Mengenal Thanatophobia, Rasa Takut Berlebih akan Kematian
Thanatophobia adalah ketakutan berlebihan akan kematian atau prosesnya yang dapat mengganggu aktivitas sehari-hari.
Ketakutan ini sering dikaitkan dengan kecemasan umum, bukan gangguan kejiwaan yang diakui secara resmi oleh American Psychiatric Association.
Gejalanya bisa meliputi ketakutan akan kontaminasi, benda berbahaya atau orang yang dianggap berisiko.
Lantas, apa saja gejala dari kondisi thanatophobia? Berikut penjelasannya.
Mengapa Seseorang Bisa Mengalami Thanatophobia?

Menurut Meriyati, M.Psi, Psikolog Klinis di RS Pondok Indah, Puri Indah, thanatophobia adalah ketakutan berlebihan terhadap kematian atau prosesnya.
Hal ini bisa disebabkan oleh:
- Fakta bahwa kematian tidak dapat dihindari tetapi bisa datang kapan saja
- Ketidaksiapan diri
- Takut atau tidak mau berpisah dengan orang tersayang
- Memikirkan bagaimana keadaan keluarga nantinya setelah orang tersayang pergi
Jika ketakutan ini berlangsung lebih dari 6 bulan dan mengganggu aktivitas sehari-hari, ini bisa menjadi tanda thanatophobia, dan sebaiknya konsultasi dengan dokter.
Penyebab Thanatophobia

Meriyati menjelaskan beberapa penyebab yang menjadi pemicu ketakutan akan kematian ini, yaitu:
- Pengalaman masa lalu yang traumatis, seperti bencana alam, kecelakaan, atau penyakit pada diri sendiri maupun orang terdekatnya.
- Mengalami kekhawatiran yang berlebihan mengenai kehidupan setelah mati karena tidak tahu apa yang akan terjadi saat itu (dapat berkaitan dengan keagamaan atau hubungan spiritualitas).
- Pertambahan usia.
- Memiliki gangguan kecemasan.
- Masalah kesehatan pribadi dan orang terdekat.
Faktor lainnya bisa berasal dari fobia sebelumnya seperti:
- Aerofobia (takut terbang).
- Agoraphobia (takut tidak bisa melarikan diri dari tempat asing).
- Aquaphobia (takut air).
- Arachnofobia (takut laba-laba).
- Claustrophobia (takut sesak, ruang terbatas).
Seberapa Umum Thanatophobia?

Menurut Psikolog Meriyati, sedikit kecemasan tentang kematian adalah normal dan membantu kita menjaga kesehatan.
Namun, bagi beberapa orang, pikiran tentang kematian dapat menyebabkan ketakutan ekstrem dan perilaku tidak wajar, seperti mengurung diri untuk menghindari bahaya.
Fobia ini bersifat subjektif, di mana respon terhadap rangsangan atau kejadian bisa berbeda antara individu.
Baca Juga: Art Therapy untuk Atasi Gangguan Mental, Ingin Coba?
Gejala Thanatophobia

Dilansir dari Journal of Natural Science, Biology, and Medicine, berikut gejala thanatophobia:
- Mengalami ketakutan atau kecemasan, pusing atau sakit perut secara tiba-tiba ketika berpikir tentang kematian atau proses kematian
- Mengalami serangan panik yang dapat menyebabkan pusing, muka memerah, berkeringat, dan jantung berdetak cepat atau tidak teratur
- Menghindari situasi memikirkan kematian atau proses kematian
- Mengalami depresi atau kecemasan
- Menyebabkan individu merasa terisolasi dan menghindari kontak dengan teman dan keluarga untuk waktu yang lama
Lebih khusus lagi, gangguan kecemasan ini dapat menghasilkan gejala fisik berikut:
- Berkeringat
- Sesak napas
- Jantung berdetak kencang
- Mual
- Sakit kepala
- Kelelahan atau insomnia
Melansir Medical News Today, kondisi thanatophobia mungkin terkait dengan depresi atau gangguan kecemasan lainnya, seperti:
- Post-traumatic stress disorder atau PTSD
- Gangguan panik dan serangan panik
- Penyakit gangguan kecemasan, sebelumnya dikenal dengan hipokondriasis.
Apa Saja Faktor Risikonya?

