8 Penyebab Bercak Putih di Wajah Bayi, Apakah Bahaya?
Perubahan warna kulit pada bayi bisa saja terjadi, terutama di wajah. Ada yang muncul bercak merah, bercak kecokelatan, maupun bercak putih di wajah bayi.
Terkadang, bercak ini dapat menyebar ke bagian tubuh yang lain.
Bercak putih di wajah bayi seperti panu adalah masalah yang sering terjadi pada anak-anak.
Jadi, Moms tidak perlu khawatir, karena bercak ini dapat dihilangkan dengan pengobatan yang tepat.
Penyebab Bercak Putih di Wajah Bayi

Sebelum membahas mengenai cara penanganannya, ada baiknya Moms tahu terlebih dahulu apa penyebab bercak putih di wajah bayi.
1. Kekurangan Nutrisi
Kurangnya nutrisi merupakan alasan umum timbulnya bercak putih di wajah bayi.
Seperti Moms tahu, asupan gizi seimbang adalah syarat anak mendapatkan nutrisi yang lengkap.
Sayangnya banyak Si Kecil yang masih memilah-milah makanan.
Akibatnya, anak jadi kekurangan vitamin dan muncul bercak putih di kulit.
2. Tanda Lahir
Yup, bercak putih di wajah bayi seperti panu yang muncul bisa juga merupakan tanda lahir yang memang sudah ada.
Jika bercak putih pada wajah si kecil benar merupakan tanda lahir, maka Moms tidak perlu khawatir.
3. Tinea Versicolour

Menurut dr. Triana Agustin, Sp. D.V.E, Subsp. D.A. Dokter Spesialis Dermatologi Venereologi Estetika Subspesialis Dermatovenereologi Anak RS Pondok Indah – Pondok Indah, tinea versicolor atau pityriasis versicolor adalah infeksi jamur yang disebabkan oleh Malassezia.
Jamur ini kemudian memproduksi asam yang dapat mengganggu produksi melanin di dalam tubuh Si Kecil.
Beberapa orang dengan kondisi ini mengalami munculnya bercak putih, merah, atau cokelat pada kulit.
Jika anak Moms memiliki kulit yang lebih cerah, bercak putih mungkin akan sulit terlihat.
"Gangguan kulit ini dapat terjadi pada orang-orang dari segala usia.
Namun, umumnya menyerang orang-orang yang tinggal di iklim lembap, serta orang-orang yang banyak berkeringat, memiliki kulit berminyak atau sistem kekebalan yang lemah," jelas dr. Triana.
Karena tinea versicolor disebabkan oleh pertumbuhan jamur yang berlebihan, obat antijamur merupakan pilihan pengobatan yang utama.
Sebaiknya Moms berkonsultasi dengan dokter spesialis dermatologi venereologi estetika subspesialis dermatovenereologi anak untuk mendapatkan penanganan yang tepat.
Bercak putih pada wajah bayi biasanya hilang setelah jamur terkendali.
Diperlukan waktu berminggu-minggu atau berbulan-bulan untuk kulit kembali ke warna normal.
Perawatan kulit yang konsisten, juga dibutuhkan untuk menjaga kebersihan dan kelembapan sehingga infeksi jamur tidak berulang/kambuh.
4. Vitiligo
Vitiligo adalah kondisi di mana timbul bercak putih seperti susu di kulit.
Bagi sebagian orang tua, vitiligo mungkin terlihat menakutkan karena menggangu penampilan.
Namun, sebenarnya vitiligo tidak berbahaya.
Vitiligo disebabkan oleh hilangnya pigmentasi warna kulit, akibat gangguan autoimun.
Menurut National Health Service, bercak kulit yang mengalami depigmentasi ini bisa tampak di area kulit mana pun, termasuk:
- Wajah
- Lengan
- Tangan
- Kaki
- Telapak kaki
- Alat kelamin
Bercak ini mungkin awalnya berukuran kecil dan secara bertahap bertambah atau melebar hingga area putih menutupi sebagian besar tubuh.
Namun, bercak putih yang meluas seperti ini tidak terjadi di semua kasus.
Kondisi ini dapat berkembang pada semua usia, meskipun kebanyakan orang tidak menunjukkan gejala penyakit hingga usia 20-an.
Risiko anak untuk mengalami vitiligo akan meningkat jika ia memiliki riwayat penyakit dalam keluarga.
Pengobatan vitiligo tergantung pada tingkat keparahan kondisinya.
Dokter mungkin merekomendasikan krim topikal, terapi sinar ultraviolet, atau obat oral untuk membantu memulihkan warna kulit dan menghentikan penyebaran bercak putih di wajah bayi.
Cangkok kulit juga efektif untuk menghilangkan bercak vitiligo.
Untuk melakukan tindakan ini, dokter akan mengangkat kulit normal dari salah satu bagian tubuh dan menempelkannya ke bagian tubuh yang mengalami vitiligo.
5. Luka Bakar
Umumnya, bekas luka tertentu pada kulit juga dapat menyebabkan kerusakan pada pigmen sehingga tampak seperti bercak putih pada kulit.
6. Milia

