Polip Hidung pada Anak: Penyebab, Gejala, dan Cara Mengatasi
Polip hidung pada anak dapat menimbulkan rasa tidak nyaman, karena gejala seperti ingusan, hidung tersumbat, hingga gangguan penciuman sangatlah mengganggu.
Oleh karenanya, kondisi ini jangan sampai disepelekan, ya, Moms.
Sebab, jika dibiarkan tanpa penanganan polip hidung pada anak dapat semakin membesar dan menyebabkan berbagai komplikasi serius.
Apa Itu Polip Hidung pada Anak?

Polip hidung atau polip nasal adalah tumbuhnya jaringan lunak yang terjadi di saluran hidung atau sinus.
Umumnya, jaringan tersebut muncul pada bagian sinus menuju rongga hidung.
Melansir StatPearls Journal, jaringan atau benjolan biasanya tidak berbahaya, tidak terasa sakit, dan tidak berpotensi berkembang menjadi sel kanker.
Ukurannya pun bervariasi, mulai dari sekecil biji jagung hingga anggur.
Berbeda dengan polip di bagian tubuh lainnya yang bisa bersifat ganas, polip hidung umumnya bersifat jinak dan tidak secara langsung membahayakan kesehatan anak.
Namun, polip dengan ukuran yang lebih besar berpotensi menyumbat saluran pernapasan serta pembuangan lendir dari sinus.
Jika lendir menumpuk terlalu banyak di dalam sinus, pernapasan akan terganggu, kemampuan indera penciuman menurun, dan infeksi dapat terjadi.
Gejala Polip Hidung pada Anak

Anak yang mengalami polip cenderung menderita inflamasi atau peradangan kronis pada saluran pernapasan dan sinusnya (sinusitis kronis).
Namun, bukan berarti semua anak mengalami radang saluran pernapasan atau sinusitis kronis dipastikan memiliki polip.
Polip hidup pada anak yang muncul dapat berupa satu atau beberapa benjolan.
Benjolan pada hidung berpotensi menyumbat saluran pernapasan dan sinus.
Beberapa anak tidak merasakan tanda-tanda dan gejala apapun.
Namun, terdapat pula gejala-gejala umum polip hidung pada anak yang mungkin muncul:
- Hidung berair atau berlendir
- Hidung terus-menerus terasa penuh atau tersumbat
- Kesulitan bernapas akibat hidung tersumbat
- Gangguan tidur
- Berkurang atau hilangnya indera penciuman
- Post-nasal drip (cairan hidung terasa mengalir ke tenggorokan)
- Rasa tertekan atau sakit pada kening dan wajah
- Sakit kepala
- Rasa gatal di sekitar mata
- Mendengkur
- Sering mimisan
- Nyeri di gigi bagian atas
Kemungkinan ada tanda-tanda dan gejala polip hidung pada anak yang tidak disebutkan di atas.
Jika Moms memiliki kekhawatiran akan munculnya sebuah gejala tertentu pada Si Kecil, konsultasikanlah dengan dokter spesialis telinga hidung tenggorok bedah kepala dan leher.
Penyebab Polip Hidung pada Anak

