22 September 2025

Kelainan Rongga Mulut Pengidap HIV, Berbeda dengan Seriawan Biasa?

Orang dengan HIV memiliki antibodi lemah sehingga sangat mungkin terpapar sariawan

Kelainan di mulut, dapat menjadi salah satu tanda awal yang muncul pada seseorang yang terinfeksi HIV (Human Iimmunodeficiency Virus).

Pada pengidap HIV, terjadi penurunan sistem kekebalan tubuh yang ditandai dengan penurunan jumlah sel CD4.

Hal ini juga memengaruhi terjadinya perubahan kondisi dalam rongga mulut, yang menyebabkan pengidap HIV sangat rentan terhadap berbagai infeksi seperti infeksi jamur, bakteri, dan virus, serta kelainan lain di rongga mulut.

Kelainan tersebut, seperti seriawan, dapat lebih sering kambuh, sulit sembuh, dan bahkan menyebar ke beberapa bagian mulut.

Jenis Kelainan Rongga Mulut Pengidap HIV dan Gejalanya

Sariawan HIV
Foto: Sariawan HIV (Orami Photo Stock)

Menurut studi dari Journal of Medicina, sekitar 50% orang dengan HIV dan hingga 80% orang yang mengidap AIDS (Acquired Immune Deficiency Syndrome) mengalami kelainan di mulut.

Setelah seseorang terinfeksi HIV, jika tidak diobati dengan benar, maka dapat menjadi AIDS, yang merupakan tahap paling lanjut dari infeksi HIV.

Kelainan di mulut pada orang dengan HIV dapat bervariasi tergantung pada penyebabnya dan dapat merupakan infeksi oportunistik, seperti infeksi jamur, bakteri serta reaktivasi virus (umumnya golongan virus herpes).

Beberapa jenis kelainan yang umum terjadi pada penderia HIV antara lain berikut ini, seperti melansir dari Verywell Health:

1. Kandidiasis Oral

Kandidiasis oral merupakan infeksi jamur di mulut yang dapat terjadi pada individu dengan daya tahan tubuh yang rendah, yaitu jumlah CD4 kurang dari 200 sel/ µL.

Umumnya infeksi jamur di mulut disebabkan oleh jamur Candida spesies (Candida sp), terutama dari jenis Candida albicans.

Selain penurunan imunitas, kondisi lain seperti jumlah air liur yang kurang, malnutrisi, merokok, kebersihan mulut yang kurang baik, serta anemia menjadi faktor yang meningkatkan pengidap HIV menderita kandidiasis oral.

Ada beberapa kelainan mulut yang dapat terjadi karena infeksi jamur.

Infeksi jamur ini paling sering tampak berupa plak atau bercak-bercak putih pada mukosa (bagian dalam mulut) seperti mukosa pipi bagian dalam, lidah, langit-langit, bahkan sampai ke bagian belakang mulut.

Plak atau bercak putih ini dapat hilang jika diseka atau dibersihkan dengan menggunakan kassa dan meninggalkan daerah yang kemerahan, tetapi kemudian akan timbul kembali jika tidak diterapi dengan tepat.

Umumnya ada rasa panas, dan tidak nyaman pada daerah yang terinfeksi.

Kelainan ini didiagnosis sebagai kandidiasis pseudomembran atau dikenal juga sebagai oral thrush.

Perawatan pada infeksi ini tidak hanya berupa pemberian anti jamur, tetapi faktor kebersihan rongga mulut juga merupakan hal yang penting, disertai dengan penggunaan anti-virus HIV.

Terapi ini tentu saja harus dalam pengawasan dokter.

2. Infeksi Virus Herpes Simpleks

Pada pengidap HIV, sangat rentan atau berisiko terjadi kelainan di mulut, karena adanya infeksi Virus Herpes Simpleks (VHS) dan infeksi virus lainnya.

Kelainan ini dapat muncul berupa seriawan pada bagian dalam mulut dan juga bibir.

Bentuk seriawan akibat infeksi VHS berbeda dengan seriawan biasa, karena dapat terjadi di beberapa tempat di dalam mulut dan juga pada bibir.

Kondisi ini umumnya diawali dengan demam yang kemudian diikuti oleh adanya lentingan berisi cairan, yang kemudian pecah menjadi luka atau /seriawan.

