ISK pada Ibu Hamil: Gejala, Penyebab, dan Pengobatannya
Intinya Nih, Moms:
- Infeksi saluran kemih (ISK) umum terjadi selama kehamilan.
- Gejala ISK meliputi nyeri saat buang air kecil, sering ingin buang air kecil, dan rasa tidak nyaman di perut bawah.
- ISK yang tidak diobati bisa berkembang menjadi sistitis atau infeksi ginjal yang berbahaya.
ISK pada ibu hamil atau infeksi saluran kemih merupakan kondisi yang umum dan kerap dialami oleh perempuan.
Kondisi ini terjadi saat bakteri masuk ke saluran kemih melalui lubang kencing dan memicu infeksi.
Menurut American Academy of Family Physicians, risiko ISK pada ibu hamil biasanya mulai meningkat sejak minggu ke-6 dan bisa memburuk pada minggu ke-22 hingga 24 kehamilan.
Hal ini dipengaruhi oleh anatomi tubuh wanita yang memudahkan bakteri dari area vagina atau anus masuk ke saluran kemih.
Beberapa kebiasaan yang tampak sepele, seperti menyeka area kewanitaan dari belakang ke depan atau tidak buang air kecil setelah berhubungan intim, bisa jadi pemicu infeksi.
Untuk itu, penting bagi Moms memahami penyebab, gejala, serta cara mencegah ISK selama hamil.
Simak artikel ini sampai selesai agar Moms bisa menjaga kesehatan diri dan janin dengan lebih optimal.
Baca Juga: Tanya Jawab Dokter tentang Kadar Asam Urat Normal Wanita
Gejala ISK Saat Hamil

Sebaiknya Moms waspada karena ISK pada ibu hamil di kehamilan pertama, bisa berulang pada kehamilan berikutnya.
Begitu juga dengan wanita yang sudah pernah mengidap ISK sebelum hamil, risikonya semakin tinggi untuk mengalaminya ketika hamil.
Berikut ini gejala-gejala ISK saat kehamilan, yaitu:
- Buang air kecil terasa sangat menyakit bahkan seperti terbakar.
- Urine berwarna keruh atau terdapat noda darah.
- Nyeri pada area panggul atau punggung bagian bawah.
- Sering buang air kecil.
- Demam yang dibarengi mual atau muntah.
- Tubuh mudah merasa kelelahan dan gemetar.
Adapun gejala bisa memburuk dan mengganggu kondisi ibu hamil dan janinnya.
Jika salah satu dari ini hal ini terjadi pada Moms, pastikan untuk mendiskusikannya dengan dokter sehingga Moms dapat dimonitor secara ketat untuk tanda-tanda infeksi:
- Riwayat ISK berulang
- Diabetes saat hamil
- Memiliki beberapa anak
- Kegemukan
- Aktif secara seksual
- Penyakit anemia sel sabit
- Kerusakan saraf yang mengontrol kandung kemih karena penyakit Parkinson, multiple sclerosis, atau cedera fisik
Tak hanya itu, perlu pengawasan lebih lanjut jika pernah operasi saluran kemih sebelumnya pada ibu hamil.
Baca Juga: 6 Penyebab Telinga Bayi Bau, Jangan Dianggap Sepele!
Penyebab ISK pada Ibu Hamil