Menurut dr. Dwi Wahyu Manunggal, Sp. T.H.T.B.K.L Dokter Spesialis Telinga Hidung Tenggorok Bedah Kepala dan Leher RS Pondok Indah – Puri Indah, "Hingga saat ini, penyebab pasti dari penyakit polip hidung pada anak masih belum diketahui oleh para ahli, karena kejadian polip hidung pada anak juga termasuk jarang, apalagi pada anak berusia di bawah 10 tahun."
Para ahli meyakini bahwa peradangan dan pembengkakan kronis pada selaput lendir hidung dan sinus dapat menyebabkan pertumbuhan jaringan yang berlebihan dan penumpukan cairan lendir di rongga hidung dan sinus yang selanjutnya membentuk polip.
Selain itu, para ahli juga menyebutkan bahwa pemicu munculnya polip hidung diakibatkan oleh berbagai macam faktor masalah kesehatan lain, seperti:
1. Asma
Asma adalah jenis penyakit kronis pada saluran pernapasan yang timbul karena terjadinya peradangan dan penyempitan saluran napas yang bisa menyebabkan sesak atau sulit bernapas.
"Asma dapat dialami oleh siapa saja baik remaja, dewasa atau bahkan pada anak-anak.
Pada populasi umum, terdapat 20-70% dari kasus polip hidung menderita asma, dan kebanyakan merupakan asma yang berat," jelas dr. Dwi.
2. Fibrosis Kistik
Penyakit genetik ini menyebabkan lendir di paru-paru (dan organ lain dalam tubuh) menjadi terlalu kental, menyebabkan infeksi kronis dan kesulitan bernapas.
Kebanyakan kasus nasal polip pada anak umumnya merupakan gejala dari penyakit fibrosis kistik.
Maka itu, fibrosis kistik adalah hal pertama yang perlu dievaluasi pada kasus polip hidung pada anak.
Diagnosis banding penyakit sistemik lain pada kasus polip hidung anak adalah diskinesia silia primer.
Sebagian besar kasus fibrosis kistik didiagnosis pada anak usia 2 tahun, dan biasanya polip hidung akan muncul mulai usia 5 tahun.
3. Rinosinusitis Kronis
Dalam studi dari European Position Paper on Rhinosinusitis and Nasal Polyps (EPOS) 2020, rinosinusitis kronis adalah kondisi di mana rongga di sekitar muara sinus terus-terusan meradang dan membengkak selama setidaknya 12 minggu, sehingga mengakibatkan gejala hidung tersumbat, hidung meler (baik ke arah depan atau belakang rongga hidung), dengan atau tanpa batuk.
Rinosinusitis kronis kemudian melalui proses inflamasi tipe 2, sejumlah respon imun yang melibatkan sel-sel inflamasi lain, dan remodelling jaringan yang mengakibatkan adanya pertumbuhan jaringan polip pada hidung.
Pada kebanyakan kasus Rinosinusitis kronis anak juga ditemukan koloni bakteri pada swab dinding rongga hidung.
4. Rhinitis Alergi
Menurut dr. Dwi, rinitis alergi dan polip hidung memiliki hubungan yang cukup erat.
"Peradangan kronis akibat rinitis alergi dapat menyebabkan perubahan pada lapisan rongga hidung, termasuk pembengkakan dan pertumbuhan jaringan yang berlebihan.
Hal ini dapat mengakibatkan terbentuknya polip hidung."
5. Kondisi Kesehatan Lain
Selain penyakit di atas, polip hidung pada anak juga memiliki kaitan dengan sejumlah penyakit berikut:
- Sensitivitas terhadap aspirin
- Infeksi akut dan kronis
- Sesuatu yang tersangkut di hidung
- Sindrom Churg-Strauss
- Sinusitis alergi jamur
- Faktor genetik
Baca Juga: 15 Cara Mengatasi Hidung Tersumbat pada Anak, Ampuh!
Cara Mengatasi Polip Hidung pada Anak

Polip hidung pada anak sulit untuk dihilangkan secara permanen, tapi biasanya cukup diatasi dengan obat untuk mengurangi peradangan dan ukurannya.
Setelah anak didiagnosis menderita polip hidung, berikut langkah-langkah pengobatan yang dapat dilakukan:
1. Terapi Pengobatan
Terdapat beberapa jenis obat-obatan yang dapat mengurangi peradangan dan ukuran polip.
Dokter dapat menganjurkan untuk melakukan irigasi hidung menggunakan cairan saline dan semprot hidung steroid sebagai terapi lini pertama untuk mengatasi polip hidung pada anak.
Semprot hidung steroid ini mampu meredakan gejala pada hidung, mengecilkan benjolan ukuran polip, serta mengurangi risiko kekambuhan polip pasca operasi.
Beberapa contoh obat steroid hidung yang digunakan, yaitu flutikason dan mometasone.
Pada beberapa kasus eksaserbasi akut, dokter juga akan memberikan steroid oral dan antibiotik.
Penggunaan obat-obatan ini harus dalam pengawasan dokter karena bisa dapat menimbulkan efek samping, seperti retensi cairan atau meningkatnya tekanan di mata.
2. Operasi
Jika gejala polip hidung pada anak tidak juga membaik setelah dilakukan terapi pengobatan, dokter mungkin akan menyarankan operasi untuk menghilangkan polip sepenuhnya.
Jenis operasi disesuaikan dengan ukuran polip yang anak derita, antara lain:
- Operasi polipektomi dilakukan dengan alat pengisap kecil (microdebrider) yang dapat memotong dan menghilangkan jaringan lunak.
- Operasi sinus endoskopi dilakukan jika polip telah berukuran lebih besar. Dalam operasi ini dokter akan memasukkan endoskopi ke dalam lubang hidung untuk membersihkan jaringan polip dan melebarkan muara sinus untuk melancarkan ventilasi serta membuang lendir.
Kemungkinan Komplikasi Polip Hidung pada Anak yang Tak Diobati

