09 September 2025

5 Penyebab Masalah Ekonomi Rumah Tangga, Berikut Solusinya

Hati-hati, bisa berpengaruh pada tumbuh kembang anak

Masalah ekonomi rumah tangga sering kali menjadi sumber pertengkaran dan tekanan mental bagi pasangan.

Baru-baru ini, kasus tragis di Banjaran, Kabupaten Bandung, memperlihatkan betapa beratnya beban finansial dapat berdampak pada nyawa.

Seorang ibu nekat mengakhiri hidup bersama dua anaknya setelah terhimpit utang dan masalah keluarga.

Tragedi tersebut menunjukkan bahwa masalah ekonomi rumah tangga bukan sekadar soal uang, tetapi juga memengaruhi kesehatan mental dan keharmonisan keluarga.

Utang menumpuk, penghasilan tidak stabil, atau pasangan yang tidak sejalan dalam mengelola keuangan bisa memicu stres hingga konflik serius.

Karena itu, penting bagi setiap pasangan untuk belajar mengelola keuangan bersama sejak dini.

Penyebab Masalah Ekonomi Rumah Tangga

Penyebab Masalah Ekonomi Rumah Tangga
Foto: Penyebab Masalah Ekonomi Rumah Tangga (Freepik.com/tirachardz)

Berikut beberapa kemungkinan penyebab masalah ekonomi rumah tangga:

1. Penghasilan Tidak Stabil

Penghasilan tidak stabil artinya pemasukan keluarga berubah-ubah setiap bulan.

Kadang besar, kadang kecil, bahkan bisa tidak ada sama sekali.

Kondisi ini sering dialami pekerja harian, buruh kontrak, atau usaha kecil yang masih naik turun.

Ketika penghasilan tidak tetap, suami dan istri akan sulit mengatur kebutuhan dasar, seperti biaya makan, listrik, sekolah, dan kesehatan.

Hal ini juga menimbulkan stres, kecemasan, bahkan pertengkaran dalam rumah tangga.

2. Gaya Hidup Konsumtif

Melansir laman Better Help, penyebab masalah ekonomi rumah tangga lainnya adalah overspending atau pengeluaran berlebih.

Kebiasaan ini sering terlihat saat keluarga lebih sering membeli barang-barang yang sebenarnya tidak mendesak atau bukan kebutuhan pokok.

Misalnya, membeli gadget terbaru padahal masih ada yang lama dan masih berfungsi, sering makan di luar meski biaya lebih tinggi, atau berbelanja impulsif saat ada promo.

Jika tidak ada perencanaan anggaran, pengeluaran akan membengkak dan bisa memaksa keluarga untuk mengambil utang atau memakai tabungan.

3. Utang yang Menumpuk

Utang sering muncul karena beberapa hal.

Misalnya penggunaan kartu kredit tanpa kontrol, pinjaman online dengan bunga tinggi, atau cicilan barang konsumtif yang sebenarnya tidak terlalu dibutuhkan.

Jika tidak dihitung dengan baik, jumlah cicilan bisa lebih besar daripada kemampuan membayar.

Hal ini membuat keluarga terjebak dalam lingkaran utang, di mana harus berutang lagi untuk menutup utang sebelumnya.

4. Tidak Ada Perencanaan Keuangan

Tanpa rencana keuangan, banyak keluarga terjebak pada pola hidup dari “gaji ke gaji”.

Begitu uang masuk, langsung habis untuk belanja harian, hiburan, atau keinginan sesaat.

Saat muncul pengeluaran tak terduga, seperti anggota keluarga sakit atau rumah butuh perbaikan, mereka akhirnya terpaksa berutang.

Lama-kelamaan kondisi ini bisa membuat keluarga terjerat masalah finansial yang sulit diselesaikan.

Selain itu, tidak adanya anggaran juga sering menimbulkan konflik dalam rumah tangga.

Misalnya, suami merasa uang dipakai untuk hal yang kurang penting, sementara istri merasa kebutuhan rumah tangga belum terpenuhi.

Perbedaan pandangan ini bisa memicu pertengkaran dan memperburuk kondisi keuangan keluarga.

5. Biaya Hidup yang Tinggi

Masalah ini sangat terasa terutama di kota besar.

Misalnya, biaya sewa rumah dan transportasi bisa menghabiskan hampir setengah dari gaji bulanan.

