Tindakan Histerektomi dan Kondisi Medis yang Memerlukannya
Ada cukup banyak mitos histerektomi yang beredar di masyarakat dan seringkali membuat wanita merasa khawatir atau takut ketika mendengar prosedur ini.
Padahal dengan informasi yang tepat, wanita dapat lebih memahami bahwa histerektomi adalah solusi medis yang dapat meningkatkan kualitas hidup.
Terutama bagi mereka yang mengalami keluhan berat akibat penyakit rahim.
Apa Itu Histerektomi?
Histerektomi adalah prosedur operasi untuk mengangkat rahim (uterus) seorang wanita.
Setelah rahim diangkat, seorang wanita tidak akan mengalami menstruasi lagi dan tidak bisa hamil.
Kondisi yang Memerlukan Tindakan Histerektomi

"Tindakan histerektomi diperlukan ketika adanya ukuran mioma uteri yang besar, penebalan dinding rahim berulang, dan adanya kanker pada rahim (tentunya tindakan ini dapat dilakukan apabila pasien tidak ingin punya keturunan lagi)," jelas dr. Thomas Chayadi, Dokter Spesialis Kebidanan dan Kandungan RS Pondok Indah – Puri Indah.
Menurut dr. Thomas, setelah tindakan histerektomi, karena rahim sudah diangkat, maka pasien tidak akan mengalami menstruasi kembali (bukan menopause).
Manfaatnya adalah keluhan yang ditimbulkan oleh penyakit pada rahim menjadi sembuh atau menghilang.
Jenis-jenis Histerektomi

Tergantung pada alasan dilakukan histerektomi, ahli bedah dapat memilih untuk mengangkat semua atau hanya sebagian dari rahim.
Pasien terkadang menggunakan istilah ini secara tidak tepat, jadi penting untuk mengklarifikasi dengan benar.
Berikut jenis-jenis histerektomi yang penting untuk dipahami:
- Histerektomi supracervial atau subtotal, hanya mengangkat bagian atas rahim, menjaga serviks tetap di tempatnya.
- Histerektomi total, mengangkat seluruh rahim dan leher rahim.
- Histerektomi radikal, mengangkat seluruh rahim, jaringan di sisi rahim, leher rahim, dan bagian atas vagina. Histerektomi radikal umumnya hanya dilakukan jika terdapat kanker.
Dokter bedah dapat mengangkat ovarium, prosedur yang disebut ooforektomi atau membiarkannya tetap di tempatnya.
Ketika tabung dikeluarkan, prosedur itu disebut salpingektomi.
Apabila seluruh rahim, kedua tuba, dan kedua ovarium diangkat, seluruh prosedur disebut histerektomi dan salpingektomi-ooforektomi bilateral.
Baca Juga: Ciri-ciri Rahim Bermasalah dan Penyebabnya, Moms Wajib Tahu!
Mitos Histerektomi yang Tidak Perlu Dipercaya

