21 February 2025

Torus Palatinus: Gejala, Penyebab, dan Cara Mengatasinya

Torus palatinus merupakan gangguan yang terjadi di bagian mulut

Apakah Moms mungkin pernah merasakan ada benjolan kecil di langit-langit mulut? Bisa jadi Moms menderita torus palatinus.

Torus palatinus adalah pertumbuhan tulang yang tidak berbahaya dan tidak menimbulkan rasa sakit yang terletak di langit-langit mulut (langit-langit keras).

Massa atau benjolan muncul di tengah langit-langit keras dan dapat bervariasi dalam berbagai ukuran dan bentuk.

Benjolan tersebut tidak berbahaya dan bukan bersifar kanker.

Hanya saja, Moms tetap harus memeriksakan kondisi tersebut ke dokter jika disertai dengan gejala lainnya.

Gejala Torus Palatinus

Gejala Torus Palatinus (Medical News Today)
Foto: Gejala Torus Palatinus (Medical News Today)

Torus palatinus biasanya dapat dirasakan oleh Moms saat pertama timbul.

Gejala yang dirasakan antara lain, langit-langit mulut terasa keras dan licin saat diraba dengan lidah. Namun, beberapa orang mungkin memiliki benjolan keras dan keluar di area tersebut.

Benjolan torus palatinus bisa berkembang seiring waktu.

Dalam kasus lain, torus palatinus dapat tumbuh selamanya dan tidak bisa dihilangkan.

Malaysian Family Physician menjelaskan saat torus palatinus membesar akan terjadi gangguan bicara atau perubahan pola bicara.

Tak hanya itu, saat benjolan semakin besar, Moms dapat mengalami kesulitan mengunyah jika lokasi dekat dengan gigi atau makanan terjebak di sekitarnya.

Penyebab Torus Palatinus

Torus Palatinus (Medical News Today)
Foto: Torus Palatinus (Medical News Today)

Jurnal Medicina menjelaskan saat ini para peneliti belum dapat menyimpulkan apa penyebab pasti torus palatinus.

Namun, mereka menduga kondisi ini mungkin bersifat genetik sehingga dapat diturunkan kepada anak-anak.

Melansir laman Cleveland Clinic, torus palatinus juga dapat disebabkan olek kondisi berikut ini.

1. Pengaruh Usia

Usia dapat menjadi salah satu faktor penyebab torus palatinus karena seiring bertambahnya usia, terjadi perubahan pada struktur dan densitas tulang.

Misalnya pada usia di atas 30 tahun, tulang cenderung mengalami perubahan metabolik dan akumulasi stres kronis akibat aktivitas sehari-hari, seperti tekanan dari gigitan atau kebiasaan menggerakkan rahang.

Proses alami penuaan ini dapat memicu pertumbuhan tulang ekstra di area langit-langit mulut.

2. Kebiasaan Bruksisme (Menggertakkan Gigi)

Kebiasaan bruksisme (menggertakkan gigi) juga dapat menjadi faktor penyebab torus palatinus karena aktivitas ini menyebabkan tekanan mekanik berulang pada rahang dan langit-langit mulut.

Tekanan tersebut merangsang proses remodeling tulang, di mana sel-sel tulang (osteoblas) menghasilkan jaringan tulang baru sebagai respons adaptif terhadap stres yang terus-menerus.

Akumulasi tekanan ini, terutama pada area langit-langit, dapat memicu pertumbuhan ekstra jaringan tulang yang akhirnya membentuk torus palatinus.

3. Kepadatan Mineral Tulang yang Meningkat

Faktor penyebab torus palatinus selanjutnya yakni kepadatan mineral tulang yang meningkat, karena kondisi tersebut menunjukkan bahwa tulang memiliki kandungan mineral yang tinggi, sehingga menjadi lebih padat dan kuat.

