28 July 2025

Sariawan pada Pengidap HIV, Berbeda dengan Sariawan Biasa?

Orang dengan HIV memiliki antibodi lemah sehingga sangat mungkin terpapar sariawan

Intinya Nih, Moms:

  • Sariawan sering menjadi tanda awal infeksi HIV akibat melemahnya sistem imun.
  • Lesi biasanya lebih sering kambuh, lebih besar, dan sulit sembuh dibanding pada orang sehat.
  • Beberapa sariawan dapat menyebabkan nyeri hebat hingga kesulitan makan atau menelan.
  • Penanganan medis penting untuk meredakan gejala sekaligus mengontrol perkembangan HIV.

Sariawan dapat menjadi salah satu tanda awal yang muncul pada seseorang dengan HIV (human immunodeficiency virus).

Kondisi ini terjadi karena penurunan sistem kekebalan tubuh, sehingga mulut lebih rentan terhadap infeksi, termasuk luka atau bercak putih yang menyakitkan.

Pada penderita HIV, sariawan bisa lebih sering kambuh, sulit sembuh, dan bahkan menyebar ke bagian mulut lainnya.

Jenis Sariawan pada Pengidap HIV dan Gejalanya

Sariawan HIV
Foto: Sariawan HIV (Orami Photo Stock)

Menurut studi dari Journal of Medicina, sekitar 50% orang dengan HIV dan hingga 80% orang yang mengidap AIDS (Acquired Immune Deficiency Syndrome) mengalami sariawan mulut.

AIDS adalah tahap paling lanjut dari infeksi HIV.

Gejala sariawan mulut pada orang dengan HIV dapat bervariasi tergantung pada penyebabnya.

Beberapa jenis sariawan yang umum terjadi pada penderia HIV antara lain berikut ini, seperti melansir dari Verywell Health:

1. Oral Candidiasis

Oral candidiasis atau yang dikenal juga dengan oral thrush.

Sariawan yang umum ditemukan pada orang terinfeksi HIV/AIDS.

Lesi ini muncul berbentuk bercak putih di selaput lendir yang dapat muncul di pipi bagian dalam, lidah, hingga langit-langit mulut.

2. Angular Cheilitis

Angular cheilitis adalah luka atau retakan di sudut bibir yang terasa perih, kering, dan terkadang berdarah.

Kondisi ini sering muncul pada penderita HIV karena sistem imun melemah dan biasanya disebabkan infeksi jamur Candida atau bakteri.

3. Herpes Simplex

Herpes simplex pada penderita HIV dapat muncul sebagai lepuhan berisi cairan di bibir, gusi, atau mulut yang kemudian pecah menjadi sariawan nyeri.

Infeksi ini lebih sering kambuh dan penyembuhannya lebih lama dibandingkan pada orang dengan sistem imun normal.

4. Oral Hairy Leukoplakia (OHL)

Ini adalah bercak putih dengan permukaan bertekstur seperti rambut yang biasanya muncul di sisi lidah.

Lesi ini sulit dihapus dan tidak menimbulkan rasa sakit, tetapi menjadi tanda penurunan daya tahan tubuh pada penderita HIV.

5. Kaposi Sarcoma

Ini merupakan kanker pembuluh darah yang sering terjadi pada penderita HIV, ditandai dengan lesi berwarna ungu atau kemerahan di mulut atau gusi.

Lesi ini dapat menimbulkan rasa tidak nyaman dan menjadi indikator komplikasi serius akibat melemahnya sistem imun.

6. Canker Sores

Canker sores atau sariawan aftosa adalah luka kecil berwarna putih atau kekuningan dengan tepi kemerahan yang terasa nyeri.

Pada penderita HIV, sariawan ini lebih sering muncul, berukuran lebih besar, dan sulit sembuh karena menurunnya kemampuan tubuh untuk melawan infeksi.

Masalah Mulut Lainnya pada Penderita HIV

Selain sariawan, terdapat masalah mulut lainnya yang juga dapat diderita pengidap HIV:

  • Xerostomia (mulut kering atau kekurangan air liur).
  • Gingivitis (penyakit gusi yang menyebabkan gusi bengkak dan berdarah).
  • Periodontitis (infeksi gusi dan tulang pendukungnya).
  • Kerusakan gigi.

Perbedaan Sariawan pada Pengidap HIV dan Sariawan Biasa

Beda Sariawan Biasa dengan Sariawan HIV
Foto: Beda Sariawan Biasa dengan Sariawan HIV (Thecandidadiet.com)

Sariawan adalah luka atau bercak yang muncul di dalam mulut yang bisa menyebabkan rasa sakit, terutama saat makan, minum, atau berbicara.