Penyebab utama ISK pada ibu hamil dapat dipengaruhi oleh perubahan hormonal yang dialami saat hamil.
Seperti yang Moms ketahui, kehamilan menyebabkan banyak perubahan pada tubuh wanita termasuk dapat meningkatkan risiko terkena infeksi saluran kemih (ISK).
Beberapa penyebab ISK pada ibu hamil yang mungkin terjadi meliputi:
1. Perubahan Hormonal
Perubahan hormonal dan mekanis dapat meningkatkan aliran urine tidak lancar (stasis urine) dan aliran urine kembali dari kandung kemih ke ureter (refluks vesiko ureter).
Tingkat hormon progesteron yang lebih tinggi selama hamil dapat menurunkan otot ureter, yang akhirnya mengakibatkan pelebaran rahim dan melambatkan aliran urine.
Adanya perubahan ini, ditambah dengan kondisi uretra wanita yang pendek (sekitar 3-4 cm) makin meningkatkan risiko ISK pada ibu hamil.
Selai itu, faktor lainnya juga diduga karena higienitas organ intim karena perut ibu hamil yang buncit, menjadikan ISK pada ibu hamil sebagai infeksi bakteri yang paling umum terjadi.
Peningkatan progesteron juga menyebabkan otot-otot yang melapisi uretra pembuat urine menjadi rileks sehingga memungkinkan bakteri naik ke kandung kemih.
2. Tekanan pada Kandung Kemih
Infeksi saluran kemih sering terjadi saat masa kehamilan karena janin yang tumbuh memberikan tekanan pada kandung kemih.
Kemudian, kondisi ini bisa membuat bakteri terjebak dan akhirnya berkembang biak yang mengakibatkan peradangan.
3. Aktivitas Seksual
Penyebab lain dari ISK pada ibu hamil adalah karena aktivitas seksual.Seks selama kehamilan itu sehat (kecuali jika dokter tidak menyarankannya).
Akan tetapi ada sisi negatifnya juga, yaitu berpotensi menyebabkan ISK pada ibu hamil.
Hal ini karena bakteri di dekat vagina (termasuk E. coli) dapat terdorong ke dalam uretra selama berhubungan.
Jari, penis pasangan kita, atau alat seks lain dapat memindahkan bakteri di dekat vagina ke dalam uretra kita.
Oleh karena itu, penting untuk buang air kecil sebelum dan sesudah berhubungan seks untuk memindahkan bakteri itu keluar.
Membilas organ intim tersebut di kamar mandi setelahnya juga dapat membantu mencegah ISK.
4. Streptokokus grup B
Selain karena gangguan kesehatan, adapun penyebab ISK pada ibu hamil karena faktor bawaan, Moms.
Beberapa wanita memiliki bakteri ini yang hidup di usus besar dan vagina mereka.
Ini dapat menyebabkan ISK dan ibu hamil dapat menularkannya ke bayi mereka yang baru lahir.
Dokter akan melakukan tes khusus sekitar minggu ke 36 hingga 37 kehamilan.
Jika hasilnya positif memiliki bakteri strep grup B, dokter akan memberi ibu hamil antibiotik IV selama persalinan.
Bahaya ISK pada Ibu Hamil

Meskipun ISK kerap terjadi pada ibu hamil, sebaiknya jangan anggap sepele kondisi ini.
ISK yang tidak segera ditangani dapat berkembang menjadi infeksi ginjal.
Jika terjadi infeksi pada saluran kemih saat kehamilan, segera kunjungi dokter kandungan dan lakukan diagnosis yang tepat.
Biasanya pengobatan memakai antibiotik yang akan diresepkan.
Adapun perlu diketahui bahaya dari ISK pada ibu hamil antara lain:
1. Infeksi Ginjal
Bakteriuria atau bakteri dalam urine yang tidak diobati selama kehamilan dapat meningkatkan berbagai risiko bagi janin dan ibu, termasuk pielonefriti.
Melansir National Institutes of Diabetes and Disgestive and Kidney Diseases, ini adalah infeksi yang menyerang ginjal dan dapat menyebabkan kerusakan pada ginjal bahkan parahnya mengakibatkan gagal ginjal.
2. Kelahiran Prematur

Tak hanya itu, bahaya dari ISK pada ibu hamil juga berdampak pada kesehatan janin.
Bahkan dari beberapa ibu hamil yang merasakannya, ada yang tak mengalami nyeri atau gejala sedikit pun.
Bakteriuria asimtomatik adalah kondisi adanya sejumlah bakteri pada spesimen urine yang diperoleh dari individu yang tidak menunjukkan gejala infeksi saluran kemih (ISK).
Ini bisa juga menyebabkan kelahiran prematur, berat badan lahir rendah, dan peningkatan kematian sebelum lahir.
3. Risiko ISK Akut
Sistem kekebalan tubuh ibu hamil biasanya lebih rentan.
"Perubahan ini meningkatkan risiko komplikasi infeksi serius dari infeksi saluran kemih yang bergejala dan tidak bergejala, bahkan pada wanita hamil yang sehat," jelas dr. Ima Nastiti Setyaningsih, Dokter Spesialis Bedah Urologi RS Pondok Indah – Bintaro Jaya.
ISK pada ibu hamil yang tidak diobati juga bisa menjadi faktor risiko sistitis atau ISK akut sebesar 40%.
Menurut dr. Ima, berbagai bahaya akibat ISK pada ibu hamil ini biasanya terjadi pada awal kehamilan.
Faktor risiko meliputi seseorang dengan rriwayat ISK sebelumnya, diabetes yang sudah ada sebelumnya, meningkatnya jumlah kelahiran bayi hidup (paritas) sebelumnya, dan status sosial ekonomi rendah.
Baca Juga: Infeksi Saluran Kemih pada Anak: Penyebab, Gejala, Cara Mengatasi
Cara Mengatasi ISK pada Ibu Hamil