Akibatnya, sisa uang yang ada tidak cukup untuk tabungan, dana darurat, atau kebutuhan lain.

Kondisi ini membuat keluarga rentan berutang atau mengorbankan kebutuhan penting seperti asupan gizi dan kesehatan.

Biaya hidup yang tinggi juga berdampak pada kondisi psikologis.

Orang tua bisa merasa stres dan tertekan karena harus memutar otak agar semua kebutuhan tercukupi.

Baca Juga: 10 Red Flag Keuangan dalam Pernikahan, Waspada Moms!

Dampak Masalah Ekonomi Rumah Tangga

Dampak Masalah Ekonomi Rumah Tangga
Foto: Dampak Masalah Ekonomi Rumah Tangga (Freepik.com/tirachardz)

Tentu saja, masalah ekonomi rumah tangga dapat berdampak pada beragam aspek, antara lain:

1. Konflik dan Pertengkaran

Salah satu dampak paling nyata dari masalah ekonomi dalam rumah tangga adalah munculnya konflik dan pertengkaran.

Ketika keuangan keluarga tidak stabil, sering kali timbul perbedaan pendapat antara suami dan istri mengenai cara mengatur uang.

Misalnya, siapa yang harus membayar tagihan, bagaimana melunasi utang, atau apakah suatu pengeluaran penting atau hanya keinginan.

Kondisi ini biasanya diperburuk oleh rasa stres dan lelah akibat tekanan finansial.

Orang tua yang sudah cemas karena kekurangan uang cenderung lebih mudah marah.

Hal-hal kecil dalam rumah tangga pun bisa memicu pertengkaran.

Jika situasi ini terus berulang, hubungan suami dan istri bisa semakin renggang.

2. Kesehatan Mental Terganggu

Masalah ekonomi dalam rumah tangga bukan hanya membuat kantong kosong, tetapi juga bisa mengganggu kesehatan mental anggota keluarga.

Tekanan finansial yang terus-menerus menimbulkan rasa stres, cemas, hingga depresi.

Suami dan istri yang merasa tidak mampu memenuhi kebutuhan keluarga sering merasa gagal, malu, atau bersalah.

Kondisi ini membuat mereka lebih mudah tersinggung, cepat marah, dan sulit berpikir jernih.

3. Kesehatan Fisik Menurun

Melansir laman Rise Up, dampak masalah ekonomi dalam rumah tangga juga dapat memengaruhi kesehatan fisik.

Tekanan yang terus-menerus dapat menimbulkan masalah seperti sakit kepala, tekanan darah tinggi, hingga penyakit jantung.

Saat uang terbatas, banyak orang menunda berobat atau tidak membeli obat yang dibutuhkan, sehingga penyakit yang ada justru semakin parah.

Masalah finansial juga sering membuat keluarga memilih makanan murah yang kurang bergizi, seperti makanan instan atau olahan, dibandingkan sayur dan buah segar.

Dalam jangka panjang, pola makan ini dapat menimbulkan dampak serius bagi kesehatan.

Selain itu, stres akibat kesulitan ekonomi kerap mendorong seseorang mencari pelarian dengan kebiasaan tidak sehat, seperti merokok, minum alkohol, atau makan berlebihan.

4. Dampak pada Anak

Tak hanya berdampak pada hubungan suami istri, anak juga dapat terkena dampaknya dari masalah ekonomi rumah tangga.

Saat orang tua kesulitan memenuhi kebutuhan dasar seperti makanan, pendidikan, atau kesehatan, anak bisa kehilangan rasa aman.

Mereka mungkin tidak bisa ikut kegiatan sekolah, tidak mendapatkan gizi yang cukup, atau harus menerima kenyataan bahwa orang tua mereka sering bertengkar karena uang.

Hal ini membuat anak merasa minder, tertekan, bahkan kehilangan motivasi untuk belajar.

Dalam studi dari Journal of Adolescent Brain & Cognitive Development (ABCD) juga menemukan bahwa tekanan finansial orang tua (financial strain) berhubungan langsung dengan meningkatnya konflik keluarga, yang kemudian berdampak pada perilaku bermasalah anak baik yang bersifat internal (kecemasan, depresi) maupun eksternal (perilaku agresif, membangkang).