Milia merupakan salah satu penyebab bercak putih pada bayi yang cukup sering ditemui.
Kondisi ini berkembang ketika keratin terperangkap di bawah kulit.
Keratin adalah protein yang menyusun lapisan luar kulit.
Hal ini menyebabkan terbentuknya kista kecil berwarna putih di kulit.
Kondisi ini paling sering terjadi pada anak-anak dan orang dewasa, tetapi juga terlihat pada bayi baru lahir.
Jika bintik putih disebabkan oleh keratin yang terperangkap, disebut sebagai milia primer.
Namun, kista putih kecil ini juga bisa terbentuk di kulit akibat luka bakar, kerusakan akibat sinar matahari.
Milia umumnya terdapat di bagian pipi, hidung, dahi, dan sekitar mata.
Biasanya tidak terasa nyeri atau gatal, dan kondisi ini dapat sembuh sendiri tanpa pengobatan dalam beberapa minggu.
Jika kondisi anak tidak membaik dalam beberapa bulan, segera bawa anak ke dokter spesialis dermatologi venereologi estetika subspesialis dermatovenereologi anak untuk mendapatkan diagnosis dan penanganan yang tepat.
7. Pityriasis Alba
Pityriasis alba adalah salah satu eksim yang menyebabkan munculnya bercak oval kulit berwarna putih dengan sisik halus.
Gangguan kulit ini memengaruhi sekitar 5% anak-anak di seluruh dunia, terutama yang berusia antara 3 hingga 16 tahun.
Penyebab pasti dari kondisi ini tidak diketahui, tetapi biasanya muncul pada kondisi dermatitis atopik.
Hal ini mungkin terkait dengan paparan sinar matahari atau kulit kering yang menyebabkan hipopigmentasi.
Pityriasis alba sering hilang dengan sendirinya dalam beberapa bulan, meskipun perubahan warna bisa bertahan hingga tiga tahun.
8. Hipomelanosis Gutata Idiopatik (Bintik Matahari)
Hipomelanosis gutata idiopatik, atau bintik matahari, adalah bintik putih yang terbentuk di kulit akibat paparan sinar ultraviolet (UV) dalam jangka panjang.
Jumlah dan ukuran bintik putih bervariasi, tetapi biasanya berbentuk bulat, datar, dan berukuran antara 2-5 milimeter.
Bintik-bintik ini dapat berkembang di berbagai bagian tubuh anak termasuk:
- Wajah
- Lengan
- Punggung
- Kaki
Menurut American Osteopathic College of Dermatology, kondisi ini lebih mudah terlihat pada orang dengan kulit cerah, dan risiko bintik matahari meningkat seiring bertambahnya usia.
Wanita memiliki risiko lebih mengalami bintik pada usia lebih muda dibandingkan dengan pria.
Karena bintik putih ini disebabkan oleh paparan sinar UV, Moms sebaiknya mengaplikasikan tabir surya (sunblock/sunscreen) pada Si Kecil ketika beraktivitas di luar ruangan, untuk mencegah bertambahnya bintik matahari.
Penggunaan tabir surya (sunblock/sunscreen) dapat membantu mencegah terbentuknya bintik yang baru.
Cara Mengatasi Bercak Putih pada Wajah Bayi

Cara-cara ini bisa Moms lakukan untuk menghilangkan bercak putih di wajah bayi.
Jika dilakukan secara rutin, maka hasil yang didapatkan pun akan optimal.
1. Mengoleskan Sunblock/Sunscreen
Mengoleskan sunscreen bayi atau tabir surya dapat bermanfaat untuk mencegah bercak putih yang disebabkan oleh paparan sinar matahari, seperti vitiligo dan pitiriasis alba.
Pastikan untuk menggunakan produk tabir surya yang dirancang khusus untuk bayi atau anak-anak, ya, Moms.
Biasanya, sunscreen untuk bayi memiliki formula lebih ringan dan tidak mengandung bahan kimia yang keras atau iritan.
Moms dapat mengaplikasikan sunscreen secara lembut dan merata di area tubuh bayi yang terpapar sinar matahari, termasuk wajah, telinga, dan tangan.
Hindari area sekitar mata untuk mencegah iritasi.
"Oleskan tabir surya ini selama 15-30 menit sebelum bayi terpapar sinar matahari dan ulangi setiap dua jam atau setelah bayi berenang atau berkeringat," saran dr. Triana.
2. Berikan Asupan Sayur dan Buah yang Cukup