Polip hidung pada anak yang tidak diobati berisiko menyebabkan beberapa komplikasi yang dapat mempengaruhi kesehatan dan kualitas hidup mereka.
Berikut ini beberapa kemungkinan komplikasi polip hidung pada anak yang mungkin terjadi:
1. Sinusitis Berulang
Polip dapat menyebabkan penyumbatan pada saluran sinus, yang menghambat proses pembuangan normal lendir.
Akibatnya, hal ini dapat menciptakan lingkungan yang ideal untuk pertumbuhan bakteri, menyebabkan infeksi sinus yang berulang.
Infeksi yang berkepanjangan ini dapat menyebabkan rasa sakit, tekanan pada sinus, dan demam.
2. Gangguan Pernapasan
Polip yang membesar dapat menghalangi saluran hidung, membuat anak sulit untuk bernapas dengan normal melalui hidung.
Hal ini bisa berdampak pada tidur, aktivitas fisik, dan perkembangan dada yang normal.
Bahkan dapat berdampak pada gangguan bicara atau pertumbuhan wajah akibat bernapas melalui mulut.
3. Gangguan Tidur
Kesulitan bernapas selama tidur karena polip hidung bisa menyebabkan gangguan tidur seperti mendengkur atau sleep apnea pada anak-anak.
Gangguan tidur ini tidak hanya mengganggu kualitas tidur tetapi juga dapat mempengaruhi kinerja anak di sekolah dan tingkat energi sehari-hari.
4. Masalah Pendengaran dan Teliga
Polip dapat menyebabkan penumpukan tekanan dan cairan di telinga tengah, yang berpotensi menyebabkan infeksi telinga berulang dan bahkan gangguan pendengaran jika tidak ditangani.
5. Penurunan atau Hilangnya Indera Penciuman dan Rasa
Polip yang besar dapat mengganggu kemampuan anak untuk menghirup, yang secara langsung juga mempengaruhi rasa makanan.
Hal ini bisa berdampak pada nafsu makan dan nutrisi anak.
6. Komplikasi Asma
Pada anak-anak dengan asma, polip hidung yang tidak diobati dapat memperburuk gejala asma karena peradangan dan penyumbatan yang bertambah pada saluran pernapasan.
Baca Juga: Penyebab Keluar Cairan Bening dari Hidung saat Menunduk
Bagaimana Membedakan Tanda dan Gejala antara Polip Hidung dengan Hipertrofi Adenoid pada Anak?
Menurut dr. Dwi, polip hidung umumnya muncul di atas usia 10 tahun, sedangkan hipertrofi adenoid (pembesaran adenoid atau jaringan limfoid di belakang tenggorokan) dapat muncul mulai usia 1 – 7 tahun.
"Lokasi keduanya juga berbeda, polip hidung berada dalam rongga hidung bagian tengah sedangkan lokasi adenoid berada di belakang hidung (antara hidung dan tenggorok)," tambahnya.
Keduanya dapat menimbulkan gejala hidung tersumbat, hidung meler, mendengkur, dan suara sengau.
Penurunan penciuman jauh lebih sering ditemukan pada polip hidung. Pada kasus hipertrofi adenoid dapat terlihat postur wajah adenoid.
Jadi, jika ada anak usia kurang dari 7 tahun dengan keluhan napas lewat mulut, mendengkur, dan terdapat infeksi telinga berulang maka dapat dicurigai hipertrofi adenoid.
Jika anak yang lebih besar dengan keluhan pilek kronis, hilang penciuman, dan sumbatan tanpa infeksi, maka dapat dicurigai sebagai polip hidung.
Namun untuk memastikan diagnosis keduanya dapat dilakukan pemeriksaan nasoendoskopi oleh dokter spesialis telinga hidung tenggorok bedah kepala dan leher.
"Polip hidung akan terlihat sebagai benjolan berwarna keabuan di rongga hidung bagian depan atau tengah, sedangkan hipertrofi adenoid akan terlihat benjolan berwarna merah muda yang berada di hidung bagian belakang," jelas dr. Dwi.
Baca Juga: 7 Penyebab Hidung Bengkak, Berikut Cara Mengatasinya
Itu dia Moms penjelasan mengenai polip hidung pada anak.
Jika Si Kecil memiliki kondisi dan gejala yang sama, sebaiknya periksakan langsung polip hidung pada anak ke dokter spesialis THT, ya!
- https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK560746/
- https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/7401851/
- https://www.verywellhealth.com/nasal-polyps-in-children-5206534#citation-3
- https://www.nhlbi.nih.gov/health-topics/asthma
- https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/nasal-polyps/symptoms-causes/syc-20351888
- https://www.healthline.com/health/nasal-polyps
- https://www.mayoclinichealthsystem.org/hometown-health/speaking-of-health/nasal-polyps-pack-a-punch
- https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/15250-nasal-polyps
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2025 Orami. All rights reserved.