6 Tips Aman Bayi Tidur Bersama Orang Tua dalam Satu Ranjang
Banyak yang menganggap bahwa bayi tidur bersama orang tua dapat meningkatkan kedekatan sekaligus memudahkan proses merawatnya di malam hari.
Tak sedikit ibu yang merasa bahwa berbagi tempat tidur dengan bayi mereka dapat memberikan kenyamanan, terutama saat menyusui atau menenangkan bayi yang rewel.
Namun, di balik kenyamanan tersebut, ada potensi risiko yang perlu diperhatikan orang tua sehingga perlu lebih berhati-hati saat tidur seranjang dengan bayi.
Apakah Aman Bayi Tidur Bersama Orang Tua dalam Satu Ranjang?

Bayi tidur bersama orang tua dalam satu ranjang atau bed-sharing adalah praktik yang sering dilakukan dengan tujuan memperkuat ikatan emosional, memudahkan menyusui, dan memberikan kenyamanan bagi bayi dan orang tua.
Namun, menurut American Academy of Pediatrics (AAP), bed-sharing tidak direkomendasikan karena dapat meningkatkan risiko kematian mendadak pada bayi atau Sudden Infant Death Syndrome (SIDS), serta risiko kecelakaan lainnya seperti sesak napas, terperangkap, atau jatuh dari tempat tidur.
Studi yang diterbitkan dalam Pediatrics menunjukkan bahwa risiko SIDS meningkat hingga lima kali lipat ketika bayi tidur di ranjang orang tua.
Terutama jika bayi berusia di bawah 4 bulan, lahir prematur, atau memiliki berat badan lahir rendah.
Selain itu, risiko SIDS dapat lebih tinggi jika orang tua merokok, mengonsumsi alkohol, atau menggunakan obat-obatan yang menyebabkan kantuk.
Oleh karenanya, AAP merekomendasikan bayi tidur di boks atau bassinet yang diletakkan di dekat ranjang orang tua (room-sharing), yang terbukti dapat mengurangi risiko SIDS hingga 50%.
Manfaat Bayi Tidur Bersama Orang Tua

Namun, bukan berarti bayi dilarang tidur bersama orang tua.
Jika dilakukan dengan hati-hati agar keamanan dan kenyamanan bayi terjaga, bed sharing atau yang disebut juga co-sleeping justru memiliki banyak manfaat.
Berikut ini beberapa manfaat utama dari bayi tidur bersama orang tua:
1. Meningkatkan Ikatan Emosional (Bonding)
Tidur bersama bayi memungkinkan kontak fisik yang lebih intens, seperti sentuhan dan suara, yang membantu mempererat hubungan emosional antara orang tua dan bayi.
Kedekatan ini memberikan rasa aman bagi bayi dan membantu mereka merasa nyaman, yang pada akhirnya mendukung perkembangan psikologisnya.
2. Memudahkan Proses Menyusui
Bagi ibu yang menyusui, tidur bersama bayi dapat memudahkan proses menyusui di malam hari tanpa perlu berpindah tempat.
Penelitian dari Journal of Human Lactation menunjukkan bahwa co-sleeping meningkatkan frekuensi menyusui, yang baik untuk kesehatan bayi dan produksi ASI ibu.
3. Membantu Bayi Tidur Lebih Nyenyak
Kehadiran orang tua di dekat bayi dapat memberikan efek menenangkan, sehingga bayi lebih mudah tertidur dan kembali tidur setelah terbangun.
Dengan begitu, bayi yang tidur dekat dengan orang tuanya cenderung lebih sedikit menangis dan memiliki pola tidur yang lebih stabil.
4. Mengurangi Stres pada Bayi
Kontak fisik seperti suara napas dan detak jantung orang tua memberikan kenyamanan fisiologis bagi bayi.
Penelitian dari Developmental Psychobiology menunjukkan bahwa tidur bersama dapat menurunkan kadar hormon stres (kortisol) pada bayi, sehingga mendukung kesehatan emosional mereka.
5. Meningkatkan Perasaan Kepercayaan Diri pada Orang Tua
Bagi banyak orang tua baru, tidur bersama bayi dapat memberikan rasa tenang karena mereka dapat dengan mudah memantau kondisi bayi.