Infeksi ini lebih sering kambuh dan penyembuhannya lebih lama dibandingkan pada orang dengan sistem imun normal.

3. Oral Hairy Leukoplakia

Oral Hairy Leukoplakia (OHL) merupakan kelainan di mulut yang disebabkan oleh infeksi Epstein-Barr Virus (EBV).

Kelainan di mulut dapat berupa adanya Ini adalah bercak putih dengan permukaan bertekstur seperti rambut.

Umumnya terjadi pada sisi samping lidah.

Kelainan ini tidak dapat hilang ketika diseka dengan kassa atau menggunakan sikat gigi, dan tidak menimbulkan rasa sakit.

Namun, hal ini dapat menjadi tanda penurunan daya tahan tubuh pada penderita HIV.

4. Kaposi Sarcoma

Kaposi sarcoma (KS) merupakan kanker pembuluh darah yang sering terjadi pada penderita HIV, ditandai dengan lesi berwarna ungu atau kemerahan di mulut atau gusi.

Lesi ini dapat menimbulkan rasa tidak nyaman dan menjadi indikator komplikasi serius akibat melemahnya sistem imun.

5. Angular Cheilitis

Angular cheilitis merupakan luka atau retakan di sudut bibir yang terasa perih, kering, dan terkadang berdarah.

Kelainan ini dapat melibatkan infeksi bakteri S.sanguis dan jamur Candida spesies.

Namun kelainan ini juga dapat menandakan adanya kondisi defisiensi zat besi.

Jadi kondisi ini tidak hanya terjadi pada penderita HIV saja, tetapi juga dapat terjadi pada lansia atau pada pengidap anemia defisiensi zat besi.

6. Seriawan

Seriawan dapat terjadi pada pengidap HIV.

Seriawan berupa adanya luka/tukak di bagian dalam mulut, dan umumnya pada pipi bagian dalam, dasar mulut, serta bagian dalam bibir.

Seriawan ini dapat berupa luka/ulser tunggal atau di beberapa tempat (multipel), dengan dasar kekuningan, sehingga dapat mengganggu fungsi.

Seriawan atau canker sore atau aphthous dapat dipicu oleh berbagai hal.

Masalah Mulut Lainnya pada Penderita HIV

Selain seriawan, terdapat masalah mulut lainnya yang juga dapat diderita pengidap HIV:

  • Serostomia (mulut kering atau kekurangan air liur).
  • Gingivitis (penyakit gusi yang menyebabkan gusi bengkak dan mudah berdarah).
  • Periodontitis (infeksi gusi dan tulang pendukungnya).
  • Kerusakan gigi (gigi karies/berlubang).

Baca Juga: Jenis Ruam Kulit pada Pengidap HIV dan Gejalanya, Waspada!

Perbedaan Sariawan pada Pengidap HIV dan Sariawan Biasa

Beda Sariawan Biasa dengan Sariawan HIV
Foto: Beda Sariawan Biasa dengan Sariawan HIV (Thecandidadiet.com)

Seriawan adalah luka atau tukak yang muncul di dalam mulut yang bisa menyebabkan rasa sakit, terutama saat makan, minum, atau berbicara.

Meskipun seriawan dapat dialami oleh siapa saja, pada orang pengidap HIV, kelainan rongga mulut dapat beragam.

Kelainan-kelainan tersebut juga dapat menimbulkan keluhan seperti seriawan.

Namun, keluhan rasa sakit atau tidak nyaman bukan selalu merupakan seriawan yang umum terjadi (stomatitis aftosa rekuren (SAR)/recurrent aphthous stomatitis/canker sore).

Berbagai kelainan dapat terjadi di mulut pengidap HIV yang memerlukan pemeriksaan dan identifikasi oleh dokter gigi atau dokter gigi spesialis penyakit mulut subspesialis infeksi untuk mendiagnosisnya.

Pada pengidap HIV yang sebelumnya memiliki riwayat seriawan berulang, seriawan yang terjadai cenderung lebih sering terjadi dan dapat lebih parah dibandingkan seriawan biasa.

Berikut beberapa perbedaan utama antara seriawan HIV dan seriawan biasa:

1. Penyebab

Penyebab pasti seriawan biasa atau stomatitis aftosa rekuren (SAR) umumnya tidak diketahui.

