter
Foto: Dokter (Freepik.com/snowing)

Setelah Moms mengetahui penyebab biduran, berikut tolok ukur kapan sebaiknya Moms segera memeriksakan diri ke dokter.

  • Jika urtikaria disertai sesak napas dan adanya pembengkakkan di area lidah atau tenggorokan (tanda anafilaksis/reaksi alergi serius)
  • Jika ruam tidak kunjung membaik setelah lebih dari 6 minggu
  • Jika gejala sering kambuh tanpa penyebab yang jelas

Baca Juga: 7 Penyebab Kulit Tangan Mengelupas dan Cara Mengatasinya

Urtikaria merupakan reaksi kulit berupa ruam gatal yang biasanya tidak berbahaya, tetapi dapat sangat mengganggu.

Dengan mengenali pencetus, mengonsumsi antihistamin, dan mendapatkan perawatan medis (jika diperlukan), kebanyakan kasus dapat dikendalikan dengan baik.

Semoga informasi ini bermanfaat ya, Moms!

  • https://www.healthline.com/health/hives#prevention
  • https://www.webmd.com/skin-problems-and-treatments/guide/hives-urticaria-angioedema
  • https://www.medicalnewstoday.com/articles/157260#different-areas-of-the-body
  • https://acaai.org/allergies/allergic-conditions/skin-allergy/hives/
  • https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK555910/https://www.aad.org/public/diseases/a-z/hives-chronic-relief
  • https://www.aad.org/public/diseases/a-z/hives-chronic-relief
  • https://journals.lww.com/ijmr/pages/default.aspx
  • https://pmc.ncbi.nlm.nih.gov/articles/PMC3667285/
  • https://pmc.ncbi.nlm.nih.gov/articles/PMC6526977/
  • https://www.healthline.com/health/skin-disorders/how-to-get-rid-of-hives
  • https://www.medicalnewstoday.com/articles/157260

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2025 Orami. All rights reserved.