08 August 2025

Jenis Terapi Kesuburan untuk Pria Menurut Dokter, Baca Yuk!

Masalah kesuburan pada pria perlu segera ditangani

Intinya Nih, Moms

  • Masalah kesuburan pria bisa disebabkan oleh gangguan sperma, hormon, atau saluran reproduksi.
  • Gaya hidup tidak sehat dan faktor genetik turut memengaruhi kualitas sperma pria.
  • Terapi kesuburan disesuaikan dengan penyebab, bisa berupa obat, operasi, atau inseminasi.
  • Obat penyubur efektif jika sperma masih ada, tetapi tidak berlaku untuk azoospermia.
  • Jika terapi biasa gagal, langkah lanjutan seperti inseminasi atau IVF bisa dipertimbangkan.

Moms dan Dads yang ingin segera diberikan keturunan, mungkin sekarang sedang mencari rekomendasi terapi kesuburan untuk pria. M

asalah kesuburan tentunya tidak hanya dialami oleh perempuan, tapi juga dari pihak pria.

Jika Moms sudah melakukan pemeriksaan kesuburan dan normal hasilnya, bisa jadi masalahnya ada pada Dads.

Ada kemungkinan hal ini disebabkan oleh kuantitas dan kualitas sperma Dads. Akibatnya, pembuahan tidak terjadi dengan baik.

Terapi kesuburan pada pria seperti apakah yang dianjurkan oleh dokter? Dr. Mira Krishtania, Sp.And dari Klinik Fertilitas Bocah Indonesia akan membantu menjawabnya.

Penyebab Ketidaksuburan pada Pria

Penyebab Ketidaksuburan pada Pria (Orami Photo Stock)
Foto: Penyebab Ketidaksuburan pada Pria (Orami Photo Stock)

Sebelum mengetahui terapi kesuburan untuk pria, Dads perlu memahami apa saja faktor pemicu ketidaksuburan. Berikut beberapa faktornya:

1. Gangguan pada Sperma

Masalah umum pada kesuburan pria sering kali berkaitan dengan kondisi sperma.

Melansir dari Mayo Clinic, jumlah sperma yang rendah (oligospermia) mengurangi peluang pembuahan karena sel sperma yang tersedia tidak mencukupi.

Tidak adanya sperma sama sekali dalam air mani (azoospermia) bisa terjadi akibat sumbatan atau kegagalan fungsi testis.

Selain itu, bentuk sperma yang tidak normal (morfologi abnormal) atau sperma yang tidak bergerak dengan baik (motilitas rendah) juga dapat menghambat keberhasilan pembuahan.

2. Sumbatan pada Saluran Reproduksi

Menurut laman Hopkins Medicine, penyumbatan atau tidak adanya saluran seperti vas deferens atau epididimis dapat mencegah keluarnya sperma saat ejakulasi.

Kondisi ini bisa disebabkan oleh kelainan bawaan, cedera, infeksi, atau prosedur medis seperti vasektomi.

3. Masalah Fungsional dan Seksual

Disfungsi ereksi atau impotensi menyebabkan kesulitan dalam mencapai atau mempertahankan ereksi yang cukup untuk melakukan hubungan seksual.

Masalah ejakulasi, seperti ejakulasi retrograde (sperma masuk ke kandung kemih, bukan keluar dari penis), ejakulasi dini, atau kelainan anatomi juga dapat menghambat proses pembuahan.

Cedera, infeksi, atau operasi pada testis juga bisa memengaruhi produksi dan pengeluaran sperma, dilansir dari BetterHealth.

4. Ketidakseimbangan Hormon

Melansir dari Mayo Clinic, ketidakseimbangan hormon akibat gangguan pada hipotalamus, kelenjar pituitari, atau testis dapat menyebabkan rendahnya kadar testosteron dan terganggunya produksi sperma.

Kondisi seperti hipogonadisme atau gangguan pada kelenjar pituitari walaupun jarang, tetap menjadi penyebab penting ketidaksuburan.

5. Faktor Genetik dan Kromosom

Kelainan genetik seperti sindrom Klinefelter atau fibrosis kistik dapat mengganggu produksi sperma atau menyebabkan kelainan pada saluran reproduksi pria, sehingga berdampak pada kesuburan.

6. Infeksi

Infeksi pada saluran reproduksi seperti epididimitis, orkitis, atau penyakit menular seksual seperti gonore dan klamidia bisa merusak kesehatan sperma atau menyebabkan jaringan parut dan penyumbatan pada saluran sperma, melansir dari Hopkins Medicine.