Namun kondisi ini dapat disebabkan oleh beberapa faktor, seperti cedera/trauma di mulut (misalnya tergigit secara tidak sengaja), kekurangan vitamin tertentu seperti vitamin B12 atau folat, stres, atau masalah lain terkait hormonal.

Sementara pada pengidap HIV, seriawan terjadi karena sistem kekebalan tubuh yang lemah, sehingga membuat tubuh kesulitan melawan infeksi.

Hal ini akhirnya menyebabkan kelainan akibat infeksi virus, seperti herpes simplex virus (HSV), human papilloma virus (HPV), infeksi jamur (kandidiasis oral), serta infeksi bakteri anaerob yang menimbulkan kelainan gusi dan jaringan tulang di bawahnya.

Kondisi-kondisi ini sering menimbulkan keluhan adanya rasa sakit seperti yang dirasakan saat mengalami seriawan, tetapi dapat lebih berat dan parah.

2. Frekuensi dan Keparahan

Stomatitis aftosa rekuren (SAR), dapat terjadi sesekali dan biasanya sembuh dengan sendirinya dalam waktu 1-2 minggu tanpa komplikasi serius.

Meskipun menyakitkan, seriawan ini umumnya hanya berulang sekitar 4-5 kali dalam setahun, atau hanya karena ada trauma tergigit, dan tidak terlalu sering terjadi.

Sedangkan pada pengidap HIV dengan CD4 rendah, keluhan seriawan dapat timbul sebagai bentuk dari kekambuhan karena infeksi virus atau terjadinya seriawan karena imunitas yang turun.

Kondisi ini disebut sebagai aphthous like ulcer, karena bentuk luka/tukak/ulsernya yang menyerupai luka pada SAR.

Kondisi ini sangat sering atau bahkan lebih parah dan sulit sembuh.

Melansir studi di jurnal Oral Diseases, sariawan berulang ini termasuk luka di mulut yang bisa terkait dengan infeksi HIV.

3. Jenis Seriawan

Seriawan biasa, yaitu SAR, umumnya berbentuk luka kecil dengan dasar luka berwarna putih atau kuning dengan tepi merah yang muncul di bagian dalam pipi, bibir, atau lidah.

Kondisi ini bisa sangat menyakitkan, tetapi tidak menular.

Sementara pada HIV, keluhan seriawan bisa muncul dalam bentuk berbagai jenis, seperti yang juga telah disebutkan di atas.

4. Lokasi

Lokasi terjadinya kelainan mulut, baik pada seriawan biasa, maupun karena virus yang terjadi pada pengidap HIV dapat terjadi pada berbagai lokasi di dalam mulut.

Namun pada infeksi virus (seperti akibat infeksi HSV) lebih sering mengenai gusi, langit-langit mulut, walaupun dapat pula ditemukan pada lokasi lainnya.

5. Komplikasi

Umumnya, SAR tidak menyebabkan komplikasi serius dan dapat sembuh dengan perawatan yang sederhana, seperti berkumur dengan air garam atau menggunakan obat kumur antiseptik.

Sementara seriawan pada pengidap HIV dapat menjadi tanda infeksi oportunistik, yang dapat menandakan lemahnya imunitas tubuh, sehingga tidak dapat melawan berbagai infeksi dengan efektif.

Selain itu, melansir laman Healthline, seriawan yang tidak diobati dapat memperburuk kondisi kesehatan secara keseluruhan, terutama jika menyebabkan kesulitan makan atau mengonsumsi obat HIV.

Hal ini turut menurunkan kualitas hidup pengidap HIV. .

Baca Juga: Cara Mencegah Penularan HIV pada Ibu Hamil ke Bayi, Catat!

Cara Mengobati Seriawan HIV

Cara Mengobati Sariawan HIV
Foto: Cara Mengobati Sariawan HIV (Freepik.com/freepik)

Pengobatan seriawan pada penderita HIV, tergantung pada penyebabnya.

Jika memang setelah hasil pemeriksaan, menunjukkan infeksi virus, maka dokter akan memberikan antivirus, dan juga terapi simptomatik untuk mengatasi adanya demam dan keluhan rasa sakitnya.

Pemberian obat kumur antiseptik juga dapat membantu meredakan rasa sakit yang dialami.

Namun, jika hasil pemeriksaan menunjukkan adanya kandidiasis oral, maka dokter akan memberikan obat antijamur.

