Keputihan Seperti Ampas Tahu, Normal atau Berbahaya?
Keputihan seperti ampas tahu bisa dialami oleh wanita dari remaja hingga dewasa.
Meski keputihan umumnya normal dan bagian dari siklus reproduksi, perubahan pada warna, tekstur, atau bau keputihan dapat menandakan masalah kesehatan.
Jika keputihan bertekstur seperti ampas tahu, hal ini bisa menjadi tanda infeksi yang perlu segera ditangani.
Untuk itu, simak penjelasannya hingga akhir, ya Moms!
Apakah Keputihan Seperti Ampas Tahu Membahayakan?

Pada sebuah studi di Singapore Medical Journal, dijelaskan bahwa keputihan yang menggumpal dan kental seperti ampas tahu bisa menunjukkan masalah kesehatan di area kewanitaan.
Masalah ini bisa berupa terjadinya infeksi jamur, yakni jamur jenis Candida atau Candida albicans.
Jamur ini umumnya hidup dalam tubuh manusia dan paling sering dijumpai di area kulit yang lembap seperti area vagina, mulut, hingga saluran usus.
Keputihan seperti ampas tahu tidaklah berbahaya jika tidak menimbulkan bau tak sedap hingga rasa gatal serta rasa nyeri di area vagina.
Jika Moms mengalami ketiga hal tersebut, biasanya jamur dan bakteri yang ada di area vagina terbilang cukup banyak dan berkembang biak dengan cepat.
Tentu saja hal ini bisa menyebabkan rasa kurang nyaman dan berisiko membahayakan kesehatan di area sekitar vagina.
Sebab, ketika keputihan seperti ampas tahu ini tidak segera diobati dan dibiarkan begitu saja, berisiko menyebabkan infeksi radang panggul.
"Sejauh ini, memang belum ada studi yang menyatakan bahwa terjadinya infeksi jamur candida berhubungan dengan peningkatan risiko kanker serviks. Namun, keputihan berkepanjangan dapat menjadi tanda dan gejala adanya kanker serviks," jelas dr. Agriana Puspitasari, Sp. O. G, Dokter Spesialis Obstetri dan Ginekologi — RS Pondok Indah – Bintaro Jaya.
Penyebab Keputihan Seperti Ampas Tahu

Salah satu pemicu terjadinya keputihan seperti ampas tahu adalah karena adanya jamur Candida di area vagina.
Tidak hanya jamur candida saja yang bisa menyebabkan terjadinya keputihan seperti ampas tahu, ada beberapa jamur dan bakteri yang juga bisa menjadi pemicunya, antara lain:
1. Bakteri Vaginosis
Penyebab lain dari keputihan seperti ampas tahu adalah karena adanya bakteri vaginosis di dalam vagina.
Bakteri ini bisa menyebabkan keputihan yang berbau amis, terutama setelah berhunungan seks.
2. Trikomoniasis
Trikomoniasis merupakan infeksi kelamin yang ditularkan melalui hubungan seksual karena parasit kecil.
Jika sudah berada dalam kondisi yang parah, trikomoaniasis akan menyebabkan warna keputihan menjadi kuning kehijauan dan membuat vagina terasa sangat gatal.
3. Herpes Genital
Herpes genital adalah penyakit menular seksual yang disebarkan oleh virus herpes simpleks.
Penyakit ini bisa menyerang pria hingga wanita.
Pada wanita, herpes genital dapat menyebabkan keputihan seperti ampas tahu dengan aroma bau yang menyengat.
4. Klamidia
Berikutnya ada klamida yang termasuk penyakit menular yang disebabkan oleh bakteri bernama Chlamydia trachomatis.
Bakteri ini bisa menginfeksi leher rahim dan saluran kencing.
Ciri dari klamidia adalah keputihan seperti ampas tahu yang berwarna kekuningan dengan aroma bau busuk.
5. Gonore
Penyebab terakhir dari keputihan seperti ampas tahu adalah karena gonore.
Gonore adalah salah satu penyakit menular seksual yang kerap terjadi pada area tubuh yang hangat dan lembap seperti bagian alat kelamin.
Gonore bisa menular melalui hubungan intim.
Orang yang suka bergonta-ganti pasangan akan rentan terkena gonore.
Pada wanita, gonore bisa menyebabkan keputihan seperti ampas tahu.
6. Penyebab Lainnya
Penyebab lainnya dari keputihan seperti ampas tahu adalah:
- Tidak menjaga kebersihan vagina
- Sering menggunakan celana yang ketat dan berlapis sehingga area vagina menjadi cepat lembap
- Obesitas
- Kehamilan
- Diabetes
Cara Mengatasi Keputihan Seperti Ampas Tahu

Saat mengalami keputihan seperti ampas tahu, Moms tidak perlu panik.
Jika baru mengetahuinya, Moms bisa langsung mencegahnya supaya tidak semakin parah dengan beberapa cara berikut:
- Selalu membasuh dan mengelap vagina hingga kering setelah buang air besar dan buang air kecil
- Setelah buang air besar, usahakan membasuh dari arah depan ke belakang supaya bakteri dari anus tidak terbawa ke vagina
- Gunakan celana dalam yang longgar dan mudah menyerap keringat seperti bahan katun yang tipis
- Saat sedang haid, usahakan ganti pembalut selama 3 jam sekali
- Hindari penggunaan pantyliner
- Hindari penggunaan sabun kewanitaan atau daun sirih
- Jika ingin membersihkan vagina, lebih baik gunakan air hangat
- Selalu bersihkan bagina setelah berhubungan seksual
- Turunkan berat badan hingga ideal
- Konsumsi makanan dan minuman yang mengandung prebiotik untuk menunjang bakteri baik di dalam tubuh
- Perbanyak mengonsumsi sayur dan buah-buahan
- Minum air putih yang cukup setiap harinya yakni sebanyak 8 gelas
Moms bisa melakukan cara pencegahan di atas secara rutin sehingga kesehatan area vagina bisa terjaga dengan baik dan terhindari dari keputihan.
Kapan Harus ke Dokter?

Moms segera berkonsultasi dengan dokter jika keputihan bertekstur seperti ampas tahu disertai dengan gejala berikut:
- Gatal intens di area vagina
- Rasa terbakar saat buang air kecil
- Vagina mengeluarkan bau tidak sedap
- Nyeri panggul
Gejala-gejala ini dapat menandakan infeksi jamur atau kondisi kesehatan lain yang membutuhkan penanganan medis.
Jika keputihan berlangsung lebih dari beberapa hari atau semakin parah, penting untuk segera mendapatkan diagnosis dan perawatan yang tepat dari dokter spesialis obstetri dan ginekologi.
Itulah sekilas informasi mengenai keputihan seperti ampas tahu yang perlu Moms ketahui.
Semoga Moms bisa melakukan pencegahan agar keputihan tidak terjadi atau lakukan penanganan segera supaya keputihan yang dialami dapat teratasi dengan baik.
- https://www.medicalnewstoday.com/articles/322232
- https://www.nhs.uk/conditions/vaginal-discharge/
- https://www.healthline.com/health/vaginal-discharge
- https://my.clevelandclinic.org/health/symptoms/4719-vaginal-discharge
- https://kidshealth.org/en/teens/vdischarge2.html
- https://www.nationwidechildrens.org/conditions/vaginal-discharge
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2025 Orami. All rights reserved.