7. Faktor Imunologis

Dalam beberapa kasus, tubuh pria dapat memproduksi antibodi yang menyerang spermanya sendiri.

Menurut BetterHealth, hal ini membuat sperma tidak mampu bergerak atau menembus sel telur sehingga menghambat pembuahan.

8. Gaya Hidup dan Lingkungan

Kebiasaan merokok, konsumsi alkohol, serta penggunaan narkoba dapat menurunkan jumlah dan kualitas sperma. Kegemukan juga berdampak pada keseimbangan hormon dan kesehatan sperma.

Paparan zat beracun seperti bahan kimia, pestisida, logam berat, atau radiasi turut merusak produksi sperma.

Melansir dari laman Rocky Mountain Fertility, suhu tinggi akibat penggunaan sauna, mandi air panas, atau pakaian dalam yang terlalu ketat juga dapat mengganggu produksi sperma.

Jenis Terapi Kesuburan untuk Pria

Jenis Terapi Kesuburan untuk Pria
Foto: Jenis Terapi Kesuburan untuk Pria (Orami Photo Stock)

Sebelum melakukan terapi, Dads perlu mengetahui penyebab "kurang subur" yang terjadi.

“Terapi kesuburan diberikan sesuai dengan penyebabnya,” ucap dr. Mira.

Jika penyebabnya dapat diketahui seperti contohnya infeksi, maka dapat diberikan terapi definitif seperti obat- obatan. Jika penyebabnya tidak diketahui dapat dicoba dengan terapi empiris.

Berikut ini jenis-jenis terapi kesuburan pada pria yang bisa Dads coba.

1. Obat Penyubur

Ini merupakan jenis terapi definitif yang bisa Dads lakukan. Obat penyubur yang diberikan biasanya berbentuk suplemen.

Terapi ini diberikan apabila Dads memiliki jumlah, bentuk, dan pergerakan sperma yang tidak normal.

Upaya meningkatkan kesuburan pria ini biasanya membutuhkan waktu 3 sampai 9 bulan. Sebelumnya, tentu pihak klinik fertilitas akan memeriksakan kondisi sperma terlebih dahulu.

Namun, ada kondisi tertentu bagi para Dads yang tidak bisa ditangani dengan pemberian obat-obatan. Salah satunya adalah Dads dengan kondisi azoospermia atau tidak ada sperma (sperma kosong).

Sebab, kondisi ini biasa disebabkan oleh sumbatan pada organ reproduksi.

2. Operasi

Selain dengan obat, jalan selanjutnya yang bisa dilakukan oleh Dads adalah tindakan operasi. Solusi ini dipakai di dalam kasus varikokel atau varises pada buah zakar.

Jika proses kerusakan yang terjadi pada sel dan jaringan penghasil sperma telah terjadi selama bertahun-tahun, maka Moms dan Dads memerlukan waktu pula untuk mengembalikan kesuburan.

Sama halnya dengan terapi menggunakan obat-obatan, waktu yang diperlukan bisa mencapai 6-9 bulan.

Bagaimana Jika Terapi Kesuburan Pria Belum Berhasil?

Jika dengan obat-obatan masih belum bisa tertangani, maka dapat dilakukan inseminasi dalam rahim.

“Caranya adalah dengan cara meletakkan sperma langsung di dalam rongga rahim. Inseminasi ini khususnya bisa dilakukan kepada Dads dengan kondisi sperma yang tidak bergerak dengan bagus, meski jumlahnya sudah cukup,” ucap dr. Mira.

Dan jika belum berhasil juga dengan tindakan inseminasi, maka dapat dilakukan tindakan IVF (bayi tabung).

“Yang penting, konsultasikan masalah kesuburan pria dengan dokter spesialis andrologi supaya dapat diketahui penyebabnya dan diberikan terapi yang sesuai,” tutup dr. Mira.

Itulah jenis terapi yang dianjurkan untuk mengatasi masalah kesuburan pria, Moms dan Dads. Semoga program kesuburan Moms dan Dads berhasil, ya.

  • https://www.rockymountainfertility.com/blog/8-different-causes-of-male-infertility
  • https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/male-infertility/symptoms-causes/syc-20374773
  • https://www.hopkinsmedicine.org/health/conditions-and-diseases/male-infertility
  • https://www.betterhealth.vic.gov.au/health/conditionsandtreatments/infertility-in-men

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2025 Orami. All rights reserved.