Moms berpikir mungkin menderita ISK? Cara untuk mendiagnosisnya, baik selama kehamilan atau tidak, adalah kultur urine.
Kultur urine adalah upaya pengamatan apakah ada bakteri di dalam urine Moms masing-masing.
Nantinya, dokter akan meminta sampel, di mana Moms buang air kecil ke dalam cangkir untuk diteliti lebih lanjut.
Meskipun secara umum diobati dengan antibiotik, ada juga banyak pengobatan rumahan yang tersedia yang membantu mengobatinya dan mencegahnya kambuh kembali.
Beberapa cara yang bisa Moms lakukan dalam cara mengatasi ISK pada ibu haml adalah sebagai berikut.
1. Minum Banyak Cairan
Status hidrasi tubuh telah dikaitkan dengan risiko infeksi saluran kemih.
Menurut studi di European Journal of Clinical Nutrition, buang air kecil secara teratur dapat membantu mengeluarkan bakteri dari saluran kemih untuk mencegah infeksi.
Keluaran urine yang rendah dikaitkan dengan peningkatan risiko terkerna infeksi saluran kemih.
Asupan cairan yang rendah dan jarang buang air kecil juga berkaitan dengan ISK berulang.
Untuk tetap terhidrasi dan memenuhi kebutuhan cairan ibu hamil, yang terbaik adalah minum air sepanjang hari, bukan hanya saat haus.
2. Tidak Menunda Buang Air Kecil
Untuk mengatasi ISK pada ibu hamil, penting untuk tidak menunda buang air kecil ketika sudah terasa ingin.
Menunda buang air kecil bisa membuat bakteri berkembang lebih cepat di saluran kemih dan memperparah infeksi.
Dengan rutin dan segera buang air kecil, bakteri dapat lebih mudah keluar bersama urine sehingga membantu mencegah serta mengurangi risiko ISK selama kehamilan.
3. Konsumsi Probiotik
Probiotik mendukung flora tubuh manusia yang digunakan sebagai pertahanan tubuh.
Probiotik mendukung keseimbangan bakteri yang sehat di usus (menjaganya bebas dari bakteri berbahaya).
Makanan fermentasi seperti kimchi, yoghurt probiotik, dan keju mentah adalah beberapa makanan probiotik yang paling sehat.
Ibu hamil yang mengonsumsi makanan tersebut dapat membantu memulihkan kandungan bakteri tubuh mereka tanpa menyebabkan penyakit apa pun.
Baca Juga: 8 Manfaat Probiotik Bagi Tubuh dan Sumber Makanan Terbaiknya
4. Tingkatkan Asupan Vitamin C
Dengan meningkatkan asupan vitamin C, Moms dapat mengurangi kemungkinan E. coli dan mencegah infeksi saluran kemih.
Vitamin C dipercaya dapat meningkatkan tingkat keasaman urine, yang membunuh bakteri penyebab infeksi. Ini juga memperkuat sistem kekebalan tubuh.
Moms bisa makan buah dan sayuran yang kaya vitamin C. Paprika merah, jeruk, dan kiwi merupakan sumber vitamin C yang baik.
Sertakan dalam menu makanan kita setelah berkonsultasi dengan dokter dan ahli gizi, ya.
5. Minum Antibiotik
Jika infeksi telah mencapai ginjal kita, dokter mungkin menyarankan untuk tinggal di rumah sakit, di mana kita dapat menerima antibiotik IV.
Adapun dokter akan memberikan antibiotik yang aman untuk kehamilan selama 7 hingga 14 hari untuk membasmi semua bakteri.
Antibiotik minum (berupa tablet, kapsul) adalah pengobatan pilihan untuk bakteriuria asimtomatik dan sistitis.
Pengobatan standar untuk pielonefritis adalah perawatan di rumah sakit dan antibiotik intravena melalui injeksi atau infus.
Profilaksis antibiotik diindikasikan dalam beberapa kasus.
"Pasien yang dirawat selama tiga atau lebih episode sistitis atau satu episode pielonefritis selama kehamilan harus dilanjutkan dengan antibiotik profilaksis harian, yaitu antibiotik yang diminum sebelum proses persalinan berlangsung, selama kehamilan mereka," ungkap dr. Ima.
Cara Mencegah ISK pada Ibu Hamil