Ketika area langit-langit mulut menerima tekanan atau rangsangan mekanik, tulang dengan kepadatan tinggi cenderung merespons dengan pertumbuhan tambahan sebagai mekanisme adaptasi

4. Bentuk Mulut dan Struktur Gigitan

Jika terdapat ketidaksesuaian, seperti gigi yang berdesakan atau rahang dengan bentuk tertentu, gaya kunyah dan tekanan pada area langit-langit bisa tidak merata.

Tekanan berulang yang diterima oleh area tersebut dapat merangsang proses remodeling tulang, sehingga jaringan tulang ekstra tumbuh sebagai respons adaptif.

Akibatnya, torus palatinus dapat terbentuk di area langit-langit yang mengalami beban mekanik yang terus-menerus.

5. Faktor Genetik

Studi dari Journal of Medicina menyebutkan bahwa faktor genetik memiliki peran yang besar dalam etiologi pertumbuhan tulang mulut.

Jadi, ada kemungkinan bahwa seseorang mewarisi struktur dan ciri anatomi tertentu dari orang tua mereka yang membuat mereka lebih rentan terhadap pertumbuhan tulang abnormal di langit-langit mulut.

Namun, peran genetik dalam torus palatinus tidak sepenuhnya dipahami dan masih memerlukan penelitian lebih lanjut.

Ini juga mungkin bahwa faktor genetik bekerja bersama dengan faktor lingkungan atau hormonal untuk memengaruhi perkembangan kondisi ini.

Meskipun faktor genetik dapat meningkatkan risiko seseorang untuk mengalami torus palatinus, tidak semua orang dengan riwayat keluarga kondisi ini akan mengembangkannya.

Ada juga kasus torus palatinus yang terjadi tanpa riwayat keluarga yang jelas, menunjukkan bahwa faktor-faktor lain juga dapat berperan dalam perkembangannya.

Cara Mendiagnosa Torus Palatinus

Diagnosa Torus Palatinus (Medical News Today)
Foto: Diagnosa Torus Palatinus (Medical News Today)

Saat torus palatinus membesar, Moms mungkin akan mulai mengalami rasa tidak nyaman di dalam mulut.

Namun, saat ukurannya masih tergolong kecil, Moms tidak akan merasakan apapun.

Jadi, penting untuk Moms mencoba melakukan pemeriksaan mulut secara rutin.

Hal ini juga dapat membantu Moms mengetahui apakah benjolan tersebut benar torus palatinus atau kanker mulut.

Karena Moms perlu menyelidiki benjolan apapun yang ada di tubuh.

Namun, kanker mulut merupakan kasus yang jarang terjadi.

Selain itu, kanker mulut biasanya akan ditandai dengan tumbuhnya jaringan di bagian pipi atau lidah.

Saat hal ini terjadi, dokter mungkin akan melakukan pemeriksaan CT scan untuk mengambil gambar torus palatinus untuk menyingkirkan kemungkinan kanker.

Cara Mengobati Torus Palatinus

Cek Kesehatan Mulut (Orami Photo Stock)
Foto: Cek Kesehatan Mulut (Orami Photo Stock)

Mengingat torus palatinus merupakan kondisi yang tidak berbahaya, maka tidak ada perawatan khusus untuk mengatasinya.

Namun, jika torus palatinus menyebabkan gangguan signifikan seperti kesulitan makan, bicara, atau perawatan mulut, operasi dapat dipertimbangkan.

Operasi dapat dilakukan dengan bius lokal dan biasanya dilakukan oleh dokter spesialis di bidang operasi leher, wajah, dan rahang.

Prosedur ini meliputi pembuatan sayatan di bagian tengah langit-langit keras, pengangkatan kelebihan tulang, kemudian menutup luka dengan jahitan.

Meskipun operasi ini tergolong ringan, bila tidak ditangani oleh tenaga ahli, dapat menimbulkan risiko seperti robekan pada rongga hidung, infeksi, pembengkakan, pendarahan berlebihan, serta reaksi terhadap anestesi.

