04 September 2025

7 Dampak Buruk Sugar Rush pada Kesehatan Anak Menurut Dokter

Tenyata bisa melambatkan kinerja otak anak, lho Moms!

Intinya Nih, Moms:

  • Sugar rush pada anak biasanya terjadi setelah mengonsumsi makanan atau minuman manis berlebihan.
  • Anak bisa terlihat lebih aktif, bersemangat, atau sulit diam untuk sementara waktu.
  • Setelah efeknya hilang, anak cenderung lelah, rewel, atau mudah marah.
  • Kondisi ini sering dikaitkan dengan perubahan kadar gula darah yang naik-turun cepat.
  • Jika terlalu sering, sugar rush bisa memengaruhi pola tidur, konsentrasi, dan kesehatan anak.

Di balik rasa makanan manis yang enak dan membuat ketagihan, rupanya jenis makanan manis juga dapat meningkatkan risiko sugar rush pada anak, lho Moms!

Menurut laman Fakultas Keperawatan Universitas Airlangga, Surabaya, sugar rush adalah suatu kondisi melonjaknya energi besar pada tubuh setelah mengonsumsi makanan atau minuman berkadar gula tinggi.

Hal ini bisa terjadi pada anak-anak dan dewasa.

Baca Juga: 12 Bahaya Konsumsi Gula Berlebih pada Makanan Bayi, Waspada!

Benarkah Sugar Rush Picu Hiperaktif?

Sugar Rush Picu Hiperaktif (Orami Photo Stocks)
Foto: Sugar Rush Picu Hiperaktif (Orami Photo Stocks)

Banyak yang beranggapan bahwa sugar rush dapat membuat anak menjadi hiperaktif. Namun benarkah itu terjadi?

Sugar rush terjadi ketika anak-anak mengonsumsi makanan berindeks glisemik tinggi.

Sugar rush pada anak sering terjadi disebabkan oleh konsumsi gula atau makanan dan minuman manis dalam jumlah yang banyak,” jelas dr. Fransiska Farah, Dokter Spesialis Anak RS Pondok Indah – Bintaro Jaya.

Namun, berbeda dengan penelitian di Yale Scientific, penelitian itu menyebutkan tidak ada hubungan antara gula dan hiperaktif yang dibuktikan secara ilmiah.

Lalu, mengapa mitos ini masih ada? Bisa jadi karena sebagian mengacu pada psikologis anak.

Selain itu, mengutip dari penelitian di The University of Adelaide, konsumsi gula berlebihan pada anak memang berdampak buruk pada fungsi otak anak.

Misalnya mengganggu daya ingat, proses belajar, dan pengendalian emosi. Hanya saja, efek ini berbeda dengan hiperaktivitas.

Pada anak dengan ADHD, konsumsi gula tinggi bisa memperparah gejala seperti impulsif.

Tetapi, gula sendiri tidak terbukti menjadi penyebab ADHD atau hiperaktivitas pada anak secara umum.

Menurut dr. Fransiska, mengonsumsi makanan atau minuman manis yang terlalu banyak dapat menimbulkan kerusakan gigi, obesitas, penyakit diabetes, jantung, dan kolesterol pada anak.

Makanan ini diketahui dapat meningkatkan kadar gula darah dengan cepat, namun tidak akan bertahan lama.

Dampak Sugar Rush pada Anak

Dampak Sugar Rush pada Anak (Orami Photo Stocks)
Foto: Dampak Sugar Rush pada Anak (Orami Photo Stocks)

Kenaikan gula darah akibat sugar rush secara mendadak ini yang akan memberikan dorongan energi pada anak dan membuat mereka kesulitan untuk memfokuskan perhatian.

“Gula merupakan sumber energi dari karbohidrat dalam jumlah yang besar. Jadi anak akan terlihat lebih aktif, dan bertenaga setelah mengonsumsi gula,” terang dr. Fransiska.

Bukan hanya itu, gula dalam jumlah yang besar juga dapat mengganggu aktivitas tidur Si Kecil karena efeknya yang membuat sulit mengantuk.

Ada beberapa dampak bagi kesehatan akibat mengonsumsi gula berlebih pada anak-anak, antara lain:

1. Memperlambat Kinerja Otak

Moms, dari penelitian yang dipublikasikan di JAMA, memang ada korelasi antara sugar rush dengan memperlambat kinerja otak.

Konsumsi gula berlebihan dan terlalu sering pada anak dapat meningkatkan risiko gangguan kognitif serta memperlambat kerja otak, terutama dalam hal belajar dan mengingat.