Jika ada keluhan seriawan, terapi pendahuluan yang dapat dilakukan di rumah adalah dengan berkumur air garam, atau penggunaan obat kumur yang tidak mengandung alkohol, yang dijual bebas.

Selain penggunaan obat, pengidap HIV perlu memerhatikan kebersihan mulut dengan menyikat gigi dan mulut, minimal 2 kali sehari.

Sebaiknya menyikat gigi dilakukan pada pagi hari setelah makan dan malam hari sebelum tidur.

Sikat gigi dengan menggunakan bulu sikat yang halus.

Sikat gigi perlu diganti paling tidak setiap 3 bulan sekali, agar dapat membersihkan seluruh permukaan gigi dengan baik.

Meningkatkan hidrasi dengan minum atau berkumur agar mulut tidak kering, juga merupakan hal yang penting untuk dilakukan.

Selain itu peningkatan asupan makan dengan menu seimbang sesuai kebutuhan tubuh harus diperhatikan.

Memodifikasi jenis makanan yang lunak atau cair akan lebih mudah dikonsumsi.

Namun sebaiknya tetap memperhatikan asupan gizinya.

Hindari konsumsi makanan pedas, asam, atau keras yang dapat memperburuk rasa sakit juga sangat disarankan.

Selain itu, ada juga beberapa cara lain yang dapat dilakukan untuk mengatasi seriawan HIV, yakni:

1. Mengelola Stres

Stres dapat memperburuk kondisi seriawan, terutama bagi orang yang memiliki sistem kekebalan tubuh yang lemah seperti pasien HIV.

Oleh karenanya, mengelola stres dengan teknik relaksasi, meditasi, atau aktivitas yang menenangkan sangat dianjurkan untuk mencegah munculnya seriawan kembali.

2. Terapi Antiretroviral (ART)

Pengobatan HIV dengan terapi antiretroviral (ART) sangat penting untuk memperkuat sistem kekebalan tubuh.

Dengan menjaga virus HIV pada tingkat yang rendah, ART membantu mencegah kelainan dalam rongga mulutr dan infeksi lainnya, serta meningkatkan kualitas hidup penderita HIV.

Kapan Harus Menghubungi Dokter?

Sariawan pada Pasien HIV
Foto: Sariawan pada Pasien HIV (Mayoclinic.org)

Pengidap HIV perlu menghubungi dokter gigi atau dokter gigi spesialis penyakit mulut subspesialis infeksi, jika mengalami seriawan HIV atau luka mulut yang tidak kunjung sembuh atau semakin parah.

Berikut ini beberapa kondisi yang memerlukan perhatian medis segera:

  • Seriawan berlangsung lebih dari dua minggu.
  • Seriawan menyebabkan rasa sakit yang mengganggu aktivitas sehari-hari, seperti makan, minum, atau berbicara.
  • Kesulitan menelan atau berbicara.
  • Seriawan sering kambuh dan disertai dengan gejala seperti demam atau pembengkakan kelenjar getah bening.
  • Seriawan disertai dengan pembengkakan, nanah, atau tanda infeksi lain.
  • Seriawan membuat kesulitan mengonsumsi obat HIV atau mengganggu pengobatan.

Baca Juga: Mengenal Perbedaan HIV dan AIDS, Jangan Keliru Lagi!

Dengan berkonsultasi ke dokter gigi spesialis penyakit mulut subspesialis infeksi, pasien HIV yang mengalami seriawan akan mendapatkan perawatan yang sesuai sehingga kesehatan mulut dan pengelolaan HIV menjadi lebih baik.

(Ditulis dan ditinjau secara medis oleh Dr. drg. Febrina Rahmayanti, Sp. P.M, Subsp. Inf. (K), Dokter Gigi Spesialis Penyakit Mulut Subspesialis Infeksi RS Pondok Indah – Pondok Indah)

  • https://www.mdpi.com/1648-9144/58/9/1214
  • https://www.healthline.com/health/hiv/oral-thrush-hiv
  • https://www.hiv.va.gov/patient/diagnosis/OI-candidiasis.asp
  • https://www.medicalnewstoday.com/articles/yeast-infection-in-mouth
  • https://www.webmd.com/hiv-aids/hiv-mouth-sores
  • https://www.verywellhealth.com/hiv-mouth-sores-pictures-8622643#citation-1
  • https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/9456687/

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2025 Orami. All rights reserved.