Maka dari itu, penting untuk menyerahkan proses penanganan torus palatinus pada ahlinya.

Proses pemulihan biasanya memakan waktu 3 hingga 4 minggu.

Untuk membantu mengurangi ketidaknyamanan dan mempercepat penyembuhan, dokter bedah mungkin akan menyarankan:

  • Konsumsi obat pereda nyeri
  • Konsumsi makanan lunak untuk menghindari tekanan pada jahitan
  • Berkumur dengan air garam atau antiseptik oral guna mengurangi risiko infeksi

Komplikasi Torus Palatinus

Komplikasi Torus Palatinus
Foto: Komplikasi Torus Palatinus (shutterstock)

Tenang Moms, torus palatinus tidak berbahaya.

Pertumbuhan tersebut tidak menyebabkan kanker, infeksi, atau komplikasi serius lainnya.

Namun, seperti halnya pertumbuhan dalam tubuh, hal itu dapat mengganggu fungsi normal.

Pertumbuhan yang sangat besar dan yang terletak di dekat struktur lain lebih mungkin menyebabkan komplikasi.

Beberapa masalah yang menyebabkan komplikasi torus palatinus adalah sebagai berikut.

1. Rasa Tidak Nyaman di Mulut

Seseorang mungkin menemukan bahwa pertumbuhan mengganggu posisi normal lidah mereka atau membuatnya sulit untuk menutup atau mengistirahatkan mulut dengan nyaman.

2. Kesulitan dalam Menelan Makanan

Saat torus palatinus membesar, Moms mungkin akan mengalami kesulitan dalam menelan makanan.

Hal ini biasanya terjadi saat benjolan tumbuh di bagian belakang langit-langit mulut.

Saat mengalami kondisi ini, sebaiknya Moms segera bertemu dengan dokter dan melakukan pemeriksaan leih dalam.

3. Makan dan Mengunyah

Jika torus palatinus tumbuh di dekat gigi akan menghambat proses mengunyah.

Saat hal ini terjadi, Moms akan kesulitan untuk menelan makanan khususnya yang berukuran besar dan juga keras.

Penting untuk Moms berkonsultasi dengan dokter saat mengalami kondisi ini.

4. Kebersihan Mulut Terganggu

Kadang-kadang, pertumbuhan dapat membuat gigi sulit disikat secara efektif.

Makanan yang macet saat pertumbuhan dapat menyebabkan masalah kesehatan mulut seperti bau mulut dan kerusakan gigi.

5. Kesulitan Berbicara

Kadang-kadang, pertumbuhan mungkin membuat sulit untuk menggerakkan lidah dan mulut dengan benar saat berbicara.

Hal ini dapat menyebabkan seseorang mengalami gangguan bicara atau masalah bicara seperti cadel.

6. Kecemasan

Saat tumbuh benda asing di dalam tubuh dapat menimbulkan perasaan cemas bagi Moms.

Hal ini juga terjadi kepada orang-orang dengan totis palatinus.

Apalagi jika ukurannya semakin besar dan menyebabkan ketidaknyamanan dibagian mulut.

Beberapa orang mungkin merasa takut itu akan menjadi kanker, terutama jika mereka terus mengembangkan pertumbuhan baru.

Jika hal ini terjadi, sebaiknya Moms segara memeriksakan diri ke dokter sehingga dapat penanganan yang sesuai dan rasa cemas akan hilang.

Baca Juga: 10 Penyakit Mulut pada Anak yang Bisa Menyerang Si Kecil

Demikian penjelasan mengenai torus palatinus yang perlu Moms ketahui. Semoga bermanfaat ya, Moms.

  • https://www.healthline.com/health/torus-palatinus
  • https://www.medicalnewstoday.com/articles/torus-palatinus
  • https://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S1010660X15000488
  • https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/24829-torus-palatinus

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2025 Orami. All rights reserved.