5 Perubahan Vagina setelah Melahirkan, Ketahui Moms!
Intinya Nih, Moms:
- Setelah melahirkan, otot-otot di sekitar vagina bisa meregang, menyebabkan rasa lebih longgar.
- Warna vagina juga bisa menjadi lebih gelap karena pembuluh darah yang melebar.
- Beberapa wanita mungkin merasa perubahan kelembapan, baik lebih kering atau lebih basah.
- Jika ada robekan atau episiotomi, penyembuhan bisa menyebabkan nyeri atau ketidaknyamanan.
- Proses penyembuhan luka ini juga bisa meninggalkan bekas parut sementara pada vagina.
Perubahan vagina setelah melahirkan adalah hal yang alami dan umum dialami oleh setiap ibu pasca persalinan.
Saat melahirkan normal, otot-otot di area vagina akan meregang untuk memberi jalan bagi bayi keluar.
Proses ini dapat menyebabkan vagina mengalami berbagai perubahan.
Untungnya, perubahan vagina setelah melahirkan biasanya hanya bersifat sementara sehingga tak perlu khawatir berlebih.
Meski demikian, tetap penting bagi Moms untuk memahami dan mengenali setiap tanda yang terjadi.
Perubahan Vagina Setelah Melahirkan

Mau tahu apa saja perubahan vagina setelah melahirkan? Cek di bawah ini yuk, Moms.
1. Peregangan dan Pengenduran Otot Vagina
Dalam studi dari Journal of Women's Health disebutkan bahwa persalinan per vaginam dapat menyebabkan kelonggaran pada bagian pintu masuk vagina (introital laxity).
Hal ini karena otot dan jaringan di area tersebut harus meregang untuk memungkinkan bayi keluar.
Kondisi ini adalah hal yang alami dan umum terjadi, terutama pada wanita yang pernah melahirkan lebih dari satu kali atau memiliki bayi berukuran besar.
Meski begitu, vagina umumnya dapat kembali mendekati ukuran semula dalam beberapa minggu hingga bulan setelah persalinan, terutama jika ibu rutin melakukan latihan otot dasar panggul seperti senam Kegel.
Namun, pada beberapa kasus, vagina mungkin tetap terasa lebih longgar, terutama jika otot panggul melemah atau terjadi robekan saat persalinan.
2. Vagina Terasa Kering
Pada saat Moms hamil, peningkatan kadar hormon tertentu, termasuk estrogen, mengalir melalui tubuh.
Kemudian, setelah melahirkan kadar estrogen akan turun dan hal ini dapat menyebabkan kekeringan pada area vagina pascamelahirkan.
Melansir laman Medline Plus, estrogen membantu menjaga area vagina tetap lembap dengan cairan bening.
Tanpa estrogen yang cukup, Moms tidak akan memiliki tingkat kelembapan yang sama dengan kondisi sebelum melahirkan.
Area vagina dapat menyusut dan menjadi lebih tipis, sehingga hal tersebut dapat membuatnya jauh lebih kering setelah melahirkan.
Jika Moms tidak menyusui, kelembapan vagina akan kembali normal dalam beberapa minggu.
Tetapi menyusui dapat membuat kadar estrogen tetap rendah, yang dapat membuat area vagina tetap mengering saat menyusui.
Setelah berhenti menyusui, vagina umumnya akan kembali ke keadaan normal dan terhidrasi dengan cepat.
Kondisi kering pada area sekitar vagina akan membuat vagina nyeri saat berhubungan seks.
Jika kondisi keringnya sangat intens dan menyakitkan, segera hubungi dokter untuk penanganan lebih lanjut, ya.
Baca Juga: Penyebab Benjolan di Bibir Vagina dan Cara Mengatasinya
3. Keloid pada Vagina