Hal ini membantu mengurangi kecemasan orang tua terkait kesehatan dan kenyamanan bayi mereka.
Hal yang Perlu Diperhatikan saat Bayi Tidur Bersama Orang Tua

Nah, agar manfaat co-sleeping bisa dirasakan secara maksimal oleh Moms dan Si Kecil, jangan lupa perhatikan hal-hal berikut ini agar bayi tetap aman saat tidur bersama orang tua.
1. Perhatikan Posisi Tidur Bayi
Posisi tidur bayi adalah salah satu faktor penting untuk memastikan keamanan saat bayi tidur bersama orang tua dalam satu ranjang (bed sharing).
Sebab, posisi yang salah dapat meningkatkan risiko Sudden Infant Death Syndrome (SIDS), sesak napas, atau kecelakaan tidur lainnya.
Dalam hal ini posisi tidur bayi yang paling aman adalah telentang.
Posisi telentang membantu menjaga saluran pernapasan tetap terbuka dan mengurangi risiko SIDS.
Hindari posisi tengkurap atau miring, karena posisi ini dapat menyebabkan bayi kesulitan bernapas atau berisiko terjepit, Moms.
2. Hindari Permukaan Tidur yang Empuk
Ternyata, tempat tidur yang empuk tidak direkomendasikan bagi orang tua yang ingin seranjang dengan bayinya.
Permukaan empuk seperti kasur busa, kasur air, atau sofa dapat membuat bayi tenggelam ke dalam permukaan tidur, sehingga menghalangi jalur napasnya.
Selain itu, permukaan tidur yang empuk cenderung menahan panas, yang dapat meningkatkan risiko bayi mengalami kepanasan (overheating), salah satu faktor risiko SIDS.
Bayi juga dapat terguling ke dalam celah antara kasur empuk dan benda di sekitarnya, seperti dinding, kepala ranjang, atau tubuh orang tua, yang dapat menyebabkan cedera atau kematian.
Jadi, sebaiknya gunakan kasur standar yang tidak terlalu lembut dan memiliki struktur yang stabil atau rata untuk mendukung posisi tidur bayi yang aman.
Pastikan juga kasur tidak memiliki bagian yang kendur atau menonjol yang bisa menyebabkan bayi kehilangan keseimbangan saat tidur.
Pilihlah kasur dengan ukuran yang sesuai sehingga tidak ada celah antara kasur dan rangka ranjang.
Jika Moms ingin menggunakan boks bayi (bassinet) di sebelah ranjang, pastikan itu juga memiliki kasur yang sesuai standar keamanan, ya.
3. Jangan Menggunakan Bantal dan Selimut Tebal

Jika ingin bayi tidur bersama orang tua dalam satu ranjang, sebaiknya hindari untuk menggunakan bantal dan selimut yang tebal.
Hal ini karena bantal dan selimut tebal dapat menutupi wajah bayi, sehingga menghalangi jalur pernapasan, dan menyebabkan sesak napas.
Selain itu, bayi dapat tergulung ke dalam selimut atau tersangkut di antara lipatan bantal, yang berpotensi menyebabkan cedera.
Jadi, tak perlu menggunakan bantal dan selimut, Moms.
Bayi tetap dapat dihangatkan dengan pakaian tidur yang tepat tanpa perlu menggunakan selimut tebal.
Tanpa bantal, bayi juga cenderung tetap berada dalam posisi tidur telentang yang dianjurkan.
Sebagai ganti selimut, Moms dapat menggunakan kantong tidur bayi (sleep sack).
Alat ini akan memberikan kehangatan tanpa risiko menutupi wajah bayi.
4. Hindari Berbagi Tempat Tidur dengan Anak Lain
Moms tetap boleh berada dalam satu ranjang yang sama dengan bayi, tetapi sebaiknya hindari untuk berbagi tempat tidur yang sama dengan anak lainnya.
Anak yang lebih besar cenderung bergerak aktif selama tidur, seperti menggeliat, menendang, atau berguling.
Hal ini berpotensi menekan tubuh bayi, menutupi wajahnya, atau menyebabkan bayi jatuh dari tempat tidur.
