13 August 2025

5 Penyebab Hiperlaktasi saat Menyusui dan Cara Mengatasinya

Pernah mendengar istilah block feeding, Moms?

Intinya nih, Moms

  • Hiperlaktasi adalah kondisi produksi ASI berlebihan.
  • Penyebabnya bisa karena hormon, genetik, stres, atau menyusui terlalu sering.
  • Bayi jadi tidak nyaman, Moms bisa alami nyeri dan bengkak.
  • Atasi dengan block feeding, full drainage, dan posisi menyusui yang tepat.
  • Cek kondisi bayi, bisa jadi ada masalah seperti refluks atau ikatan lidah.

Moms, pernah mendengar kata hiperlaktasi? Ini adalah kondisi ketika ibu menyusui menghasilkan ASI lebih banyak dari yang dibutuhkan bayinya.

Meskipun terlihat seperti hal yang positif, produksi ASI yang terlalu banyak justru bisa menimbulkan berbagai masalah, baik bagi ibu maupun bayi.

Bayi mungkin mengalami kesulitan menyusu dengan nyaman, sedangkan ibu bisa merasakan nyeri payudara, bengkak, hingga risiko mastitis.

Yuk, Moms simak penyebab dan cara mengatasi hiperlaktasi.

Baca Juga: Jenis Vitamin untuk Ibu Menyusui dan Rekomendasi Produknya!

Penyebab Hiperlaktasi

Moms, ada banyak penyebab hiperlaktasi dan biasanya, cara mengatasi kondisi ini harus disesuaikan dengan penyebabnya.

Berikut penyebab hiperlaktasi yang sebaiknya Moms periksakan ke dokter terlebih dahulu, ya!

1. Ketidakseimbangan Hormon

Proses Menyusui Bayi
Foto: Proses Menyusui Bayi (Freepik.com/freepik)

Mengutip dari Global Breastfeeding Clinic, penyebab hiperlaktasi bisa karena ketidakseimbangan hormon.

Prolaktin yang berlebihan (hiperprolaktinemia) bisa menyebabkan produksi ASI yang sangat tinggi karena hormon ini merangsang kelenjar payudara untuk memproduksi susu.

Ketidakseimbangan estrogen dan progesteron pascapersalinan bisa memicu hiperlaktasi, terutama jika penurunan estrogen setelah melahirkan terlalu cepat sehingga prolaktin bekerja berlebihan.

2. Faktor Genetik atau Bawaan

Dari artikel jurnal International Breastfeeding Journal, kondisi ini juga bisa disebabkan oleh faktor genetik atau bawaan.

Beberapa ibu memiliki predisposisi genetik yang membuat mereka secara alami memproduksi ASI dalam jumlah besar.

3. Cara Menyusui yang Kurang Tepat

Mengutip dari Mayo Clinic, hiperlaktasi bisa karena cara menyusui yang kurang tepat, lho Moms,

Terlalu sering menyusui atau memompa bisa membuat tubuh memproduksi ASI lebih banyak dari yang dibutuhkan.

Ini terjadi karena setiap kali payudara kosong, tubuh mengira bayi butuh lebih banyak susu, sehingga produksi ASI pun meningkat.

Menyusui dengan jadwal yang terlalu kaku, bukan saat bayi lapar, bisa mengganggu keseimbangan alami tubuh.

Akibatnya, tubuh bisa memproduksi ASI lebih banyak dari yang sebenarnya dibutuhkan.

4. Faktor Emosional dan Stres

Dari artikel Save Babies, meskipun stres berlebih sering menghambat oksitosin (hormon pengeluaran ASI), ketidakseimbangan hormon akibat kondisi emosional juga dapat berkontribusi pada gangguan produksi ASI, lho Moms.

Baca Juga: Ibu Tetap Menyusui saat Hamil, Apakah Aman atau Berisiko?

Cara Mengatasi Hiperlaktasi

Biasanya, hiperlaktasi disebabkan oleh beberapa faktor, seperti:

  • Terlalu banyak hormon perangsang ASI
  • Genetika
  • Kebiasaan menyusui lainnya seperti terlalu sering memerah ASI.

Lantas, bagaimana cara mengatasi hiperlaktasi?

1. Teknik Block Feeding

Mengatasi Hiperlaktasi
Foto: Mengatasi Hiperlaktasi (Thebump.com)

Berdasarkan International Breastfeeding Journal, block feeding adalah salah satu teknik mengatasi hiperlaktasi.