Perubahan pada vagina setelah melahirkan selanjutnya yang meskipun kasusnya cukup jarang tetapi tetap dapat terjadi yakni munculnya keloid.
Keloid adalah pertumbuhan jaringan parut yang berlebihan dan dapat muncul di area tubuh mana pun, termasuk area genital, terutama jika terjadi robekan atau episiotomi (pengguntingan perineum) selama persalinan.
Ketika luka bekas episiotomi atau robekan vagina sembuh, sebagian wanita bisa mengalami produksi kolagen yang berlebihan, sehingga membentuk jaringan parut yang menebal dan menonjol, yang dikenal juga sebagai keloid.
Hal ini lebih berisiko terjadi pada orang yang memiliki riwayat keloid sebelumnya atau faktor genetik tertentu.
Gejala keloid di area vagina bisa berupa benjolan yang terasa keras, nyeri, gatal, atau tidak nyaman saat berhubungan seksual atau duduk.
Jika keloid menimbulkan keluhan, pengobatan bisa meliputi suntikan kortikosteroid, terapi laser, atau pembedahan minor, yang harus dilakukan oleh dokter spesialis kulit atau bedah.
Baca Juga: Radang Vagina: Gejala, Penyebab, dan Cara Mencegahnya
4. Perdarahan Pasca Persalinan (Lochia)
Moms juga mungkin akan mengalami pendarahan pasca persalinan yang disebut dengan lochia.
Tenang saja, kondisi ini adalah hal normal yang dialami semua ibu setelah melahirkan.
Pendarahan pasca persalinan merupakan cara alami tubuh membersihkan sisa darah, jaringan, dan lendir dari rahim setelah proses persalinan.
Menurut American College of Obstetricians and Gynecologists (ACOG), lochia biasanya berlangsung selama 4 hingga 6 minggu, dimulai dari darah merah terang, lalu berubah menjadi cokelat, dan akhirnya menjadi keputihan atau kekuningan.
Meskipun normal, lochia tetap perlu dipantau.
Jika perdarahan sangat banyak, berbau tidak sedap, atau disertai demam, sebaiknya segera konsultasikan ke dokter karena bisa menjadi tanda infeksi atau komplikasi lainnya.
5. Rasa Sakit saat Berhubungan Intim

Perubahan vagina setelah melahirkan lainnya yang dapat Moms alami yakni munculnya rasa sakit saat berhubungan intim.
Rasa sakit saat berhubungan intim (dyspareunia) dapat terjadi setelah melahirkan, terutama pada minggu-minggu atau bulan-bulan awal masa pemulihan.
Kondisi ini bisa disebabkan oleh beberapa faktor, seperti luka jahitan episiotomi atau robekan yang belum sembuh sepenuhnya, otot dasar panggul yang masih lemah, dan penurunan kadar estrogen, terutama jika Moms sedang menyusui.
Hormon estrogen yang rendah menyebabkan dinding vagina menjadi lebih kering dan kurang elastis, sehingga berisiko menimbulkan nyeri saat penetrasi.
Untuk mengurangi rasa sakit ini, dokter biasanya menyarankan untuk menunggu 4–6 minggu setelah melahirkan sebelum kembali berhubungan, menggunakan pelumas berbahan dasar air, serta melakukan senam kegel.
Jika nyeri berlanjut, sebaiknya konsultasikan ke dokter untuk evaluasi dan penanganan yang tepat.
Baca Juga: 6 Bahan Alami untuk Mendukung Program Hamil, Apa Saja?
Moms, itulah beberapa perubahan vagina setelah melahirkan yang dapat terjadi.
Tentu saja perubahan ini perlu penyesuaian, ya, apalagi jika baru saja melahirkan anak pertama.
Tetapi, perubahan-perubahan ini akan sangat sepadan setelah melihat Si Kecil tumbuh riang dan sehat.
- https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/23952177/
- https://medlineplus.gov/ency/article/000892.htm
- https://www.acog.org/womens-health/experts-and-stories/the-latest/3-conditions-to-watch-for-after-childbirth
- https://www.mayoclinic.org/healthy-lifestyle/labor-and-delivery/in-depth/postpartum-care/art-20047233
- https://medlineplus.gov/ency/patientinstructions/000629.htm
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2025 Orami. All rights reserved.