Jika anak yang lebih besar perlu tidur di ruangan yang sama, Moms sebaiknya menyediakan tempat tidur terpisah, seperti ranjang kecil atau kasur lipat, di area yang aman dan terpisah dari tempat bayi tidur.
5. Jangan Biarkan Bayi Tidur dengan Hewan Peliharaan
Pastikan juga tidak ada hewan peliharaan saat bayi tidur bersama orang tua dalam satu ranjang, ya.
Hewan peliharaan, seperti kucing atau anjing, dapat bergerak tanpa disadari selama tidur.
Mereka mungkin berguling, melompat, atau menindih bayi, yang dapat menyebabkan cedera.
Selain itu, bayi memiliki sistem kekebalan tubuh yang belum sepenuhnya berkembang.
Paparan bulu hewan atau alergen lainnya saat tidur dapat memicu reaksi alergi, seperti ruam, gatal, atau gangguan pernapasan.
Jadi, pastikan hewan peliharaan memiliki area tidur khusus yang terpisah dari bayi dan orang tua.
Jika bayi tidur di boks (baby box) atau bassinet, pastikan area tidur bayi memiliki penghalang yang mencegah hewan peliharaan mendekati bayi.
Dengan begitu, Moms dapat memastikan bahwa bayi tidur dalam lingkungan yang aman, nyaman, dan bebas risiko.
6. Pastikan Orang Tua Tidak Merokok, Minum Alkohol, dan Konsumsi Obat-obatan
Jika ingin bayi tidur bersama orang tua dengan aman, pastikan Moms atau Dads tidak merokok, minum alkohol, dan konsumsi obat-obatan.
Pasalnya, merokok sebelum atau selama tidur bersama bayi dapat mencemari udara sekitar bayi dengan zat berbahaya dari asap rokok.
Paparan ini dapat mengganggu sistem pernapasan bayi yang masih berkembang.
Orang tua yang mengonsumsi alkohol juga dapat membuat tingkat kewaspadaan menurun saat tidur, sehingga bisa saja menggulingkan tubuh secara tidak sengaja dan menindih bayi.
Selain itu, obat-obatan tertentu, seperti obat penenang, obat tidur, atau narkotika, dapat menyebabkan kantuk berlebihan, mengurangi kewaspadaan, dan memperlambat refleks orang tua.
Kondisi ini sangat berbahaya jika bayi tidur di ranjang yang sama.
Jika Moms atau Dads mengonsumsi obat tertentu, coba konsultasikan dengan dokter apakah obat tersebut aman jika bayi tidur di ranjang yang sama.
Ingat ya, Moms, keselamatan bayi saat tidur bergantung pada kewaspadaan dan kesadaran penuh orang tua untuk memastikan bayi tidak dalam situasi berisiko.
Jadi, pencegahan perilaku berisiko ini adalah bagian penting dari menciptakan lingkungan tidur yang aman untuknya.
Baca Juga: White Noise, Suara untuk Membantu Bayi Tidur Lebih Lelap
Demikian penjelasan seputar bayi tidur bersama orang tua dalam satu ranjang yang penting untuk dipahami Moms dan Dads.
Yuk, praktikan langkah-langkah di atas agar bayi tetap aman dan nyaman selama tidur bersama orang tua! Selamat mencoba
- https://cosleeping.nd.edu/assets/394284/jour_of_human_lactation_2019_3_.pdf
- https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/11835147/
- https://publications.aap.org/aapnews/news/20619/New-safe-sleep-recommendations-can-help
- https://publications.aap.org/pediatrics/article/150/1/e2022057990/188304/Sleep-Related-Infant-Deaths-Updated-2022
- https://www.parents.com/baby/sleep/co-sleeping/the-pros-and-cons-of-the-family-bed/
- https://www.sleepfoundation.org/baby-sleep/co-sleeping
- https://health.clevelandclinic.org/cosleeping-bedsharing-pros-cons
- https://raisingchildren.net.au/newborns/sleep/where-your-baby-sleeps/co-sleeping
- https://www.health.harvard.edu/blog/room-sharing-with-your-baby-may-help-prevent-sids-but-it-means-everyone-gets-less-sleep-201706062525
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2025 Orami. All rights reserved.