Meskipun sariawan bisa dialami oleh siapa saja, pada orang dengan HIV, sariawan cenderung lebih sering terjadi dan bisa lebih parah dibandingkan sariawan biasa.

Berikut beberapa perbedaan utama antara sariawan HIV dan sariawan biasa:

1. Penyebab

Sariawan biasa umumnya disebabkan oleh faktor seperti cedera di mulut (misalnya tergigit secara tidak sengaja), stres, konsumsi makanan pedas atau asam, atau kekurangan vitamin tertentu seperti vitamin B12 atau folat.

Sementara pada orang dengan HIV, sariawan terjadi karena sistem kekebalan tubuh yang lemah, yang membuat tubuh kesulitan melawan infeksi.

Infeksi virus, seperti herpes simpleks (HSV), jamur (kandidiasis oral), atau bahkan infeksi HPV, sering menyebabkan sariawan pada penderita HIV.

2. Frekuensi dan Keparahan

Sariawan biasa bisa muncul sesekali dan biasanya sembuh dengan sendirinya dalam waktu 1-2 minggu tanpa komplikasi serius.

Meskipun menyakitkan, sariawan biasa umumnya tidak berulang terlalu sering.

Sedangkan pada penderita HIV, lebih sering mengalami sariawan, bahkan bisa terjadi sangat sering atau menjadi sariawan berulang yang juga disebut Recurrent aphthous ulceration (RAU).

Melansir studi di jurnal Oral Diseases, sariawan berulang ini termasuk luka di mulut yang bisa terkait dengan infeksi HIV.

Sariawan pada HIV juga lebih parah dan bisa lebih sulit untuk sembuh bahkan menyebabkan masalah seperti kesulitan makan dan menelan.

3. Jenis Sariawan

Sariawan biasa, seperti aphthous ulcers, umumnya berbentuk luka kecil berwarna putih atau kuning dengan tepi merah yang muncul di bagian dalam pipi, bibir, atau lidah.

Ini bisa sangat menyakitkan, tetapi tidak menular.

Sementara pada HIV, sariawan bisa muncul dalam bentuk berbagai jenis, seperti yang juga telah disebutkan di atas:

  • Herpes oral (herpes simpleks): menyebabkan lepuhan kecil di bibir atau mulut.
  • Kandidiasis oral (thrush): menyebabkan bercak putih atau kuning di mulut yang bisa terasa terbakar dan menyakitkan.
  • Leukoplakia berambut: bercak putih berbulu pada lidah, yang sering terjadi pada orang dengan HIV karena sistem kekebalan tubuh yang lemah.

4. Lokasi

Sariawan biasa hanya muncul di bagian dalam pipi, bibir, atau lidah.

Sedangkan sariawan HIV selain muncul di area yang sama seperti sariawan biasa, juga bisa muncul di langit-langit mulut, gusi, dan bahkan di bagian luar mulut, seperti bibir (herpes oral).

5. Komplikasi

Pada umumnya, sariawan biasa tidak menyebabkan komplikasi serius dan dapat sembuh dengan perawatan yang sederhana, seperti berkumur dengan air garam atau menggunakan obat kumur antiseptik.

Samentara sariawan pada orang dengan HIV dapat menjadi tanda infeksi oportunistik, yang berarti tubuh tidak dapat melawan infeksi dengan efektif.

Selain itu, melansir laman Healthline, sariawan yang tidak diobati dapat memperburuk kondisi kesehatan secara keseluruhan, terutama jika menyebabkan kesulitan makan atau mengonsumsi obat HIV.

Baca Juga: 7 Ciri-ciri Ruam HIV dan Bedanya dengan Ruam Biasa

Cara Mengobati Sariawan HIV

Cara Mengobati Sariawan HIV
Foto: Cara Mengobati Sariawan HIV (Freepik.com/freepik)

Inilah cara-cara yang umum digunakan untuk mengobati sariawan pada penderita HIV:

1. Obat Antiviral untuk Herpes Oral

Jika sariawan disebabkan oleh infeksi virus herpes simpleks (HSV), yang menyebabkan lepuhan di bibir atau mulut, pengobatan dengan obat antiviral bisa membantu mengurangi keparahan dan durasi infeksi.

Biasanya, dokter akan meresepkan obat asiklovir atau valasiklovir untuk membantu mengontrol virus dan mencegah wabah baru.

2. Obat Antijamur untuk Kandidiasis Oral

Kandidiasis oral (thrush) adalah infeksi jamur yang umum pada orang dengan HIV.