Memberikan sayur dan buah untuk bayi juga bisa berperan penting dalam kesehatan kulit secara umum, termasuk mengatasi bercak putih di wajah bayi.
Asupan sayuran dan buah-buahan yang cukup dalam menu makan bayi yang sudah mulai mengonsumsi makanan padat (umumnya setelah usia 6 bulan) dapat membantu memberikan nutrisi yang penting untuk mendukung kesehatan kulit.
Nutrisi ini termasuk vitamin, mineral, dan antioksidan yang penting untuk menjaga kulit agar tetap sehat dan dapat membantu dalam pemulihan kondisi kulit tertentu.
Namun sebelum memperkenalkan sayuran dan buah kepada bayi, pastikan untuk mulai dengan makanan yang tepat berdasarkan usia mereka dan mengikuti rekomendasi dokter spesialis anak atau ahli gizi anak untuk memastikan Si Kecil menerima nutrisi yang cukup dan aman.
3. Menggunakan Pelembap Kulit
Sebagai dokter spesialis dermatologi venereologi estetika, dr. Triana menyarankan untuk menggunakan emolien (pelembap) bebas parfum dan pewarna.
Pelembap ini berguna untuk mencegah kulit kering yang dapat menyebabkan Pityriasis alba.
Bercak putih lebih sering muncul di area kulit yang lebih sensitif jika dibandingkan dengan kulit di sekitarnya.
Inilah mengapa lebih baik menggunakan pelembap yang tidak mengandung pewangi atau bahan kimia buatan.
Sebaiknya Moms berkonsultasi dengan Ddokter spesialis dermatologi venereologi estetika subspesialis dermatovenereologi anak untuk mengetahui pelembap terbaik yang dapat digunakan untuk Si Kecil.
4. Menjaga Kebersihan Kulit Bayi
Jangan lupa untuk selalu menjaga kebersihan kulit Si Kecil, ya, Moms.
Misalnya dengan memandikan bayi secara rutin menggunakan air hangat dan sabun lembut khusus bayi.
Hal ini akan membantu membersihkan kotoran, minyak berlebih, dan kuman dari kulit bayi yang berisiko menyumbat pori-pori dan menyebabkan masalah kulit.
Setelah mandi, keringkan kulit bayi dengan handuk yang lembut.
Pastikan untuk menepuk-nepuk kulit bayi dengan handuk secara lembut, jangan menggosok, karena ini bisa mengiritasi kulit sensitif bayi.
Kemudian, kenakan pakaian yang terbuat dari bahan alami seperti katun yang lembut dan menyerap keringat.
Hindari pakaian yang terbuat dari bahan sintetis yang berisiko mengiritasi kulit bayi.
Pastikan juga untuk mencuci pakaian bayi dengan deterjen yang lembut dan aman untuk bayi.
Lalu, pastikan untuk mengganti popok bayi secara rutin minimal tiap 4 jam sekali atau sesegera mungkin setelah Si Kecil BAB sehingga dapat mencegah iritasi akibat kelembapan yang tertinggal.
Ingat ya, Moms, gunakanlah popok yang pas dan pastikan area popok selalu kering dan bersih.
5. Gunakan Krim Antijamur
Menggunakan krim antijamur bisa menjadi salah satu cara mengatasi bercak putih di wajah bayi jika penyebabnya adalah infeksi jamur, seperti tinea versicolor (panu).
Sebelum mengaplikasikan obat antijamur, penting bagi Moms untuk mendapatkan diagnosis yang tepat dari dokter spesialis dermatologi venereologi estetika subspesialis dermatovenereologi anak.
Dokter akan memastikan bahwa bercak putih tersebut memang disebabkan oleh jamur dan bukan kondisi kulit lain yang tidak memerlukan atau bahkan bisa diperburuk oleh penggunaan krim antijamur.
Jika dokter menentukan bahwa krim antijamur diperlukan, maka akan direkomendasikan produk yang aman dan efektif untuk bayi.
Ikuti petunjuk dokter atau petunjuk pada kemasan obat mengenai seberapa sering dan berapa lama Moms harus mengaplikasikan krim antijamur pada kulit Si Kecil.
Ketika digunakan, sebaiknya perhatikan juga reaksi kulit bayi terhadap krim antijamur.
Jika Moms melihat tanda-tanda iritasi seperti kemerahan, gatal, atau pembengkakan, hentikan penggunaan krim antijamur dan konsultasikan lagi dengan dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat.
Baca Juga: 9 Penyebab Bentol Berair pada Kulit Bayi Kata Dokter!
Itu dia beberapa penanganan yang bisa Moms lakukan jika bercak putih muncul pada kulit buah hati.
Selain untuk mengobati, cara-cara di atas bisa dilakukan juga untuk mencegah munculnya bercak putih pada kulit bayi, lho Moms!
- https://www.nhs.uk/conditions/vitiligo/
- https://www.aocd.org/page/IdiopathicGuttateH
- https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/17868-milia
- https://www.verywellhealth.com/pityriasis-alba-1068759
- https://www.healthline.com/health/skin-disorders/white-spots-on-skin
- https://www.medicalnewstoday.com/articles/319887
- https://www.health.com/white-spots-on-skin-7967105
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2025 Orami. All rights reserved.