7 Perubahan Kulit Setelah Melahirkan, Apakah Berbahaya?
Intinya Nih, Moms:
- Perubahan kulit setelah melahirkan umumnya normal dan bersifat sementara.
- Penyebab utamanya adalah perubahan hormon dan adaptasi tubuh pascapersalinan.
- Kondisi yang sering muncul antara lain melasma, jerawat, varises, dan kulit kering.
- Perawatan sederhana dapat membantu mempercepat pemulihan kulit.
- Konsultasi dokter diperlukan jika keluhan memburuk atau mengganggu.
Perubahan kulit setelah melahirkan adalah hal yang umum dialami oleh banyak ibu, karena tubuh sedang beradaptasi kembali setelah proses kehamilan dan persalinan.
Mengutip dari studi di Journal of Family Medicine and Primary Care, kehamilan dikaitkan dengan perubahan kompleks pada endokrinologis, imunologis, metabolik, dan vaskular yang dapat memengaruhi kulit dan organ lain dengan berbagai cara.
Bahkan, kulit Moms juga bisa mengalami beberapa perubahan setelah melahirkan, lho.
Sama seperti tubuh kita yang memerlukan waktu agak lama untuk kembali normal, kulit kita juga membutuhkan waktu lama untuk kembali normal setelah melahirkan.
Perubahan Kulit setelah Melahirkan

Apa saja perubahan kulit yang akan Moms alami setelah melahirkan? Kita lihat sama-sama, yuk.
1. Bercak-Bercak Gelap
Melansir dari Ascensus Health, bagi sebagian besar wanita, beberapa bercak-bercak gelap pada dahi, bibir, atau pipinya mungkin akan memudar.
Bercak ini dikenal sebagai melasma, atau topeng kehamilan yang disebabkan oleh peningkatan produksi melanin, pigmen kulit, selama kehamilan.
Untungnya, tubuh kita pada akhirnya akan berhenti menghasilkan begitu banyak melanin dan kemudian bercak-bercak yang mengganggu penampilan tersebut akan mulai memudar.
Untuk membantu proses ini, jauhi sinar matahari sebanyak mungkin, dan kenakan krim sunscreen yang mumpuni atau yang mampu menghalangi sinar UVA dan UVB, dengan SPF setidaknya 30 setiap hari, baik saat hujan atau cerah.
Cara ini harus digunakan bahkan setelah bercak hitam tersebut memudar, karena bintik-bintik gelap tersebut mungkin saja akan kembali lagi kapan pun.
Yang lebih pentingnya, penggunaan krim sunscreen secara teratur, bisa melindungi kita terhadap kanker kulit.
2. Jerawat
Cleveland Clinic menyebutkan, jerawat pascapersalinan muncul akibat peradangan pada kelenjar minyak wajah dan perubahan hormon setelah melahirkan.
Kondisi ini bisa terjadi segera atau beberapa minggu setelah persalinan, dan biasanya membaik dalam beberapa bulan.
Penurunan hormon memicu produksi minyak berlebih yang menyumbat pori-pori bersama kotoran dan sel kulit mati.
3. Spider Veins atau Varises
Dilansir dari Dermatology Times, meningkatnya sirkulasi darah dan hormon membuat pembuluh vena pada tubuh Moms seperti muncul ke permukaan kulit.
Bentuknya mirip sarang laba-laba yang bercabang, namun berwarna merah.
Biasanya pembuluh ini muncul di daerah hidung, pipi, leher, dan tubuh bagian atas lainnya.
Untuk menghilangkan masalah ini, biasanya dibutuhkan waktu 4-6 bulan lamanya.
4. Lingkaran Hitam dan Bengkak di Mata
Kurang tidur, kelelahan, dan stres setelah melahirkan sering memicu lingkaran hitam dan bengkak di area mata.
Perubahan hormon juga dapat memperburuk kondisinya.
5. Stretch Mark
Stretch mark adalah bekas “robekan” di lapisan kulit akibat peregangan cepat selama hamil.
Awalnya berwarna merah atau ungu, kemudian memudar menjadi putih atau keperakan.
Penggunaan pelembap selama dan setelah kehamilan dapat membantu mengurangi tingkat keparahannya.
6. Kulit Kering
Penurunan hormon setelah melahirkan serta meningkatnya kebutuhan cairan saat menyusui dapat menyebabkan kulit menjadi kering dan bersisik.
Kondisi ini terjadi karena berkurangnya produksi kolagen, elastin, dan zat pendukung kelembapan kulit.
7. Dermatitis atau Eksim
Kulit sensitif dan sering mencuci tangan dapat memicu dermatitis atau eksim pascapersalinan.
Gejalanya berupa gatal, kemerahan, dan peradangan.
Perawatan meliputi penggunaan pelembap dan krim steroid yang aman untuk ibu menyusui.
Apakah Perubahan Kulit setelah Melahirkan Perlu Diwaspadai?

Perubahan kulit setelah melahirkan umumnya tidak berbahaya, Moms.
Sebagian besar, seperti jerawat, melasma (noda gelap), stretch mark, kulit kering, dermatitis/eksim, hingga kerontokan rambut (telogen effluvium), bersifat sementara dan disebabkan oleh fluktuasi hormon serta tekanan fisik pada kulit selama kehamilan.
Dengan perawatan yang tepat, kondisi ini biasanya akan membaik seiring waktu.
Meski begitu, ada beberapa kondisi yang perlu mendapat perhatian khusus.
Misalnya, jerawat pascapersalinan kadang bisa cukup parah dan berisiko meninggalkan bekas, sehingga memerlukan pengobatan medis yang aman untuk ibu menyusui.
Kesimpulannya, perubahan kulit setelah melahirkan umumnya aman dan bisa diatasi.
Namun, jika kondisinya terasa mengganggu, nyeri, atau justru semakin memburuk, Moms sebaiknya berkonsultasi dengan dokter atau dermatolog untuk mendapatkan perawatan yang tepat.
- https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC4311336/
- https://www.sog.com.sg/blog/postpartum-6-common-skin-conditions-and-what-you-can-do-about-it/
- https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/24416-postpartum-acne
- https://www.dermatologytimes.com/view/managing-postpregnancy-hormonal-skin-issues-in-breastfeeding-women
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2025 Orami. All rights reserved.