Hal ini terjadi melalui pengaruh pada saraf dan perilaku. Namun, tidak berpengaruh secara langsung ke otak anak.

Jadi, efeknya perlahan-lahan ya Moms.

2. Memperburuk Penglihatan

Jika anak banyak mengonsumsi gula, maka ini akan meningkatkan kadar gula dalam darah dan menurunkan fungsi penglihatan pada mata.

Studi dalam jurnal Investigate Opthalmology & Visual Sciences memaparkan bahwa gula darah tinggi dapat membuat mata menjadi bengkak dan menimbulkan masalah seperti penglihatan kabur.

Penelitian telah membuktikan efek sugar rush ini, dan mereka yang memiliki masalah gula darah tinggi kronis lebih berisiko terkena penyakit mata.

Maka dari itu dalam mencegah hal yang tak diinginkan, kurangi asupan gula pada anak dan ganti dengan makanan mengandung lutein dan zeaxanthin seperti brokoli, alpukat, telur, dan wortel.

Minyak ikan cod juga sangat bagus untuk meningkatkan penglihatan anak.

3. Gangguan Pencernaan

Apakah anak sering mengeluh sakit perut, gangguan pencernaan atau asam lambung? Sebab ini bisa menjadi tanda akibat sugar rush pada anak, lho.

Anak yang senang mengonsumsi makanan yang mengandung gula seperti soda, permen, atau kue bisa berdampak buruk bagi pencernaannya.

Gula dapat menyebabkan banyak masalah pada saluran pencernaan anak termasuk asam lanbung, kurangnya penyerapan vitamin dan mineral penting.

Jika anak sering sakit perut atau mengalami gangguan pencernaan, kurangi camilan manis dan ganti dengan camilan sehat seperti buah apel, pisang, yogurt dan oatmeal.

4. Penyempitan Saluran Pernapasan

Anak Sesak Napas
Foto: Anak Sesak Napas (Parenting.firstcry.com)

Tampaknya penyebab di balik peningkatan asma pada anak-anak dan remaja terkait dengan sugar rush.

Peradangan ini dapat menyebabkan penyempitan saluran udara dan produksi lendir sehingga timbul gejala asma, mengi, dan sesak napas.

Terlebih untuk anak yang memiliki riwayat asma, Moms harus membatasi makanan gula pada Si Kecil, ya.

Ganti asupan gula alami seperti buah-buahan blueberry, stroberi atau kiwi.

5. Memicu Eksim

Eksim adalah kondisi peradangan kulit yang dapat menyerang anak-anak di bawah usia dua tahun atau lebih.

Menurut studi yang dilakukan National Eczema Association, asupan makanan tinggi gula atau sugar rush, dapat memicu alergi kulit seperti eksim.

Mengapa? Karena gula menyebabkan lonjakan kadar insulin yang mengakibatkan peradangan pada kulit.

Moms bisa mencegah sugar rush pada anak dengan mengurangi asupan gula pada makanan yang dikonsumsi oleh Si Kecil.

American Academy of Pediatric (AAP) menyarankan penambahan gula pada makanan atau minuman anak usia dua tahun ke atas tidak lebih dari enak sendok teh per hari.

Untuk anak berusia dua tahun ke bawah tidak disarankan untuk mengonsumsinya.

Anak-anak disarankan untuk mengonsumsi buah-buahan dengan kandungan gula alami yang sehat yang terkandung di dalamnya.

“Makanan manis juga dapat meningkatkan rasa haus dan dehidrasi.

Oleh karena itu, ajak Si Kecil perbanyak minum air putih dan hindari minuman kemasan yang mengandung banyak gula, agar tetap sehat,” tutup dr. Fransiska.

6. Gangguan Tidur

Lonjakan energi yang disebabkan oleh konsumsi gula berlebihan dapat berdampak pada gangguan tidur pada anak.

Pasalnya, lonjakan energi mendadak setelah mengonsumsi makanan atau minuman yang tinggi gula, terutama jika dikonsumsi di malam hari dapat membuat anak sulit untuk rileks dan tertidur.

Selain itu, konsumsi gula berlebihan dapat memengaruhi hormon dan neurotransmitter dalam otak yang terkait dengan siklus tidur.

Misalnya, gula dapat meningkatkan kadar glukosa dalam darah dan merangsang pelepasan hormon stres seperti kortisol, yang dapat mengganggu pola tidur alami anak.

7. Perubahan Suasana Hati

Dari jurnal Journal of Child Health Care, konsumsi gula berlebihan pada anak dapat menyebabkan perubahan suasana hati (mood swing).