Block feeding artinya hanya memberikan satu payudara saja setiap kali menyusui selama jangka waktu tertentu, misalnya 3 jam.

Setelah itu, baru berganti ke payudara sebelahnya untuk 3 jam berikutnya.

Cara ini membuat ASI menumpuk di payudara yang tidak digunakan, lalu memberi sinyal alami ke tubuh untuk mengurangi produksi ASI di sisi tersebut.

Dengan begitu, jumlah ASI bisa berangsur-angsur kembali normal sesuai kebutuhan bayi.

Jika pasokan ASI normal, mempraktikkan teknik ini hanya akan menambah masalah baru. Salah satunya adalah masalah kenaikan berat badan yang lambat.

2. Full Drainage

Masih mengutip dari International Breastfeeding Journal, cara mengatasi hiperlaktasi selanjutnya adalah full drainage.

Full drainage adalah cara mengosongkan payudara sepenuhnya dengan memompa ASI sampai habis, untuk mengeluarkan penumpukan susu yang sering disebut “danau susu” atau "lake milk"

Penumpukan ini bisa jadi penyebab tubuh terus memproduksi ASI terlalu banyak.

Dengan mengosongkan payudara secara menyeluruh, tubuh bisa mendapat sinyal untuk menyesuaikan produksi ASI ke jumlah yang lebih normal, tanpa memicu produksi berlebihan lagi.

3. Posisi Menyusui yang Tepat

Mengutip dari Save Babies, posisi menyusui yang tepat bisa menghindari kondisi hiperlaktasi.

Saat hiperlaktasi, posisikan bayi dengan posisi tegak atau member sedikit ruang.

Menyusui dengan posisi berbaring juga bisa membantu, karena gravitasi akan membantu mengurangi aliran ASI, dan memungkinkan bayi untuk mengontrol asupannya dengan lebih mudah.

Saat menyusui, bantu Si Kecil untuk menempel dengan benar dan lebih dalam. Hal ini dapat membantu mencegah atau mengurangi rasa sakit pada puting.

Saat hiperlaktasi, biasanya bayi hanya akan menyusui pada satu payudara karena merasa tidak nyaman. Bantuan dari Moms akan membuatnya lebih nyaman.

Baca Juga: Bolehkah Moms Menyusui saat Sakit? Simak Penjelasannya!

4. Pijat Payudara dan Kompres

Mengutip dari Medical News Today, pijat payudara secara lembut bisa menjadi salah satu cara mengatasi hiperlaktasi.

Nah, dengan teknik pijat melingkar dan kompres hangat sebelum menyusui dapat membantu melancarkan aliran ASI dan mencegah saluran tersumbat.

Kompres dingin setelah menyusui dapat mengurangi pembengkakan.

5. Responsive Feeding

Masih mengutip dari Medical News Today, kondisi ini bisa diatasi dengan responsive feeding.

Responsive feeding adalah menyusui bayi setiap kali mereka menunjukkan tanda-tanda lapar, tanpa menunggu jadwal tertentu.

Biarkan bayi menyusu di satu payudara selama mereka mau, lalu berikan payudara sebelahnya.

Saat menyusu, bayi bisa saja hanya mau satu sisi, dua sisi, atau bolak-balik beberapa kali semua itu adalah pola menyusu yang normal, jadi tidak perlu cemas, Moms.

6. Periksa Kondisi Bayi

Untuk mengatasi hiperlaktasi, pastikan Si Kecil juga tidak memiliki masalah kesehatan yang dapat memengaruhi kemampuannya untuk menyusui.

Seorang bayi dengan refluks, ikatan lidah, masalah pernapasan, masalah integrasi sensorik, mungkin akan mengalami kesulitan saat menyusui.

Dengan block feeding, selain membantu memberikan ASI pada bayi juga akan memberikan kenyamanan pada kedua sisi payudara Moms.

Teknik ini juga akan membantu untuk menghindari masalah lain seperti saluran ASI tersumbat atau mastitis.

Baca Juga: Payudara Tidak Membesar saat Hamil, Apakah Perlu Cemas?

Kelebihan atau kekurangan produksi ASI memang memberikan tantangan pada ibu baru. Tetap tenang dan jangan panik ya Moms.

  • https://pmc.ncbi.nlm.nih.gov/articles/PMC2075483/
  • https://www.savebabies.in/the-science-behind-hyperlactation-hormones-supply-and-demand/
  • https://www.medicalnewstoday.com/articles/hyperlactation#symptoms
  • https://www.globalbreastfeedingclinic.com/articles/hyperlactation

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2025 Orami. All rights reserved.