Mengenal Tradisi Gowok dalam Film Gowok: Kamasutra Jawa
Tradisi gowok merupakan sebuah warisan budaya Jawa yang unik, di mana seorang perempuan dewasa yang disebut gowok bertugas mengajarkan calon pengantin pria tentang kehidupan rumah tangga dan pendidikan seks sebelum menikah.
Dalam tradisi ini, calon suami akan tinggal bersama gowok selama beberapa hari untuk mendapatkan pelatihan langsung mengenai cara memuaskan istri dan memahami seluk-beluk tubuh perempuan.
Diharapkan para calon suami ini siap menjalani peran sebagai kepala keluarga setelah menikah.
Sejarah Tradisi Gowok

Tradisi ini melibatkan seorang pria muda yang “dititipkan” kepada seorang wanita dewasa sebagai persiapan menuju pernikahan.
Wanita tersebut bertugas mengenalkan berbagai hal seputar kehidupan rumah tangga, termasuk hal-hal yang bersifat intim seperti pendidikan seks.
Asal-usul tradisi ini dipercaya bermula dari seorang wanita Tionghoa bernama Goo Wok Niang yang datang bersama Laksamana Cheng Ho ke tanah Jawa sekitar tahun 1415.
Dari sanalah, konsep pergowokan mulai dikenal dan menyebar di kalangan masyarakat Jawa.
Menariknya, dulu pembicaraan soal seks dianggap tabu di dalam keluarga, sehingga peran gowok dianggap penting.
Ia bertindak seolah-olah sebagai istri, memberi pemahaman kepada calon pengantin pria bagaimana cara menjadi suami yang baik.
Namun tidak semua wanita bisa menjadi gowok, lho. Mereka harus memiliki pengalaman, mampu mengendalikan diri, dan profesional dalam menjalankan tugas.
Biasanya, pria yang ikut dalam tradisi ini berasal dari keluarga terpandang yang mampu membayar jasa gowok.
Bahkan, tarifnya bisa mencapai 0,25 hingga 0,35 gulden per hari! Selain itu, sebagai bentuk penghargaan, orang tua juga sering memberi beras, kelapa, atau kebutuhan pokok lainnya.
Meskipun kini tradisi gowok sudah tidak lagi dipraktikkan, kisahnya menjadi bagian dari sejarah budaya Jawa yang cukup menarik untuk diketahui.
Kini tradisi gowok diangkat dalam film layar lebar dengan judul yang sama, Gowok: Kamasutra Jawa.
Bagaimana Tradisi Gowok Berlangsung?
Tradisi gowok dimulai setelah lamaran calon pengantin pria diterima dan tanggal pernikahan ditentukan.
Pada tahap ini, kedua keluarga akan berdiskusi untuk memilih siapa wanita yang akan menjadi gowok, yaitu sosok yang akan memberikan pembekalan kepada calon pengantin pria sebelum menikah.
Setelah sepakat, keluarga calon mempelai pria akan menghubungi gowok pilihan dan melakukan kesepakatan berupa pemberian mahar, mirip seperti mahar untuk calon istri.
Tak jarang, ada juga bebungah atau hadiah tambahan sesuai kesepakatan kedua belah pihak.
Selama proses ini, calon pengantin laki-laki akan tinggal bersama gowok.
Pelatihan bisa dilakukan di rumah si gowok, atau gowok datang dan tinggal di rumah keluarga calon pengantin.
Masa pembelajaran ini berlangsung sangat singkat, biasanya hanya beberapa hari hingga maksimal satu minggu.
Dalam tradisi ini, gowok tidak hanya mengajarkan tentang hubungan suami istri, tetapi juga nilai-nilai kehidupan rumah tangga secara keseluruhan, mulai dari cara bersikap kepada istri, etika bersosialisasi, hingga menghadiri acara hajatan.
Mereka hidup bersama layaknya pasangan, lengkap dengan dapur sendiri sebagai simbol kesiapan menjalani kehidupan rumah tangga.
Tradisi Gowok Dulu dan Kini
Dalam budaya Jawa zaman dulu, tradisi ini muncul sebagai bentuk persiapan bagi calon pengantin pria sebelum malam pertama.
Tujuannya jelas, agar sang pria sudah punya bekal pengetahuan, bahkan keterampilan dalam urusan hubungan suami istri.
Dalam hal ini, gowok bertindak sebagai "guru laki", yaitu sosok wanita dewasa yang membimbing langsung tentang kehidupan pernikahan, termasuk aspek fisik dan emosional.
Secara historis, praktik ini juga punya nilai sosial. Seorang pria yang pernah mengikuti pergowokan dianggap lebih matang dan siap menjadi pemimpin di lingkungannya.
Namun, seiring waktu, tradisi ini mulai ditinggalkan. Kini, ilmu seputar pernikahan dan hubungan bisa dipelajari lewat banyak sumber, termasuk internet dan kelas pranikah yang resmi.
Meski praktiknya sudah tidak relevan lagi, mempelajari tradisi gowok tetap menarik.
Dari sini kita bisa melihat bagaimana seksualitas, kekuasaan, dan budaya saling berinteraksi dalam sejarah masyarakat Jawa.
Tradisi ini juga menjadi bukti bahwa nilai budaya bisa mengalami perubahan dan reinterpretasi sesuai perkembangan zaman dan norma masyarakat.
Selain gowok, cek juga tradisi Jawa lainnya di sini.
Itulah informasi seputar tradisi gowok, tradisi unik dari Tanah Jawa yang kini dapat Moms saksikan di bioskop.
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2025 Orami. All rights reserved.