Untuk mengobati infeksi ini, dokter biasanya meresepkan obat antijamur, seperti flukonazol atau nistatin, baik dalam bentuk pil atau obat kumur.

Obat ini akan membantu mengatasi pertumbuhan jamur Candida di mulut dan mencegahnya menyebar lebih lanjut.

3. Obat Kumur Antiseptik

Untuk mengurangi rasa sakit dan mencegah infeksi lebih lanjut, dokter dapat menyarankan penggunaan obat kumur antiseptik yang mengandung bahan seperti klorheksidin.

Obat kumur ini membantu membersihkan mulut, mengurangi peradangan, dan menjaga kebersihan mulut.

4. Kortikosteroid untuk Sariawan Parah

Jika sariawan sangat menyakitkan atau tidak kunjung sembuh, dokter mungkin meresepkan kortikosteroid dalam bentuk salep atau pil untuk mengurangi peradangan dan membantu penyembuhan lebih cepat.

Namun, obat ini biasanya hanya diberikan dalam kasus sariawan yang parah.

Baca Juga: 8 Gejala HIV pada Wanita, Ada Perubahan Siklus Menstruasi

5. Perawatan Rumahan

Selain obat-obatan dari dokter, ada beberapa perawatan rumahan yang dapat membantu meringankan gejala sariawan HIV.

Misalnya berkumur dengan air garam atau menggunakan obat kumur yang dijual bebas untuk mengurangi peradangan bisa membantu.

Menghindari makanan pedas, asam, atau keras yang dapat memperburuk rasa sakit juga sangat disarankan.

6. Mengelola Stres

Stres dapat memperburuk kondisi sariawan, terutama bagi orang yang memiliki sistem kekebalan tubuh yang lemah seperti pasien HIV.

Oleh karenanya, mengelola stres dengan teknik relaksasi, meditasi, atau aktivitas yang menenangkan sangat dianjurkan untuk mencegah munculnya sariawan kembali.

7. Menjaga Kesehatan Mulut

Menjaga kebersihan mulut yang baik adalah langkah penting dalam mengobati dan mencegah sariawan.

Jadi sebaiknya, sikat gigi menggunakan sikat gigi dengan bulu sikat yang lembut, gunakan benang gigi, dan kunjungi dokter gigi secara rutin untuk menjaga mulut tetap bersih dan bebas dari infeksi.

8. Terapi Antiretroviral (ART)

Pengobatan HIV dengan terapi antiretroviral (ART) sangat penting untuk memperkuat sistem kekebalan tubuh.

Dengan menjaga virus HIV pada tingkat yang rendah, ART membantu mencegah sariawan dan infeksi lainnya pada mulut serta meningkatkan kualitas hidup penderita HIV.

Kapan Harus Menghubungi Dokter?

Sariawan pada Pasien HIV
Foto: Sariawan pada Pasien HIV (Mayoclinic.org)

Penderita HIV perlu menghubungi dokter jika mengalami sariawan HIV atau luka mulut yang tidak kunjung sembuh atau semakin parah.

Berikut ini beberapa kondisi yang memerlukan perhatian medis segera:

  • Sariawan berlangsung lebih dari dua minggu.
  • Sariawan menyebabkan rasa sakit yang mengganggu aktivitas sehari-hari, seperti makan, minum, atau berbicara.
  • Kesulitan menelan atau berbicara.
  • Sariawan sering kambuh dan disertai dengan gejala seperti demam atau pembengkakan kelenjar getah bening.
  • Sariawan disertai dengan pembengkakan, nanah, atau tanda infeksi lain.
  • Sariawan membuat kesulitan mengonsumsi obat HIV atau mengganggu pengobatan.

Baca Juga: Mengenal Perbedaan HIV dan AIDS, Jangan Keliru Lagi!

Dengan konsultadi dokter, pasien HIV yang mengalami sariawan akan mendapatkan perawatan yang sesuai sehingga kesehatan mulut dan pengelolaan HIV menjadi lebih baik.

  • https://www.mdpi.com/1648-9144/58/9/1214
  • https://www.healthline.com/health/hiv/oral-thrush-hiv
  • https://www.hiv.va.gov/patient/diagnosis/OI-candidiasis.asp
  • https://www.medicalnewstoday.com/articles/yeast-infection-in-mouth
  • https://www.webmd.com/hiv-aids/hiv-mouth-sores
  • https://www.verywellhealth.com/hiv-mouth-sores-pictures-8622643#citation-1
  • https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/9456687/

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2025 Orami. All rights reserved.