6 Rekomendasi Film dan Drama Korea tentang Demokrasi, Ada Kejadian Nyata!

Rekomendasi drama Korea tentang demokrasi bisa jadi pilihan tontonan menarik untuk Moms dan Dads yang ingin melihat sisi lain dari kisah politik dan perjuangan rakyat.

Tidak hanya menampilkan konflik perebutan kekuasaan, drama-drama ini juga mengangkat isu penting tentang keadilan.

Ada juga tentang hak asasi manusia, serta suara masyarakat dalam menentukan masa depan.

Yuk, Moms simak rekomendasi drama Korea tentang demokrasi di bawah ini.

Baca Juga: Sinopsis Film Korea Love Untangled, Kisah Cinta Remaja di Busan 1998

Drama Korea tentang Demokrasi

Ini dia pilihan dramanya, Moms.

1. Youth of May (2021)

Youth of May adalah drama Korea yang berlatar peristiwa bersejarah Gwangju Uprising pada Mei 1980, salah satu momen penting dalam sejarah Korea Selatan.

Ceritanya mengikuti Hwang Hee Tae, seorang mahasiswa kedokteran yang cerdas dan penuh semangat, serta Kim Myung Hee, perawat mandiri yang bekerja keras untuk membantu keluarganya.

Pertemuan tak terduga keduanya menumbuhkan kisah cinta yang menyentuh di tengah gejolak politik dan kerusuhan sosial.

Hee Tae dikenal sebagai kebanggaan Gwangju berkat prestasi akademiknya, namun ia menyimpan trauma masa lalu yang membuatnya menunda kelulusan.

Sementara itu, Myung Hee bercita-cita melanjutkan studi ke Jerman, tetapi terkendala masalah keuangan.

Hubungan mereka berkembang di tengah berbagai tantangan seperti konflik keluarga, kekerasan politik, dan pilihan hidup yang berat di masa penuh bahaya.

2. Snowdrop (2021)

Rekomendasi drama Korea tentang demokrasi selanjutnya adalah Snowdrop.

Drakor ini berlatar belakang tahun 1987, masa penting dalam sejarah Korea Selatan yang mencakup Gerakan Demokrasi Juni 1987.

Ceritanya berfokus pada kisah cinta tragis antara Im Soo Ho (Jung Hae In), seorang mahasiswa pascasarjana yang terselubung sebagai mata-mata Korea Utara.

Ada juga Eun Young Ro (Jisoo BLACKPINK), mahasiswi sastra Inggris di Universitas Perempuan Hosu.

Drama ini menggambarkan perjuangan mereka melawan pengawasan badan intelijen nasional, pengkhianatan, dan konflik masa lalu.

Latar suasana politik yang tegang dan demonstrasi besar-besaran pada masa itu.

3. Song of the Bandits (2023)

Song of the Bandits adalah drama Korea berlatar tahun 1920-an di wilayah Gando, perbatasan antara Jepang dan Tiongkok yang tidak memiliki hukum yang jelas.

Drama ini menceritakan perjuangan sekelompok bandit yang berusaha mempertahankan tanah air mereka melawan penjajahan Jepang dan berbagai ancaman lain.

Tokoh utama Lee Yoon (Kim Nam Gil) adalah mantan tentara Jepang yang merasa bersalah atas masa lalunya dan memutuskan bergabung dengan kelompok pemberontak di Gando.

Ia memimpin kelompok tersebut untuk mencuri uang dari Jepang dan merebut kembali tanah mereka dari Tiongkok.

Baca Juga: Sinopsis Drakor Twelve: Kisah The Avengers Versi Korea

Film Korea tentang Demokrasi

Berikut film Koreanya, Moms.

4. 12:12: The Day (2023)

Film Korea 12:12: The Day adalah film bergenre thriller politik yang diangkat dari kisah nyata kudeta militer yang terjadi pada 12 Desember 1979 di Korea Selatan, setelah pembunuhan Presiden Park Chung Hee.

Film ini berfokus pada ketegangan di Seoul selama 9 jam yang dramatis ketika militer yang dipimpin oleh Chun Doo Gwang berusaha mengambil alih kekuasaan secara paksa tanpa izin presiden.

Lee Tae Shin, seorang komandan militer yang menentang campur tangan militer dalam politik dan berusaha mempertahankan prinsip serta keyakinannya menghadapi aksi kudeta tersebut.

Konflik antara Lee Tae-shin dan Chun Doo Gwang menggambarkan dinamika kekuasaan, intrik militer, serta dilema moral di tengah situasi negara yang kacau setelah darurat militer diumumkan.

5. 1987: When the Day Comes (2017)

Film thriller politik ini juga diangkat dari kisah nyata perjuangan demokrasi di Korea Selatan pada tahun 1987.

Film ini berkisah tentang kematian seorang aktivis mahasiswa pro-demokrasi, Park Jong Chul, yang disiksa sampai tewas oleh polisi saat interogasi.

Pihak berwenang berusaha menutupi kejadian tersebut dengan memanipulasi informasi, termasuk mencoba mengkremasi jenazah untuk menghilangkan bukti.

Jaksa Choi Hwan yang curiga menolak izin kremasi dan memerintahkan autopsi, lalu menyelidiki kasus ini lebih dalam.

Meski menghadapi tekanan dan akhirnya dipecat, ia menyerahkan dokumen penting ke seorang reporter yang melanjutkan pengungkapan kebenaran.

Konflik bermunculan antara aparat yang berusaha menutupi dan rakyat yang berjuang mengungkap fakta sebenarnya.

6. A Taxi Driver (2017)

A Taxi Driver mengisahkan tentang Kim Man Seob, seorang ayah tunggal yang bekerja sebagai sopir taksi di Seoul sambil berjuang menghidupi putrinya yang berusia 11 tahun.

Suatu hari, saat makan di restoran, Man Seob bertemu dengan seorang turis asing bernama Peter.

Peter adalah seorang reporter asal Jerman yang bersedia membayar mahal untuk diantar ke Gwangju, tempat terjadinya pemberontakan besar tahun 1980.

Tanpa mengetahui bahaya yang mengancam, Man Seob menerima tawaran itu dan mengantarkan Peter ke Gwangju.

Di sana, Peter hendak meliput langsung aksi protes mahasiswa dan warga yang menentang rezim otoriter.

Situasi semakin memanas ketika identitas Peter diketahui dan keduanya menjadi buronan pemerintah.

Film ini mengangkat kisah nyata tentang pemberontakan Gwangju yang menewaskan ribuan orang dan memperlihatkan bagaimana seorang sopir taksi biasa menjadi saksi dan pahlawan dalam peristiwa bersejarah tersebut.

Baca Juga:Sinopsis Film Pretty Crazy, Dibintangi Yoona SNSD!

Itulah 6 rekomendasi film dan drama Korea tentang demokrasi. Mana yang paling Moms suka?