Melansir Frontiers in Medicine Journal, berikut beberapa faktor yang mengembangkan thanatophobia, antara lain:
1. Usia
Kecemasan akan kematian memuncak pada usia 20-an. Kondisi ini dapat memudar seiring bertambahnya usia.
Walaupun demikian, ada banyak hal yang mungkin terjadi di usia ini sehingga seseorang dapat beresiko mengalami thanatophobia.
2. Jenis Kelamin
Baik pria maupun wanita mengalami thanatophobia di usia 20-an. Namun, wanita mengalami lonjakan sekunder thanatophobia di usia 50-an.
3. Orang Tua
Orang yang lebih tua biasanya lebih jarang mengalami thanatophobia dibandingkan orang yang lebih muda.
Mereka mungkin lebih takut pada proses kematian atau penurunan kesehatan.
Sebaliknya, orang yang lebih muda cenderung lebih takut akan kematian itu sendiri dan mungkin salah mengartikan ketakutan orang tua mereka karena kekhawatiran mereka sendiri.
4. Masalah Kesehatan
Individu dengan lebih banyak masalah kesehatan fisik mengalami ketakutan dan kecemasan yang lebih besar ketika mempertimbangkan masa depan mereka.
Baca Juga: Yuk, Ikuti 10 Cara Mengatasi Fobia pada Anak Sejak Dini!
Cara Mengatasi Thanatophobia

Berikut beberapa pilihan perawatan yang mungkin dilakukan:
1. Terapi Perilaku Kognitif
Terapi ini membantu mengubah pola pikir dan mengatasi kecemasan tentang kematian.
2. Teknik Relaksasi
Teknik meditasi, pencitraan, dan pernapasan dapat membantu mengurangi gejala fisik yang timbul ketika thanatophobia terjadi.
Di samping itu, Moms juga harus menghindari alkohol dan kafein, tidur yang cukup, dan mengonsumsi makanan bergizi.
3. Psikoterapi
Bercerita mengenai apa yang Moms alami atau rasakan pada terapis dapat membuat perasaan menjadi lebih baik.
4. Pengobatan
Penyedia layanan kesehatan mungkin meresepkan obat untuk mengurangi kecemasan dan perasaan panik yang umum terjadi pada fobia.
Namun, obat jarang menjadi solusi jangka panjang. Ini dapat digunakan untuk waktu yang singkat dalam kombinasi dengan terapi.
5. Meditasi
Meditasi menggunakan teknik pernapasan untuk menenangkan pikiran sekaligus menghilangkan gangguan tentang kematian.
Kegiatan ini memang membutuhkan latihan agar efek yang didapatkan bisa terasa.
6. Ubah Kebiasaan Berpikir
Jika sudah mengetahui penyebabnya, menerapkan pikiran positif dan memikirkan hal-hal baik untuk menghindari pikiran cemas, bisa membantu.
Selain beberapa langkah di atas, Meriyati juga menjelaskan penyembuhan thanatophobia lainnya dari sisi medis.
Langkah-langkah penanganan yang dapat dilakukan sebagai upaya penyembuhan antara lain:
- Konsultasi dengan psikolog klinis atau psikiater
- Mengikuti sesi konseling dan psikoterapi dengan psikolog
- Menjaga kesehatan dengan berolahraga, menerapkan pola hidup sehat, menghindari konsumsi alkohol dan kafein, memiliki waktu tidur yang cukup, serta mengonsumsi makanan yang bergizi
- Pada kecemasan yang sangat intens, mungkin diperlukan bantuan medikasi yang diberikan sesuai saran psikiater
Ketakutan adalah hal yang wajar, tapi jika sudah berlebihan seperti thanatophobia, maka tidak ada salahnya Moms untuk berbicara ke psikolog atau psikiater.
Semoga informasi ini bermanfaat, ya Moms!
- https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC5812065/
- https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC5326787/
- https://www.betterhelp.com/advice/phobias/7-steps-to-overcoming-your-fear-of-death-necrophobia-or-thanatophobia/
- https://www.verywellmind.com/thanatophobia-2671879
- https://www.healthline.com/health/thanatophobia#diagnosis
- https://www.medicalnewstoday.com/articles/321939#symptoms-and-diagnosis
- https://www.psychiatry.org/patients-families/anxiety-disorders
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2025 Orami. All rights reserved.