5. Hilangnya Rasa Aman dan Nyaman di Rumah

Rumah idealnya menjadi tempat yang aman, nyaman, dan penuh kasih sayang bagi seluruh anggota keluarga.

Namun, ketika masalah ekonomi muncul, suasana ini bisa berubah drastis.

Tekanan keuangan membuat rumah yang seharusnya jadi tempat beristirahat justru terasa penuh ketegangan.

Dalam jangka panjang, hilangnya rasa aman dan nyaman ini bisa berdampak buruk pada hubungan antaranggota keluarga.

Suami dan istri menjadi semakin jauh, anak-anak kehilangan tempat untuk merasa tenang, dan seluruh keluarga tidak lagi melihat rumah sebagai tempat perlindungan.

Padahal, rasa aman sangat penting untuk menjaga kesehatan mental, membangun kedekatan emosional, dan mendukung tumbuh kembang anak.

6. Kesulitan Merencanakan Masa Depan

Ketika penghasilan pas-pasan atau habis untuk kebutuhan mendesak, keluarga jarang punya kesempatan untuk menabung atau berinvestasi.

Akibatnya, rencana jangka panjang seperti membeli rumah, menyiapkan dana pendidikan anak, atau mempersiapkan masa pensiun menjadi tertunda bahkan terabaikan.

Ketidakmampuan menyusun rencana jangka panjang ini membuat keluarga hidup dari hari ke hari tanpa kepastian, sehingga mudah merasa tidak aman dan tertekan.

Selain itu, kesulitan merencanakan masa depan juga berdampak pada anak.

Tanpa dukungan finansial yang cukup, anak mungkin kehilangan kesempatan mengikuti pendidikan terbaik atau kegiatan pengembangan diri yang sebenarnya bisa meningkatkan masa depan mereka.

Lama-kelamaan, ini bisa menciptakan siklus masalah ekonomi yang berulang dari satu generasi ke generasi berikutnya.

Baca Juga: 7 Tips Mengelola Keuangan Bagi Generasi Sandwich, Mudah Kok!

Cara Mengatasi Masalah Ekonomi Rumah Tangga

Pasangan Mengatur Keuangan
Foto: Pasangan Mengatur Keuangan (Orami Photo Stock)

Lantas, bagaimana cara mengatasi masalah ekonomi rumah tangga?

Beberapa tips di bawah ini mungkin dapat membantu Moms dan Dads.

1. Buat Anggaran Keluarga

Membuat anggaran keluarga adalah langkah dasar dan penting dalam mengelola keuangan rumah tangga.

Dengan adanya anggaran, Moms dan Dads bisa tahu berapa banyak uang yang masuk setiap bulan, untuk apa saja uang keluar, serta bagaimana cara mengatur supaya kebutuhan pokok tetap terpenuhi.

Tanpa anggaran, uang biasanya cepat habis tanpa disadari dan sulit melacak penggunaannya.

Dalam praktiknya, anggaran keluarga bisa dibuat dengan cara sederhana.

Pertama, catat semua sumber pemasukan, misalnya gaji, hasil usaha, atau penghasilan tambahan.

Kedua, buat daftar pengeluaran tetap seperti biaya makan, listrik, air, sekolah anak, transportasi, dan cicilan.

Setelah itu, sisihkan sebagian untuk tabungan atau dana darurat, lalu baru alokasikan sisanya untuk kebutuhan hiburan atau belanja tambahan.

2. Kurangi Pengeluaran yang Tidak Penting

Sering kali uang habis bukan untuk kebutuhan pokok, tapi untuk hal tidak penting atau yang sebenarnya bisa ditunda, seperti jajan berlebihan, belanja karena diskon, dan ikut tren.

Jika terus dibiarkan, tabungan sulit terkumpul dan keuangan jadi berat.

Solusinya, bedakan mana kebutuhan (makan, sekolah, kesehatan) dan mana keinginan (barang mewah, hiburan berlebih).

Kurangi pengeluaran yang hanya untuk keinginan, dan alihkan untuk hal yang lebih bermanfaat, seperti tabungan atau dana darurat.

Dengan cara ini, keuangan keluarga lebih teratur, terhindar dari pemborosan, dan hidup terasa lebih tenang.

3. Siapkan Dana Darurat

Dana darurat adalah tabungan khusus yang dipakai hanya untuk kebutuhan mendesak, seperti saat anggota keluarga sakit, kehilangan pekerjaan, kendaraan rusak, atau ada biaya tak terduga lainnya.