Cara kerjanya berkaitan dengan naik-turunnya gula darah yang terlalu cepat, serta pengaruh pada kimia otak yang berhubungan dengan pengendalian emosi.

Asupan gula tinggi membuat kadar gula darah melonjak tajam lalu turun drastis (hipoglikemia).

Kondisi ini memicu respons stres tubuh dan meningkatkan hormon kortisol, yang akhirnya membuat suasana hati anak jadi tidak stabil.

Porsi Konsumsi Gula yang Tepat pada Anak

Moms, jika gula dikonsumsi secara normal maka bisa membuat anak lebih aktif, tapi jika berlebihan efeknya bisa mengganggu kesehatan.

"Namun, konsumsi gula dalam jumlah besar dapat mengganggu aktivitas tidur Si Kecil karena efeknya yang membuat sulit mengantuk," terang dr. Fransiska.

American Academy of Pediatric memberikan tips terkait pengurangan asupan gula pada anak yang bisa dilakukan:

  • Usahakan menambahkan gula kurang dari 25 gram (sekitar 6 sendok teh) per hari untuk anak usia 2 tahun ke atas. Hindari menyajikan makanan dan minuman dengan tambahan gula pada anak di bawah 2 tahun.
  • Sajikan air dan susu, ketimbang minuman soda, minuman olahraga, teh manis, kopi manis, dan minuman jus buah kemasan.
  • Waspada dengan gula tambahan tersembunyi dalam makanan olahan seperti kecap, saus salad dan kacang kemasan.
  • JIka anak ingin makan makanan manis, berikan Si Kecil buah utuh.
  • Batasi jus buah kemasan, karena produk ini memiliki lebih banyak gula per porsinya daripada makan buah utuh.

Pencegahan Sugar Rush pada Anak

Beberapa Jenis Gula
Foto: Beberapa Jenis Gula (foodhistoria.com)

Jadi, bagaimana cara Moms untuk mengurangi konsumsi gula sehingga anak tidak mengalami sugar rush?

Berikut ini beberapa tips yang bisa dilakukan.

1. Sarapan Protein dan Karbohidrat Kompleks

Pastikan sarapan keluarga mengandung protein dan karbohidrat kompleks.

Kandungan gizi ini akan membantu Moms dan Si Kecil tetap kenyang dan tak mudah lapar, sehingga terhindar dari keinginan ngemil atau ngidam gula sepanjang hari.

2. Jangan Makan Makanan Manis di Awal Hari

Makanan yang Moms makan di awal hari cenderung “mengatur suasana” sepanjang hari.

Jika Si Kecil mulai mengonsumsi makanan super manis di pagi hari, ia mungkin akan menginginkan makanan manis sepanjang hari.

3. Jangan Lupa Makan Sayur di Hidangan

Ketika kita melewatkan waktu makan atau makan terlambat, kita akhirnya menjadi sangat lapar, pemarah, dan mengonsumsi jenis makan apapun yang mungkin tidak sehat.

Sebaiknya, penuhi nutrisi dengan makan sayur. Seperti konsumsi smoothie buah atau sayur, kue labu, bahkan pizza vegetarian.

4. Gunakan Bahan Pemanis Ramah Kadar Gula

Moms bisa menggunakan bahan-bahan pemanis yang ramah kadar gula dalam membuat hidangan kue, atau makanan penutup.

Contohnya seperti madu, dan sirup maple, gula merah, tidak meningkatkan gula darah secepat gula putih.

Pemanis ini juga mengandung mineral yang menyehatkan dan tentu saja tidak kalah enak.

Nah, ternyata sugar rush pada anak berdampak langsung pada kesehatannya ya Moms.

Karena itu, sebaiknya lakukan langkah pencegahan ya dengan memperhatikan kadar gula pada setiap asupan yang dikonsumsi anak.

  • https://www.yalescientific.org/2010/09/mythbusters-does-sugar-really-make-children-hyper/
  • https://www.aoafamily.com/blog/how-sugar-affects-a-childs-brain/
  • https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3864380/
  • https://nationaleczema.org/eczema-food-allergies/
  • https://www.aappublications.org/news/2016/08/23/Sugar082316
  • https://bestcare.org/news/sugar-rush-how-much-sugar-too-much
  • https://publications.aap.org/aapnews/news/7331
  • https://www.adelaide.edu.au/research/news/list/2024/09/09/unpacking-sugars-effects-on-kids-brains
  • https://journals.sagepub.com/doi/10.1177/13674935221135106

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2025 Orami. All rights reserved.