Pencegahan adalah tindakan yang paling tepat dibandingkan pengobatan.
Beberapa tips di bawah ini dapat membantu Moms untuk mencegah infeksi saluran kemih selama kehamilan.
Meskipun Moms mengalami infeksi saluran kemih, dapat mengikuti cara-cara berikut ini untuk mencegahnya agar tidak memburuk.
1. Tetap Terhidrasi dengan Baik
Usahakan minum cukup air setiap hari dalam mencegah terjadinya ISK pada ibu hamil.
Ini akan membantu mengeluarkan bakteri dari uretra lho, Moms.
2. Kenakan Pakaian yang Longgar
Kenakan pakaian yang ringan dan longgar serta pakaian dalam untuk memungkinkan udara lewat dan menjaga uretra tetap kering.
Selain itu, seka vagina Moms dari depan ke belakang setelah buang air besar atau kecil untuk memastikan bakteri tidak masuk ke uretra.
3. Kenakan Pakaian dalam Berbahan Katun
Memakai pakaian berbahan katun juga menjadi upaya pencegahan ISK pada ibu hamil, lho.
Ini akan membantu menjaga area vagina untuk tetap kering, karena bakteri berkembang biak dalam kelembapan.
Sesekali, Moms juga bisa tidak menggunakan celana dalam saat tidur untuk membiarkan adanya pertukaran udara.
4. Mengonsumsi Makanan Sehat
Makan makanan yang sehat dan jalani gaya hidup sehat juga menjadi salah satu cara untuk mencegah ISK pada ibu hamil.
Konsultasikan dengan dokter dan tanyakan apa yang bisa Moms makan selama kehamilan.
Hindari makan makanan tidak sehat dengan cara apa pun ya Moms.
5. Hindari Menggunakan Produk Kebersihan Feminin
Perhatikan juga perlengkapan yang kita pakai di bagian organ intim, Moms.
Jangan gunakan produk, bedak, atau douche berpewangi karena dapat mengiritasi area yang sudah rentan dan memperburuk kondisi, termasuk bagian kelamin kita. Jadi, dihindari ya, Moms.
6. Hindari Menggunakan Spermisida
Moms, gunakan kondom berpelumas yang tidak memiliki kandungan spermisida.
Adapun penyebab ISK pada ibu hamill, di antaranya ialah aktif secara seksual. Jadi jika Moms berhubungan seks dengan suami nantinya, berhati-hati ya.
7. Gunakan Pelumas
Jangan lupa untuk memakai pelumas guna mencegah terjadinya infeksi.
Gunakan pelumas saat berhubungan seks dengan pasangan Moms ketika hamil adalah upaya pencegahan selanjutnya.
Karena gesekan berlebih saat berhubungan seks dapat menyebabkan trauma pada bagian uretra dan meningkatkan risiko ISK pada ibu hamil.
8. Obati Infeksi Vagina
Obati infeksi vagina secara efektif karena infeksi vagina yang terjadi bersamaan sering kali memicu infeksi saluran kemih.
Jadi, jika Moms mengalami infeksi vagina, lakukan perawatan tepat waktu dan turunkan kemungkinan kita terkena ISK.
9. Sering Buang Air Kecil
Moms mungkin merasa seperti ingin buang air kecil saat hamil setiap 5 menit, tetapi penting untuk tidak menahan kencing ya Moms.
Segera setelah Moms merasa ingin untuk pergi buang air kecil, jangan ditunda.
Pastikan untuk mengeluarkan urine kita sepenuhnya juga. Sebelum tidur di malam hari, kosongkan kandung kemih kita lagi.
10. Praktikkan Kebersihan yang Baik
Menjaga kesehatan organ intim dengan sangat bersih juga perlu diterapkan ya, Moms.
Hal ini untuk mencegah iritasi, salah satunya dengan membilas bagian luar vagina setiap kali mandi.
Sebaiknya Moms juga membersihkan area tersebut dan mengosongkan kandung kemih kita sebelum dan sesudah berhubungan seks ya.
Kapan Harus ke Dokter?

Jika Moms mulai merasakan gejala ISK yang tak kunjung membaik meski sudah minum banyak air atau beristirahat, sebaiknya segera konsultasikan ke dokter.
Deteksi dan penanganan dini sangat penting untuk mencegah infeksi berkembang lebih serius, apalagi selama kehamilan.
Berikut ini adalah gejala yang menjadi tanda bahwa Moms perlu segera mendapatkan pemeriksaan medis:
- Gejala tidak membaik dalam 1–2 hari
- Demam atau menggigil
- Nyeri di punggung bagian bawah atau pinggang
- Urine tampak berdarah atau berwarna gelap
- Merasa sangat lemas atau tidak nyaman
- Sering buang air kecil tapi terasa nyeri dan tidak tuntas
Moms, jangan tunda ke dokter bila mengalami tanda-tanda di atas, ya. Penanganan yang cepat bisa membantu menjaga kesehatan Moms dan si kecil dalam kandungan.
Jadi, sebaiknya ketika Moms mengalami gejala di atas, segera periksakan diri ke dokter agar mendapatkan penanganan yang tepat.
- https://www.aafp.org/afp/2000/0201/p713.html
- https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK537047/
- https://www.niddk.nih.gov/health-information/urologic-diseases/kidney-infection-pyelonephritis/symptoms-causes
- https://www.acog.org/~/media/For%20Patients/faq050.pdf/
- https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/14681714/
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2025 Orami. All rights reserved.