Tanpa dana darurat, keluarga biasanya terpaksa berutang ketika menghadapi keadaan darurat, sehingga masalah keuangan bisa semakin berat.

Idealnya, dana darurat disiapkan sebesar 3–6 kali dari total biaya hidup bulanan.

Namun, jika jumlah ini terasa berat, mulailah dari nominal kecil, misalnya menyisihkan yang penting adalah konsisten menabung sedikit demi sedikit.

Dana darurat sebaiknya disimpan di rekening khusus atau tabungan yang mudah diakses, tetapi jangan dicampur dengan uang harian agar tidak mudah terpakai.

4. Kelola dan Kurangi Utang

Utang sering menjadi beban utama dalam rumah tangga.

Jika tidak dikelola dengan baik, cicilan dan bunga bisa membuat keuangan semakin berat, bahkan membuat kebutuhan pokok terabaikan.

Karena itu, penting bagi keluarga untuk memiliki strategi dalam mengelola dan mengurangi utang.

Langkah pertama adalah membuat daftar semua utang, mulai dari mencatat jumlah pinjaman, bunga, serta tanggal jatuh tempo.

Dengan begitu, keluarga bisa tahu utang mana yang paling mendesak.

Sebaiknya, utamakan melunasi utang dengan bunga tinggi lebih dulu, seperti kartu kredit atau pinjaman online.

Hal ini membantu mengurangi total beban bunga yang harus dibayar.

Selain itu, hentikan kebiasaan menambah utang baru untuk hal-hal konsumtif.

5. Cari Sumber Penghasilan Tambahan

Mengandalkan satu sumber penghasilan sering kali tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga, apalagi jika biaya hidup terus meningkat.

Karena itu, mencari penghasilan tambahan bisa menjadi solusi untuk menutup kekurangan, melunasi utang lebih cepat, atau menambah tabungan.

Ada banyak cara yang bisa dilakukan sesuai dengan kemampuan dan waktu yang tersedia.

Misalnya, memulai usaha kecil dari rumah, mencari pekerjaan lepas (freelance), atau memanfaatkan aset yang ada, seperti menyewakan kamar kosong atau kendaraan.

Selain menambah pemasukan, usaha sampingan juga memberi rasa aman karena keluarga tidak hanya bergantung pada satu sumber pendapatan.

Jika sewaktu-waktu pekerjaan utama terganggu, penghasilan tambahan bisa membantu menjaga kestabilan keuangan.

Meskipun begitu, penting untuk tetap menyesuaikan usaha sampingan dengan waktu dan tenaga.

Jangan sampai mencari penghasilan tambahan justru membuat kesehatan terganggu atau mengurangi waktu berkualitas bersama keluarga.

6. Cari Bantuan Profesional Jika Diperlukan

Tidak semua masalah ekonomi rumah tangga bisa diselesaikan sendiri.

Kadang, kondisi utang menumpuk, pengeluaran tak terkendali, atau konflik soal uang dalam keluarga membutuhkan bantuan dari pihak luar.

Dalam situasi seperti ini, mencari bantuan profesional bisa menjadi pilihan yang bijak.

Bantuan profesional bisa datang dari berbagai pihak.

Misalnya, konsultan keuangan yang membantu menyusun rencana pengelolaan uang, strategi melunasi utang, atau cara menabung dan berinvestasi.

Jika masalah sudah berkaitan dengan hukum, seperti sengketa utang, keluarga juga bisa meminta pendampingan dari lembaga bantuan hukum.

Sementara itu, jika tekanan ekonomi sudah menimbulkan stres berat atau pertengkaran terus-menerus, konseling keluarga atau psikolog bisa membantu memperbaiki komunikasi dan menjaga kesehatan mental.

Baca Juga: Tips Mengatur Keuangan Keluarga Masa Kini, Intip Moms!

Demikian informasi seputar masalah ekonomi rumah tangga yang perlu Moms dan Dads pahami.

  • https://www.betterhelp.com/advice/family/tips-for-dealing-with-family-financial-stress-and-its-potential-mental-health-effects/
  • https://link.springer.com/article/10.1007/s10826-025-03111-1
  • https://www.letsriseup.com/how-money-problems-affect-families/

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2025 Orami. All rights reserved.