Adapun mitos histerektomi yang berkembang di tengah masyarakat, antara lain:
1. Hanya Dijalani Lansia dengan Kanker Rahim
Faktanya, wanita dari segala usia bisa memerlukan operasi histerektomi karena berbagai alasan.
Termasuk timbulnya kanker ginekologi, fibroid rahim, prolapsus uterus, perdarahan vagina yang abnormal, endometriosis, penyakit radang panggul, dan lainnya.
Operasi histerektomi juga bisa dialami oleh wanita sebelum maupun sesudah menopause. Jadi, bukan hanya wanita dengan usia lanjut.
2. Harus Menjalani Histerektomi Jika Kanker Terdeteksi
Faktanya, operasi histerektomi tidak hanya diperlukan untuk mengobati kanker.
Penyakit non-kanker bisa juga membutuhkan operasi histerektomi sebagai pilihan terakhir setelah pengobatan lainnya tidak berhasil.
Misalnya, jika ada pendarahan atau infeksi rahim yang tidak terkontrol bukan karena kanker, histerektomi darurat mungkin diperlukan.
3. Rahim akan Diangkat Selama Histerektomi
Sebenarnya ada tiga jenis histerektomi yakni supracervial, total dan radikal.
Ahli bedah dapat memilih untuk mengangkat seluruh atau hanya sebagian dari rahim tergantung pada alasan medis pasien membutuhkan operasi histerektomi tersebut.
Dalam beberapa kasus operasi histerektomi, leher rahim dan/atau ovarium juga diangkat.
Bahkan histerektomi total juga mengangkat seluruh uterus dan serviks.
Sementara dalam histerektomi supracervial atau subtotal, ahli bedah hanya mengangkat bagian atas rahim dan menjaga serviks tetap di tempatnya.
Operasi histerektomi jenis ini hanya dapat dilakukan secara laparoskopi atau perut.
Lalu histerektomi radikal, umumnya dilakukan ketika kanker terdeteksi.
Biasanya ahli bedah akan mengangkat seluruh rahim, jaringan di sisi rahim, leher rahim dan bagian atas vagina.
Selain itu, ahli bedah juga bisa mengangkat ovarium, yakni prosedur yang disebut ooforektomi atau dapat dibiarkan di tempat.
4. Vagina adalah Pintu untuk Melakukan Operasi Histerektomi
Ini hanyalah mitos histeroktomi yang tidak perlu dipercaya juga.
Faktanya, ada tiga cara melakukan operasi histerektomi, yakni melalui vagina, perut atau dengan bantuan laparoskopi dan robot.
Ketika wanita memilih metode histerektomi yang mereka sukai, dokter harus mempertimbangkan prosedur operasi yang paling aman dan biaya efektif untuk memenuhi kebutuhan medis pasien.
Namun menurut ACOG, histerektomi vagina memiliki hasil yang lebih baik dan komplikasi lebih sedikit daripada histerektomi laparoskopi atau perut.
Baca Juga: Benarkah Polip Rahim Menyebabkan Sulit Hamil? Simak Moms
5. Masih Bisa Hamil setelah Operasi Histerektomi
Faktanya, seorang wanita tidak bisa hamil lagi setelah operasi histerektomi.
Setelah menjalani histerektomi, wanita pun tidak akan lagi mengalami menstruasi.
Prosedur ini menandakan akhir dari kesuburan seorang wanita.
6. Tidak Bisa Berhubungan Seksual setelah Operasi Histerektomi
Rentang waktu wanita bisa melakukan hubungan seksual setelah histerektomi tergantung pada jenis operasi histerektomi yang dijalani.
Umumnya, 2 hingga 4 minggu pasca operasi wanita boleh saja melakukan hubungan seksual jika dokter mengizinkan.
Terutama, jika leher rahim tidak diangkat bersamaan dengan rahim selama operasi histerektomi.
Namun, jika leher rahim diangkat, maka dibutuhkan sekitar 6 minggu untuk pulih sebelum melakukan hubungan seks.
"Setelah histerektomi, pasien tetap dapat melakukan hubungan intim karena hanya rahim yang diangkat, vagina masih ada, dan Moms masih dapat berhubungan intim seperti biasa," tutur dr. Thomas.
Baca Juga: Rahim Pendek: Penyebab, Tanda, dan Cara Perawatannya
Jadi, itulah jenis histerktomi dan beberapa mitos mengenai histeroktomi yang tidak perlu dipercaya, Moms.
Semoga Moms yang harus menjalani histerektomi bisa bangkit dari kesedihan dan bisa menjalani hari lagi dengan langkah yang lebih ringan.
- https://www.acog.org/womens-health/faqs/hysterectomy
- https://my.clevelandclinic.org/health/procedures/hysterectomy
- https://www.mcleodhealth.org/blog/the-facts-and-myths-about-having-a-hysterectomy/
- https://rightasrain.uwmedicine.org/well/health/hysterectomy-surgery-myths
- https://jhcfw.com/hysterectomy-facts-vs-myths/
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2025 Orami. All rights reserved.